Dalam era digital yang sudah maju dengan pesat ini, pembelajaran di kelas dikuatirkan dapat menjerumuskan para siswa dan guru pada pembelajaran Coverage. Kuliah cepat dan mengajar cepat adalah tanda nyata dari pembelajaran Coverage.
Apa itu pembelajaran Coverage?
Pembelajaran Coverage adalah pembelajaran dengan menggunakan konteks dan sumber belajar Media komunikasi jaringan internet, di mana semua pemahaman dapat terkover secara baik oleh Media.
Liputan Media Terverifikasi
Berita-berita Media terverifikasi di internet dapat juga dijadikan sumber belajar. Meskipun cakupan berita Media itu sering dipengaruhi kepentingan platform, perangkat penyiar dan penerima.Â
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan ialah status hukum Media pemberita. Jika tak punya status hukum, maka Liputan-Liputan sering berbandingterbalik dengan fakta sehingga tidak bisa jadi sumber belajar.
Karena itu, jika Media pemberita tidak bisa diverifikasi secara hukum, Coverage orientation dapat menjerumuskan kita kepada irrespective yaitu pemahaman terhadap sumber berita dari pembuat berita yang terlepas atau tidak dikendalikan hukum atau tanpa sumber yang dapat dipercayai.
Bahaya dengan pembelajaran Coverage sudah terjadi  sejak Kurikulum 2013. Dalam buku teks Sejarah, Sosiologi, dll, sudah banyak ditemukan di buku-buku teks siswa, di mana berita-berita Media dicantumkan secara utuh dalam buku teks pelajaran.
Guru dan Siswa Harus Memiliki Empati
Untuk menjawab tantangan ini, guru dan siswa harus memiliki empati yang tinggi di kelas. Guru dan siswa dituntut untuk berempati terhadap berita-berita Media terverifikasi. Tetapi berita-berita Media hendaknya tidak mendominasi materi-materi test atau ujian.Â
Dominasi berita-berita online dapat mengakibatkan ketergantungan tinggi dari guru dan siswa sendiri terhadap berita-berita internet.Â
Ketergantungan terhadap berita online dapat menghilangkan minat dari para siswa dan guru untuk percaya kepada materi-materi ujian atau test.
Itulah sebabnya, untuk apa yang guru minta dalam materi ujian, hanya sedikit yang dapat siswa ketahui, soalnya ada di sini: ketergantungan pada internet.
Jalan Keluar
Jalan keluar untuk mengatasi masalah di atas, kuncinya adalah agar kerja sama siswa-siswa, dst dipertinggi. Sebab semakin siswa sukses, semakin siswa banyak memiliki  kesempatan bekerja sama, bermain bersama, menyelidiki, menggunakan kunci gagasan dan nilai-nilai yang saling berhubungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI