Di rumah aja selama Pandemi Corona, mengapa tidak menenun saja? Menenun kain adalah pekerjaan favorit kaum wanita tradisional yang dapat dilakukan di rumah aja.Â
Dalam zaman internet ini, aktivitas menenun tetap berharga. Pekerjaan favorit kaum wanita tradisional suku-suku di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tidak dilakukan secara digital.Â
Keahlian dalam menenun mereka peroleh secara mandiri. Banyak dari kaum wanita ini dilatih untuk menjadi penenun trampil dalam pendidikan non formal dari Kursus Suluh Labur.
Dalam foto di atas, kelompok wanita tradisional Tetum ini sedang menenun untuk menghasilkan kain adat pada tahun 2018. Kain adat itu nantinya dipakai untuk beberapa kebutuhan, seperti: menari, pertemuan adat, selimut, pakaian, adat pernikahan dan kematian.Â
"Di Rumah Aja", dan Tetap Bekerja
Di wilayah Tetum Belu, kaum wanita dikenal dengan sebutan "sasanan-talin", sedangkan kaum pria dikenal dengan sebutan "taha-besi". Sebutan "sasanan-talin" bagi wanita dikarena tugas pokok wanita adalah "memasak, menenun dan merawat anak" di rumah saja. Sedangkan sebutan 'taha-besi' bagi pria dikarenakan tugas pokok pria adalah "bertani dan beternak" di kebun.
Aktivitas menenun adalah salah satu tradisi adat istiadat berharga yang dimiliki kaum wanita etnis Tetum ini di dalam dan sekitar rumah adat. Jika demikian maka betapa enaknya menjadi orang desa pedalaman. Sudah tidak terkena kemungkinan serangan virus Corona, malah diajak kerja di rumah aja, dan mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara rutin selama Pandemi Corona berlangsung.
Boleh dikatakan para wanita dalam gambar di atas ini mengartikan kata "di rumah aja" sebagai ajakan pemerintah bagi mereka untuk menenun. Para wanita ini terlihat sehat dan cekatan. Inilah bukti bagaimana ajakan pemerintah bagi para warga untuk tinggal di rumah saja mendapatkan banyak manfaat bagi kaum wanita di desa-desa.
Selama Pandemi Corona, semua warga yang tinggal di desa-desa pedalaman juga hanya tinggal di rumah saja. Selama ini para warga melakukan aktivitas sesuai dengan musim-musim selama satu tahun. Selama musim panas, para warga beternak dan menyiapkan kebun. Lalu selama musim hujan warga berternak dan berkebun: menanam, membersihkan kebun dan memanen. Meskipun ada wabah Pandemi Corona, para warga di desa-desa tidak terpengaruh dengan Pandemi Corona sebab saban hari mereka melakukan kegiatan di kebun dan padang.
Tentang Pandemi Corona, para warga yang paling terpengaruh ialah pedagang, pekerja kebun, perkerja kantoran, guru dan pekerja industri. Semua warga diwajibkan oleh pemerintah untuk menjalankan karantina di rumah saja. Dengan hanya tinggal di rumah aja, kualitas kesehatan mereka meningkat dengan cepat. Memang fasilitas hidup di rumah tidak semewah fasilitas hidup orang-orang kota, hanya saja dengan tinggal di rumah saja, mereka dapat berkumpul kembali dan sibuk mengurusi diri mereka sendiri.