Mohon tunggu...
Annisa ChusnulA
Annisa ChusnulA Mohon Tunggu... Mahasiswa - man jadda wa jadda

semua ada prosesnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Mencekam

17 November 2019   22:33 Diperbarui: 17 November 2019   22:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu masih kecil tepatnya aku masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak, aku bersama teman-temanku setiap hari berangkat sekolah bersama, meski terkadang aku juga berangkat sendiri. Pada suatu hari, ada orang gila yang sering berada dikampungku, dia sering duduk didepan rumah salah satu temanku.

 Setelah waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB aku dan teman-temanku pulang dari sekolah. Karena kami takut dengan orang gila tersebut, kami tidak berjalan melewati jalan yang biasanya kita lewati. Kami berjalan melewati semak-semak agar terhindar dari orang gila tersebut. Akhirnya kami pun sampai dirumah kami masing-masing.

Hari itu kami seperti biasa bermain bersama di salah satu rumah temanku. hari beranjak siang kamipun pulang untuk istirahat. Setelah sore hari kami berangkat lagi ke TPQ, bersama kita lihat dari kejauhan apakah ditempat biasa orang gila itu ada orangnya, ternyata tidak ada kami pun berangkat seperti biasa. 

Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB, kegiatan yang ada di TPQ sudah selesai. Kami pulang namun seperti biasa kami menunggu jemputan terlebih dahulu sebab waktu itu kami masih sangat kecil para orang tua pun tidak tega jika membiarkan kami pulang tanpa ada orang tua yang menemani apalagi dikampungku waktu itu ada orang gila yang sering mengamuk. 

Klimaksanya waktu kami pulang dengan jalan kaki ada anak beberapa laki-laki yang sedang menggoda orang gila tersebut. Tidak menunggu waktu yang lama, orang gila tersebut mengamuk sejadi-jadinya dia beranjak dari tempatnya dan mengejar kami. waktu itu banyak anak TPQ lain yang juga pulang pada saat itu. Sehingga menambah keramaian anak-anak yang menjerit pada malam itu. 

Tanpa berpikir panjang kamipun lari sekencang-kencangnya. Hingga aku tak sadar kalau ibuku tertinggal dibelakang, namun selamatnya ibuku tidak sampai didekati orang gila tersebut. Sialnya temanku dan ibunya berada tepat didepan orang gila tersebut, saking takutnya mereka langsung berbelok ke rumah salah satu penduduk saat itu. 

Aku, ibuku dan temanku yang lain sudah berada jauh dari orang gila tersebut, keadaan menjadi tegang saat itu. Dengan menunggu waktu yang agak lama, orang gila itu akhirya pergi, sehingga temanku dan ibunya pun keluar dari rumah tersebut. Dan kami pulang bersama-sama dengan tergesa-gesa berharap tak bertemu dengan orang gila itu lagi.

Sekian cerita saya yang unfaedah ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun