Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kios-Kios Indonesia: Mati Segan, Hidup Tak Mau

5 Maret 2014   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kios-kios Indonesia selalu bergelut dengan tuntutan pasar, keadaan keuangan dan minat pembeli. Keadaan dan tuntutan pasar nasional sering tidak menentu. Krisis moneter yang pernah melanda Indonesia tahun 1998-2000 pernah membuat Kios-Kios Indonesia hampir bangkrut. Tambahan pula Kios-Kios selalu berusaha secara sendiri dan tidak terorganisasi dengan baik. Akibatnya Kios-Kios sering kalah bersaing dengan pemodal besar atau menjadi bangkrut karena salah urus.....

Sherly Bui sedang bertugas di dalam Kios miliknya

Pada suatu siang di hari Selasa, 4 Maret 2014, hujan sedang deras turun ke bumi. Saya berada di Terminal Wekabu, sebuah terminal di bagian kota Atambua. Saya masuk ke dalam sebuah Kios di samping terminal Wekabu, Nenuk-NTT-Indonesia. Pemilik Kios ialah Sherly Bui, wanita blasteran Belu Selatan-Sulawesi itu menyambut saya dengan ramah-tamah. Dia sedang menjaga Kiosnya yang terletak di samping terminal Wekabu ditemani putera dan adiknya. Setelah saya memperkenalkan diri, saya segera bertanya hal yang perlu. Wanita itupun mengerti maksud saya ketika dia tahu bahwa saya berasal dari Media dan berprofesi sebagai pendidik di Atambua. Dengan lugas dia menjawab pertanyaan saya. "Apakah Kios anda laku setiap hari?" tanya saya. "Dahulu memang ya, bahkan kami pernah berhasil menjual hingga laku Rp 1.000.000 setiap hari. Namun sekarang menjadi sulit laku. Pernah hanya sekitar Rp 100 ribu sehari", kata Sherly Bui dengan tersenyum.

13939287551361074894
13939287551361074894
Kios milik Sherly Bui bertuliskan Telkomsel terlihat di antara Kios-Kios di samping Terminal Wekabu

Sherly memiliki usaha Kios yang menjual barang-barang kebutuhan seperti makanan siap saji, minuman, roti, gula-gula, pulsa, dll. Ia juga membuka warung makan dalam ruangan Kios berukuran sekitar 3x 5 itu. Selain barang-barang kebutuhan kecil, ia juga membuka semacam warung makanan siap saji. Dia mengungkapkan bahwa para pembelinya ialah para penumpang mobil yang singgah di Terminal Wekabu. Juga para pekerja, sopir, konjak dan ojek yang sering mangkal di Terminal penumpang tersebut. Mereka menjadi pelanggan tetap warung makan yang dia kelola bersama suaminya.  Selanjutnya Sherly Bui menuturkan bahwa ia bersama putra dan seorang suaminya yang bekerja sebagai pengawas proyek pemerintah Belu tinggal dalam Kios tersebut. Hal itu berarti bahwa selain sebagai tempat usaha, Kios itu juga merupakan tempat tinggal keluarga Sherly Bui.

13939512361805571068
13939512361805571068
Tampak berbagai minuman segar dalam lemari es

Sebagai pemilik Kios, Sherly Bui perlu berjuang untuk memenangkan persaingan di antara para pemilik Kios di Terminal Wekabu. Kios-Kios di Terminal itu memang saling bersaing untuk memperebutkan para pembeli. Menurut Sherly Bui, ada sekitar 20 buah Kios di Terminal Wekabu namun hanya 7 buah Kios yang beroperasi. Itu berarti 13 buah Kios telah bangkrut dan telah ditinggalkan pemiliknya. Para pembeli kebanyakan merupakan para penumpang yang datang dari berbagai desa dan berkumpul di Terminal Wekabu untuk menunggu Bus berikutnya. Sambil menunggu Bus berikutnya, mereka membutuhkan rokok, manisan, roti dan pulsa. Barang-barang inilah yang selalu laku di Kios Sherly Bui. Dalam Kios Sherly itu memang tampak berbagai barang dagangan yang dijual rapih. Ada juga sebuah lemari es berisi aneka minuman segar dan dingin.

Sayapun memesan sebuah Sprite. Sherly membuka lemari Es itu dan mengambil sebotol untukku. Sambil minum Sprite dingin, saya bertanya berbagai hal seputar aktivitas perdagangan dalam Kios kepada Sherly Bui. Tak berapa lama kemudian wawancara berhenti karena telah tampak seorang pembeli menunggu di depan Kiosnya. Sherly menemui pembeli itu.

1393951340870425027
1393951340870425027
Tampak seorang pembeli sedang membeli rokok

Pria itu menunjuk pada sebuah roti balok. "Berapa?' tanya pria itu. "Duaribu rupiah sebuah", kata Sherly. Ia lalu mengambil sebuah roti lalu memberikan kepada pria itu. Setelah membayar pria itupun berlalu. Tak berapa lama kemudian tampak juga seorang pembeli datang. Pembeli itu meminta untuk diisikan pulsa sebesar Rp 12.000. Sherly segera melayani pembeli itu. Selama saya mewawancari Sherly Bui, terlihat ada sekitar 6 orang pembeli yang membeli di Kios Sherly Bui. Salah seorang Pria tampak membeli rokok. Mereka ialah para pembeli yang sedang duduk di dalam Terminal Wekabu sebelum melanjutkan perjalanan dengan Bus berikutnya. Sambil menunggu Bus, mereka membutuhkan rokok, pulsa, minuman, roti, dll. Untuk memenuhi kebutuhan itu mereka mencarinya di Kios-Kios terdekat, salah satunya di Kios Sherly Bui yang letaknya di samping Terminal Wekabu.

1393951438412560837
1393951438412560837
Tampak seorang pembeli sedang membeli pulsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun