Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bangun Opini Sehat: Solusi Atasi Faktor-faktor Penyebab Mundurnya Ekonomi

11 Agustus 2020   01:57 Diperbarui: 11 Agustus 2020   05:21 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opini-opini tentang krisis Coronavirus menghiasi media-media online. (Foto: koinworks.com).

Pandemi Covid-19 adalah badai intelektual terhebat dalam dunia masa kini. Ketika banyak manusia tanpa citra adalah para korbannya. Hal ini membuktikan bahwa manusia adalah citra dari opininya. Ketika manusia harus hidup dari opini-opini, opini-opini warganet mempengaruhi cara berpikir dan bertindak massa. 

Sangat menggembirakan bahwa pelbagai bantuan langsung tunai yang diberikan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo selama Pandemi Covid-19 kepada para warga Indonesia adalah luar biasa. Secara faktual, pemerintah telah dipandang amat peduli kepada penderitaan rakyat. Bantuan-bantuan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo kepada para warga telah mengakibatkan munculnya banyak opini positif dan sehat tentang pemerintah. Opini sehat tentang pemerintahan Presiden Joko Widodo selama masa karantina Pandemi Covid-19 adalah prestasi luar biasa.

Akibat Opini Menakutkan Pandemi Covid-19

Dalam dunia internet ini, pembuat opini adalah rajanya. Opini adalah ide dari akal budi pasif manusia yang sangat berpengaruh dalam aktivitas akal budi aktif manusia dalam berkarya. Sehingga apabila manusia membangun opini sehat dan positif, maka aktivitas akal aktif manusia menjadi sehat dan positif juga.

Pada awal Pandemi Covid-19, pelbagai opini global menakutkan tentang Pandemi Covid-19 menyebabkan ketakutan global yang sangat parah. Akibat opini demikian maka ketakutan global telah muncul dan menyebabkan ekonomi dunia memudar.

Opini menakutkan tentang Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi para nasabah untuk tidak bisa lagi membayar angsuran kredit di bank-bank. Bagi para pekerja swasta, selama masa karantina, penghasilan tidak ada lagi kecuali para PNS. Atas pengaruh opini, para pekerja swasta mulai dari para pekerja kecil hingga menengah tidak bisa secara rutin membayar angsuran kredit bank.

Pemberlakuan Pandemi Covid-19 secara global berlangsung di ruang pelbagai opini di media online. Kesehatan adalah faktor 'sangat penting' untuk kebahagiaan manusia di dunia. Sehingga ancaman terhadap kesehatan secara global membuat manusia merasa tidak ada guna membangun opini sehat untuk mengimbangi "laporan buruk" tentang akibat Pandemi Covid-19 sebagai ajakan untuk siap-siap, sebagai sebuah alarm.

Di saat-saat akhir masa karantina ini, opini-opini sehat di pelbagai media online sangat dibutuhkan. Dengan cara ini pemulihan ekonomi dapat dilakukan.

Sebelum Pandemi Covid-19

Sebelum Pandemi Covid-19, ekonomi sudah menunjukkan tanda-tanda kurang sehat. Salah satu faktornya ialah kurangnya tenaga kerja produktif yang bekerja dan tinggal di desa-desa. Para tenaga kerja berpindah ke luar daerahnya untuk mencari devisa. Sebagai pendidik, saya mengetahui bahwa dana untuk pendidikan bagi beberapa siswa dan para mahasiswa berasal dari dana yang dikirim oleh keluarga-keluarga yang sedang bekerja di luar negeri dan luar pulau.

Dalam hal ini, para tenaga kerja produktif di luar negeri adalah para pahlawan devisa negara. Mereka memilih hijrah dan bekerja di luar negeri seperti: Malaysia, dll demi membiayai pendidikan putera-puteri atau keluarganya. Juga mereka memilih hijrah ke pulau-pulau lain, seperti: Kalimantan, Sulawesi, Papua, dll untuk bekerja dan mengais rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun