Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ekonomi Digital: Mengulang Zaman "Republica" dari Luar Rumah

31 Agustus 2020   04:09 Diperbarui: 31 Agustus 2020   04:05 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teknologi digital. (Gambar: Istimewa).

Sedangkan suami selain bekerja di kebun dan padang, juga berdagang sapi, kuda kambing, ayam, dll. Pasutri memerankan banyak pekerjaan. Selain bekerja di kebun, menenun, berdagang, keduanya terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial baik dalam kampung, suku, organisasi gereja hingga organisasi desa. 

Kebahagiaan dan kesejahteraan dalam keluarga dapat tercapai sejauh keduanya terlibat dan aktif dalam pelbagai kegiatan-kegiatan sosial baik rohani maupun bidang pemerintahan.

Jadi peranan ekonomi digital hanya untuk menguatkan tatanan yang sudah terbentuk dalam masyarakat dan dalam negara. Hunian tradisional yang bersifat lokalisasi makin kokoh terbentuk. 

Tetapi pada saat yang bersamaan hunian itu begitu terbuka. Banyak warga berpindah domisili karena pengaruh-pengaruh budaya, agama dan sosial. 

Dalam zaman kini, akses  digital mempersatukan semua orang dalam satu keluarga. Hal ini adalah sesuatu yang posit bagi para warga. Internet dan HP memeprtemukan keluarga-keluarga dan individu-individu yang selama bertahun-tahun telah terpisah.

Siapa yang Ingin Keluar dari Sistem Ini?

Jika sekarang banyak warganet mengkisahkan kisah kesuksesan dari dalam rumah, di masa depan banyak kisah akan muncul dari luar rumah. Sekarang ini dalam kehidupan politik suatu negara, tentu saja, system politik memberi kita banyak penyelesaian tentang masalah-masalah solidaritas dan rasa tanggung jawab. 

Melalui pendidikan, kita dilatih sejak kecil untuk percaya bahwa dalam masyarakat yang berfungsi, setiap orang harus memberikan kontribusi bagi keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. 

Dan siapa yang berpenghasilan lebih harus memberikan kontribusi solidaritas yang lebih besar dengan membayar lebih banyak pajak. Berabad-abad, semua orang setuju dengan hal ini, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak setuju?

Dalam hunian lokalisasi tradisional, banyak lembaga dan orang perorang melakukan pengawasan dan menetapkan standar moralnya sendiri. Standar moral itu sangat tinggi dan berfunsgi untuk melayani kelangsungan lembaga-lembaga. 

Standar moral yang tinggi dengan sendirinya membantu meingkatkan peradaban sesuai kaidah ketatanegaraan. Kaidah ketatanegaaan tentang standar moral dan kesusilaan dan sopan santun bukanlah dianggap sebagai lelucon di mata banyak orang.

Tetapi dalam bidang ekonomi, standar moral tidak lagi dipakai. Demi keuntungan, perusahaan atau lembaga menerapkan prinsip-prinsip moralnya sendiri. Hal ini menjadi sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun