Â
Pasukan dalam operasi militer di hutan-hutan Timor-Timur cenderung menderita kekurangan menu lauk dan makanan, utama daging. Jalan terakhirnya ialah terpaksa mereka berburuh binatang hutan untuk dijadikan lauk teman menyantap nasi. Tentu tak sedikit dari mereka terlanda stress akibat 'berperang' dengan bintang dan bergulat demi hidup di tengah hutan belantara Timor.
                                                           ***
Tahun 1978-an, sosok pria tak dikenal memanggul senjata keluar dari barak polisi militer di Halilulik. Masyarakat tampak mulai panik. Soalnya senjata yang dipanggul pria tak dikenal itu bukan sembarangan yakni senjata serbu jenis M-16, senjata serbu andalan TNI/Polri kala itu.Kemudian hari pria tak dikenal itu diidentifikasi sebagai pria yang pernah mendapatkan pelatihan militer namun menderita kelainan jiwa. Ketika Kopral Pius Palla tak berada di rumah, pria itu memaksa masuk dalam rumah untuk meminta senjata serbu yang disimpan pak Kopral Palla di rumahnya. Tanpa menaru syak wasangka, istri pak Kopral Palla memberi senjata serbu itu kepada pria tak dikenal. Itulah awal mula terjadinya tragedi di Halilulik tahun 1978-an.
Setelah menerima senjata itu pria tak dikenal berjalan lurus masuk wilayah Halibaurenes melalui jalan samping SDK Halilulik-TKK Kembang Teratai-lalu terus ke atas. Jalur jalan itu memungkin pria itu singgah di dapur rumah orang tua saya yang saat itu sudah ditumbuhi pohon asam jawa raksasa. Di sekeliling pohon Asam Jawa itu merupakan semak belukar dengan banyak burung dan kawanan babi piaraan. Pria itu mengawasi seekor burung darah di atas pohon asam Jawa lalu membidikkan senjata serbu itu namun tak jadi menembak. Bukan main terkejutnya warga saat kedatangan tamu tak dikenal dengan senjata militer di tangan.
Penduduk merasa was-was dan panik, termasuk almarhum ayahku yang saat itu berdiri sambil mengawasi pria tak dikenal itu sekitar 15 meter dari pria itu. "Bukan merupakan seorang tentara atau polisi. Pria itu membidik senjata serbu M-16 ke atas pohon asam Jawa namun tidak jadi menembak burung. Matanya tampak sangat aneh dengan terus menoleh ke sana kemari, lalu berjalan terus ke atas..", ceritera ayah sekitar 20 tahun kemudian setelah peristiwa itu terjadi.
Beberapa waktu kemudian sepasukan polisi Halilulik mengejar pria itu, namun dia memberontak dan menembak belang-ulang ke arah pasukan polisi. Tembakannya mengenai tubuh Kopral Pol Pius Palla, pemilik senjata serbu itu. Kopral Pius Palla gugur akibat tembakan senjata pria tak dikenal itu. Jenazah Kopral Palla dimakamkan dengan upacara kenenaraan di TMP Dharmaloka-Kupang. Pasukan TNI/Polri Kabupaten akhirnya terus memburu dan mencari pria itu dan didapati di sebuah hamparan ilalang di Seon. Tak jelas bagaimana nasib pria misterius itu yang berhasil meminjam senjata serbu dari isteri Kopral Palla, namun kemudian berbalik menembak pasukan polisi/TNI yang memintanya menyerahkan senjata itu.
                                                    ***
Itulah salah satu tragedi yang pernah menimpah bumi Belu sekitar tahun 1976-an. Bila senjata serbu di tangan, pikiran dan akal sehat manusia sering menghilang. Pikiran manusia bisa berubah bila dilanda emosi. Perangpun tak dihindarkan. Mengenang kejadian itu membuat manusia harus semakin mawas diri saat memakai senjata militer untuk tujuan berburu binatang hutan untuk konsumsi di tengah konflik sedang memanas.
Saat operasi Seroja dan pasca operasi Seroja, perburuhan binatang hutan untuk konsumsi bagi para prajurid di barak selalu dilakukan di tengah istirahat dari tugas negara. Dengan senjata di tangan sekelompok prajurid nekad masuk hutan memburuh rusa atau sapi hutan untuk dijadikan lauk. Perburuhan demi mendapatkan daging bintang hutan itu bisa saja membuat banyak prajurid jadi stress dan terkena celaka saat menghadapi pertempuran yang sebenarnya. Ransum makanan yang terbatas, bahkan hanya disuplai 10 kg beras tanpa lauk-pauk berbulan-bulan di hutan-hutan menyebabkan para prajurid mencari daging hutan untuk santapan mereka. Sering mereka harus menembak sapi atau rusa hutan demi jadi lauk makan nasi.
Baca artikel lainnya Kisah Heroik Kopral Pol Anumerta Pius Palla