Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Naskah Proklamasi: Warisan Soekarno-Hatta yang Tetap Hidup di Zaman Orde Baru

2 Oktober 2022   18:50 Diperbarui: 2 Oktober 2022   20:31 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di masa Orde Baru, sebagai siswa SD, SMP dan SMA, saya termasuk siswa yang merasakan indoktrinasi oleh rezim Orde Baru. Paket-paket buku pelajaran sekolah penuh pujian terhadap kepemimpinan Soeharto. 

Boleh dikatakan, naskah proklamasi adalah ikon terutama milik negara dan satu-satunya warisan mahapenting dari pendiri NKRI, Soekarno-Hatta yang tetap hidup di zaman Orde Baru. Saya ingat ketika Peringatan HUT RI tahun demi tahun di masa Orde Baru, nama Soekarno-Hatta terbaca dalam suasana upacara bendera khusuk di istana negara hingga ke tingkat Kecamatan. 

Selama 32 tahun berkuasa, rezim Soeharto boleh mengindokrinasi dirinya sebagai pahlawan Orde Baru, tapi rezim Soeharto tak mampu menutup naskah Proklamasi. Hal ini membuktikan, Soekarno-Hatta tetap pemimpin terbaik Indonesia. Capaian kedua pemimpin tersebut sebagai proklamator kemerdekaan RI tak bisa diganggugugat oleh rezim Soeharto.  

PKI, Soeharto dan Pesan Terakhir Soekarno

Catatan sejarah yang ditinggalkan Soekarno di saat-saat terakhir menunjukkan bahwa di tahun 1965, Presiden Soekarno pernah menyatakan rela lengser demi kepentingan negara. Semuanya itu Soekarno lakukan untuk negara. 

Soekarno mengatakan dalam sebuah pidato terakhir, "bahwa kekuasaan Presiden sekalipun ada batasnya, karena kekuasaan dan kekuatan langsung ada di tangan rakyat dan di atas segala-galanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa". (Bdk. Cuplikan Pesan Terakhir Presiden Dr. Ir. H Soekarno). 

Presiden Soekarno rela turun demi menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa. Para peneliti sejarah asal Eropa menemukan pesan penting di balik kalimat "bahwa kekuasaan Presiden sekalipun ada batasnya..." dari Soekarno. Isi pesan itu terselib ketakutan Soekarno terhadap desakan dari CIA untuk lengser. CIA, agen intelijen AS telah bekerja secara diam-diam untuk menggulingkan Soekarno sebelum G 30 S/PKI terjadi. 

Ketika Soekarno hampir pasti kehilangan kekuasaannya, PKI berada di ambang revolusi kepemimpinan nasional. PKI memilih untuk melakukan gerakan militer dengan cara memberontak dan membunuh 7 Jenderal AD. Pemberontakan PKI menimbulkan perubahan hakiki pada konstelasi politik Indonesia karena PKI langsung berhadapan dengan militer. Setelah G 30 S/PKI, PKI menjadi musuh negara. Posisi politik PKI turun ke titik nadir. Bermula posisi politik PKI yang punya prospek, kini menjadi musuh negara kelas 1 karena pemberontakan yang dibuat PKI.

Di masa akhir Orde Lama, hanya tertinggal 1 tokoh, yaitu Soeharto. Soeharto, seorang Mayor Jenderal TNI bergerak cepat memanfaatkan satu momentum untuk mengkambinghitamkan PKI. Singkatnya sejarah mencatat pembantaian jutaan rakyat yang diduga anggota PKI oleh militer dan laskar-laskar rakyat. 

Selama Orde Baru, 7 Jenderal TNI diangkat sebagai pahlawan revolusi. Sedangkan jutaan korban rakyat terduga anggota PKI yang dibunuh militer dan beberapa laskar rakyat dianggap para pemberontak. Yang menjadi pahlawan adalah militer sebagai pembunuh mereka. 

Di zaman Orde Baru, para pembunuh PKI disanjung sebagai para pahlawan negara. Para korban dari PKI amat tabu dibicarakan rakyat. Boleh dikatakan Soeharto mendirikan Orde Baru di atas korban jutaan terduga PKI yang dibantai militer dan laskar-laskar rakyat. Prakiraan jutaan korban PKI itu wajar, karena PKI pada tahun 1965 memiliki 3 juta anggota.

Soeharto menggunakan 2 strategi untuk memusnahkan PKI, yaitu: pertama, memusnahkan dan mengintimidasi  semua anggota PKI dan semua organisasi sayab kiri, kedua, Soeharto memposisikan dirinya sebagi pemenang. Rezim Soeharto membuat korban keganasan militer dan laskar rakyat itu menjadi para pelaku kekerasan. Rezim Soeharto memposisikan dirinya sebagai anti komunis. Para pembunuh komunis memperoleh kebal dan dianggap penyelamat negara. Sejarah Orde Baru didirikan di atas nyawa jutaan para korban terduga PKI.

Norma Sejarah Berubah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun