Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Krisis Ukraina: Perang Beku di Pintu Uni Eropa pada Awal Tahun 2022

8 Januari 2022   12:09 Diperbarui: 9 Januari 2022   19:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Catatan sejarah menunjukkan, Uni Eropa masih menyisahkan sekitar 2 perang yang benar-benar berkecamuk di akhir abad ini, yaitu: Perang Ukraina dan perang Nagorno Karabakh (antara Armenia dan Azarbaijan). Dari 2 perang di Eropa itu, perang Ukraina yang masih berlangsung, perang yang berlangsung cukup rumit. 

Di awal tahun 2022, Rusia telah bergerak ke perbatasan Ukraina, konflik di Ukrainapun kembali berkecamuk. Lembaran sejarah perang di Ukraina, Eropa telah diwarnai. Di awal tahun 2022, Rusia mengirim dan menyiagakan sekitar 94.000 serdadunya di perbatasan Ukraina. 

Tentu saja tindakan ini menimbulkan reaksi keras AS dan Inggris yang terus menyokong Ukraina dengan berbagai bantuan militer canggihnya. Keberpihakan AS dan Inggris terhadap Ukraina membuat perang mencapai titik 'gencatan senjata' sejak gagalnya perjanjian Minsk I dan II. Perjanjian Minsk I dan II dinahkodai negara-negara dalam Formasi Normandia, yaitu: Jerman, Perancis, Federasi Rusia dan Ukraina.  

Sampai dengan Januari 2022, jumlah kematian manusia akibat perang di Luganst, Debaltseve, Donetst, Donbass  di Ukraina, juga di Transnistria, Osetia Selatan dan Abkhazia mencapai angka 8-10 ribu serdadu dari semua bendera tewas, ini belum termasuk sekitar 3000 warga sipil tewas, puluhan ribu warga terluka dan sekitar 1 juta pengungsi. 

Disebut perang beku karena perang di Ukraina tidak bisa disaksikan seperti sebuah drama perang di TV. Tetapi perang itu berlangsung secara tak terliputkan. Perang Ukraina memang cukup rumit karena meskipun tak bisa disaksikan, para korban akibat perang Ukraina jauh lebih besar dalam ruang lingkup, durasi dan kehancuran dibandingkan dengan berbagai perang di Eropa. 

Di tahun-tahun sebelumnya, AS mentransfer sejumlah senjata anti material M107A1 Barrett, radar, kapal pengawas dan roket anti peluru ke Ukraina. Inggris mengirim lebih dari 10 kapal perang canggih. Bantuan AS dan Inggris menyebabkan perang mengalami 'gencatan senjata". Sejak saat itu, posisi AS dan Jerman berbeda. Jika AS mengirimkan senjata, Jerman mengirim lebih banyak unit pasukan bantuan kemanusiaan untuk kesehatan, seperti: pendirian Rumah Sakit, dll. 

Secara keseluruhan, perang beku di Ukraina hanya bisa ditelusuri dari ledakan-ledakannya. Ledakan-ledakan berasal dari pertempuran reguler dengan menggunakan sistem senjata roket MLRS, peluru artileri, senjata ringan, granat roket, meriam IFV, ranjau dan peluru artileri berat. 

Setidaknya pergerakan 94 ribu serdadu Rusia di Ukraina membuat banyak pihak membuat kesimpulan bahwa, perang di Eropa belum berakhir. Rusia masih selalu menggugat seberapa besar perhatian AS dan Inggris terhadap Ukraina. 

Referensi:

1. Wimmer, Andreas, dkk. 2018. Ukraina, Jejak Perang di Eropa. European Series Vol 32-2018, diakses pada 08-01-2022. 

2. Dw.com. Menlu AS-Jerman Satu Sikap Hadapi Ancaman Rusia Terhadap Ukraina. Dw.com (06/01/2022), diakses pada 08-01-2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun