Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Utamakan Non Materi, Sambil Seimbangkan Materi dan Non Materi

6 September 2021   05:36 Diperbarui: 6 September 2021   05:48 1813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pandangan Plato tentang materi dan bentuk menghantar kita untuk memahami proses yang terjadi di alam. Materi bersifat sementara dan tidak abadi, sedangkan bentuk adalah jiwa, bersifat abadi. Oleh karena bersifat tidak abadi, maka materi ada secara kebetulan.

Bagi Plato, dunia materi merupakan objek pengalaman. Jadi materi ada dalam satu waktu, tetapi pada waktu yang lain mungkin ia tidak ada lagi. Dengan demikian, jika sebagai materi, maka jenis hewan atau tumbuhan tertentu mungkin ada dalam satu waktu, tetapi pada waktu yang lain mungkin ia tidak ada lagi, misalnya karena dibakar, dibunuh atau karena musnah secara alamiah.

Aristoteles menemukan tingkatan jiwa pada tumbuhan, hewan dan manusia. Tumbuhan memiliki jiwa yang disebut jiwa vegetatif sebagai jiwa tingkat rendah, hewan memiliki jiwa yang disebut jiwa sensitif sebagai jiwa tingkat kedua, manusia memiliki jiwa yang disebut jiwa intelektif sebagai jiwa tingkat tertinggi. Ketiga tingkatan jiwa itu saling mendukung, jiwa intelektif memberi hidup kepada jiwa vegetatif dan jiwa sensitif.

Akibat tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup manusia serta kemajuan ilmu dan teknologi, banyak materi diubah ke bentuk-bentuk yang lebih maju dan berguna. Perubahan materi potensi ke materi aktual sebenarnya sudah diselidiki sejak zaman Heraklitus. Heraklitus mengamati perubahan pada sebuah objek nyata lalu mengambil kesimpulan bahwa setiap objek sebagai realitas nyata memilikai sifat selalu berubah.

Di lain pihak, Permenides memiliki pemahaman yang bertolak belakang dari Heraklitus. Menurut Permenides, dunia atau materi tidak berubah dan dunia bersifat abadi, sebab kita dapat mencapai kesimpulan tertentu tentang materi atau dunia hanya dengan akal. Apa yang kita peroleh melalui proses akal adalah tetap, tidak berubah dan abadi. Dunia tidak terdiri dari berbagai hal yang terus berubah, tetapi hanya satu Kebenaran atau kenyataan.

Pengamatan terhadap perubahan sebuah objek nyata mulai dengan upaya para pemikir di dunia Yunani kuno untuk berteori tentang struktur bersama yang mendasari perubahan yang kita amati di dunia alami. Dua teori yang bertolak belakang, yaitu Heraclitus dan Parmenides, memberikan pengaruh penting bagi Plato dan Aristoteles.

Teori bentuk Plato adalah sintesis dari dua pandangan ini. Bagi Plato, suatu objek apa pun yang berubah berada dalam kondisi tidak sempurna. Kemudian, bentuk setiap objek yang kita lihat di dunia ini adalah cerminan yang tidak sempurna dari bentuk objek yang sempurna. Misalnya, Plato mengklaim kursi dapat memiliki banyak bentuk, tetapi di dunia yang sempurna hanya ada satu bentuk kursi yang sempurna.

Aristoteles menemukan teori bentuk ketika ia belajar di Akademia, saat ia bergabung pada usia sekitar 18 di tahun 360-an SM. Di Akademia, Aristoteles memperluas konsep bentuk dalam Metafisika. Dia percaya bahwa dalam setiap perubahan ada sesuatu yang bertahan melalui perubahan (misalnya, Socrates), ada dari sesuatu lain yang tidak ada sebelumnya, tetapi muncul sebagai hasil dari perubahan (musik Socrates). 

Aristoteles berkesimpulan bahwa 'materi' ( hyle ) yang mendasari perubahan. Zat adalah komposit dari dua hal yang sangat berbeda: bentuk dan materi. Doktrin ini dikenal sebagai Hylomorphism.

Jika materi mendasari semua perubahan maka materi potensi adalah dasar dari materi aktual. Meskipun materi aktual lebih bermanfaat tetapi tanpa materi potensi, tidak ada materi aktual, keduanya saling membutuhkan.

Materi aktual membutuhkan materi potensi. Industri-industri membutuhkan bahan-bahan mentah. Tanpa bahan-bahan mentah (materi potensi), industri-industri tidak bisa menghasilkan materi-materi aktual yang sudah jadi dan siap dipakai. Materi potensi ada karena kebutuhan manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun