Kemajuan teknologi dan komunikasi memunculkan kesadaran bagi semua orang bahwa  kita semua adalah kaum migran. Para warga desa yang telah berhasil merantau ke kota membentuk keluarga global melalui internet. Budaya merantau telah membentuk budaya migran, tetapi di atasnya adalah Media.  Media selalu disebutkan identik dengan kota karena kota adalah wilayah yang dekat dengan ikon negara.
Media mengkomunikasi pesan dari ikon suatu negara. Pesan-pesan itu membentuk identitas individu dan masyarakat, tetapi tidak sebatas ikon. Oleh sebab itu untuk memahami masyarakat, kita harus memahami dalam beberapa hal, pertama: pesan-pesan yang dikomunikasikan media, kedua: kearifan budaya sebagai pesan-pesan yang tidak dikomunikasikan Media.
Media dan Ikon Negara
Ikon adalah simbol yang memungkinkan kelompok tertentu mendapatkan dan mengkonsolidasikan kekuasaan atas ruang. Istana Kremlin  adalah ikon kekuatan dan kemuliaan para penguasa Rusia. Tugu Monas di Jakarta adalah ikon pusat kekuasaan pemerintahan Indonesia. Oleh Media, ikon selalu dilekatkan dengan Headlinenews atau berita mainstream.
Ikon Negara oleh Media memiliki efek sangat ampuh sebagai pembentuk identitas. Selain fungsi representasinya, ikon memiliki fungsi untuk memperjelas dan menyampaikan tradisi dan nilai-nilai fundamental suatu negara. Para mahasiswa, dosen, guru dan para peneliti  sibuk mengumpulkan foto-foto tentang ikon-ikon negara. Tetapi pesan ikonik tidak secara utuh mencerminkan karakter suatu masyarakat. Dalam hal konteks ini, kita perlu menyimak sumber lain yang tidak dikomunikasikan media, yaitu kearifan budaya.
Kearifan Budaya Desa Â
Indonesia terdiri dari banyak ragam suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki kearifan budaya sendiri. Setiap individu diberi identitas dari suku bangsanya, terutama di kampung-kampung.Â
Kearifan budaya ini menyediakan banyak topik untuk komunikasi yang bervariasi karena sering tidak dikomunikasikan oleh media, bersifat rahasia dan tinggal dalam hati nurani penganut budayanya.Â
Kearifan budaya adalah identitas budaya yang memungkinkan anggota kelompok untuk berhubungan satu sama lain, merasa seperti sebuah komunitas dan dengan demikian berkembang bersama dalam masyarakat.