Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Gantikan Megawati Jadi Capres PDI-P

2 Februari 2014   22:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila mempelajari daftar tunggu Capres di PDIP, kita tiba pada kesimpulan bahwa akan sangat sulit bila Pak Jokowi menjadi Capres dari kubu PDIP. Sebagai Partai besar yang memiliki sejarah yang heroik dalam menentang kedigdayaan Partai Golkar dalam masa Orde Baru, PDIP masih akan memegang Megawati Soekarnoputri sebagai calon utama untuk Pilpres 2014. Bila bukan Megawati Soekarnoputeri yang akan maju dalam Capres, maka calon yang bisa diajukan PDIP ialah Puan Maharani. Kedua figur inilah yang saat ini ada dalam daftar Capres di Kartu Utama PDIP. Itu berarti Joko Widodo tidak ada dalam daftar bakal calon Presiden RI dari kubu PDIP dalam Pilpres 2014. Namun nama Joko Widodo sangat populer dalam Media-Media. Kalau kita melihat daftar tunggu Capres RI di tangan PDIP, terus terang Joko Widodo bukan bakal calon Presiden RI pilihan PDIP.  Ini jujur. Maka Lembaga-Lembaga dan Media-Media yang telah mempublish hasil survey yang mengunggulkan Jokowi perlu dilacak apakah Lembaga survei itu sungguh kredibel? Menurut saya alasan untuk menjadikan Joko Widodo sebagai Capres sangat lemah, tidak rasional, tidak absah dan publikasi itu bersifat menghasut publik. Sekali lagi pemberitaan itu hanya bersifat hasutan!

Media Presidenindenpenden.blogspot.com yang memuat daftar 36 nama dalam perkiraan Capres RI 2014-2019, menuliskan bahwa nama Joko Widodo menanjak setelah menang dalam Pilkada DKI Jakarta 1 tahun lalu. Namun tidak disebutkan Partai yang mencapreskan Jokowi. Blog itu menulis bahwa nama Joko Widodo unggul dalam jajak pendapat oleh sejumlah Media atau Lembaga. Namun sebagai pemilih yang cerdas, kita perlu pelajari keabsahan dan kredibilitas Media dan Lembaga tersebut. Jangan sampai sebuah lembaga yang kurang kredibel, bersifat sesaat dan melakukan survey asal-asalan mempengaruhi opini umum dan menjadi 'pengemudi' publik dalam Pilpres 2014.

Sebenarnya Media-Media harus menulis bahwa faktor Joko Widodo juga patut dilirik oleh Parpol-Parpol dalam Pilpres 2014 sebab ia unggul secara heroik dalam Pilgub DKI Jakarta satu tahun lalu. Bila bukan untuk PDIP sendiri, nama Joko Widodo bisa dijual sebagai tawaran kepada Partai-Partai lain untuk dilirik dalam pengajuan Capres dan Cawapres 2014. Namun bila tidak ada tawaran dari Parpol lainnya, sementara dalam tubuh PDIP sendiri, Joko Widodo tidak masuk dalam daftar tunggu setelah Megawati Soekarnoputeri dan Puan Maharani, maka para pendukung Jokowi perlu menerima kenyataan bahwa Gubernur Jakarta Joko Widodo tidak bisa maju menjadi Capres RI dalam Pilpres 2014. Untuk hal itu maka statement yang paling tepat untuk saat ini ialah: bahwa nama Joko Widodo melejit hanya karena ia sukses menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bahwa PDIP merupakan Partai yang telah membesarkan seorang Joko Widodo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dalam bahasa tawaran ekonomi: faktor kesuksesan Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta perlu menjadi bahasa kampanye paling utama oleh kubu PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputeri  dalam mendulang suara pada Pilpres 2014.

___________________________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun