Mohon tunggu...
Nabil SyaifulIsl
Nabil SyaifulIsl Mohon Tunggu... Penulis - Jawa Tengah

Nama: Nabil Syaiful Islam TTL: Purbalingga, 30 April 2001 Jenis kelamin: Laki-laki Alamat: Langgar RT 01 RW 07 Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Merokok di Kalangan Remaja

23 Oktober 2019   00:45 Diperbarui: 23 Oktober 2019   01:49 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Fenomena merokok di kalangan remaja

Pendahuluan
Setiap anak memerlukan perlakuan tersendiri sesuai dengan potensi individualnya untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ada beberapa anak yang tumbuh dan berkembang dengan lancar, ada pula yang bertahap atau langkah demi langkah, sedangkan pada anak lain banyak terjadi sebuah penyimpangan. Pada setiap diri anak memiliki dunia dan karakteristik terdendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Terkadang banyak juga remaja yang secara tidak sadar melakukan perbuatan menyimpang. Contoh sederhananya yaitu merokok.
Kebiasaan merokok bukan hanya menjadi permasalahan yang dominan terjadi pada kalangan dewasa akan tetapi telah menjadi fenomena baru bagi para remaja bahkan anak-anak. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perkebunan tembakau terbesar di dunia. Hal ini sesuai dengan karakteristik tahapan usia remaja diantaranya meliputi isu biologi, psikologi dan sosial dalam diri seorang remaja. Sebagai permasalahan global, perilaku merokok tidak hanya terjadi pada negara-negara maju saja akan tetapi cenderung lebih tinggi kepada negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Pembahasan
Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan, tetapi juga merupakan suatu masa yang banyak menimbulkan masalah, bagi remaja yang mengalaminya maupun bagi lingkungan pada umumnya. Pada masa ini remaja berada pada suatu tahap yang secara fisik telah dapat berfungsi sebagai orang dewasa, namun secara mental dan sosial mereka belum matang (Utomo, 1991:47). Di lain pihak ada juga remaja yang tidak memiliki hubungan yang harmonis dalam keluarga, kelompok bermain, pengaruh media masa, hingga proses pendidikan berjalan tidak normal. Sehingga dapat menimbulkan berbagai macam problem atau masalah baik bagi dirinya sendiri maupun orang terdekatnya.
Kenakalan remaja adalah perbuatan yang melanggar norma-norma kesopanan, kesusilaan dan pelanggaran norma hukum, tetapi remaja tersebut tidak sampai dituntut oleh pihak yang berwajib. (Sumiyanto, 1994:21). Kenakalan remaja banyak terjadi di Indonesia separti halnya mabuk-mabukan, merokok, narkoba, pencurian, balapan liar, tawuran, dan masih banyak lainnya. Namun, yang menjadi perbincangan saat ini ialah merokok. Dikalangan remaja, merokok merupakan suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan.
Mereka melakukan tindakan tersebut secara sengaja bahkan karena ketidaksengajaan. Menurut penelitian terdapat 2 faktor yang sangat dominan yang menjadi penyebab para remaja melakukan tindakan yang melanggar aturan tersebut, diantaranya adalah faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (diri sendiri).
Faktor eksternal
Keluarga
Keluarga menjadi faktor eksternal utama yang paling mempengaruhi kenakalan remaja. Mengapa demikian? Karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang mereka kenal sejak kecil hingga tumbuh dewasa. Bagaimana cara orang tua mendidik anak, perhatian orang tua, serta gaya asuh orang tua menjadi faktor utama bagaimana karakter anak terbentuk.
Pergaulan
Bagaimana pergaulan seorang anak sangat perlu diperhatikan. Tidak ada salahnya untuk tahu dengan siapa mereka bergaul. Sebagai orang tua, cobalah untuk terbuka dan menjalin komunikasi dengan anak-anak untuk mengetahui sejauh mana pergaulan mereka. Berikan arahan dengan bijak untuk mengambil sikap yang tepat ketika bergaul dengan siapapun, karena teman-teman bisa menjadi faktor seorang anak melakukan tindak kejahatan.
Lingkungan social
Lingkungan sosial mencakup lingkungan dimana para remaja tersebut tinggal, bersekolah, dan juga bergaul. Lingkungan sosial merupakan faktor kedua pembentukan karakter anak.
Media massa
Dalam konteks perilaku, media massa dapat memberikan efek negative terhadap pembentukan perilaku merokok pada remaja. Banyak remaja yang terjerumus dalam perilaku merokok dikarenakan pengaruh informasi atau iklan dalam berbagai media massa tersebut.
Faktor internal
Pencarian Jati Diri
Memasuki masa pubertas, biasanya anak-anak akan mencari karakter jati diri mereka. Mereka akan memiliki krisis pembentukan karakter sampai mendapatkannya. Dalam fase ini, peran keluarga serta lingkungan sekitar menjadi faktor pendukung pembentukan karakter. Jika seorang remaja mendapat arahan serta perhatian yang baik mereka akan terhindar dari kenakalan remaja.
Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai dampak dari proses berfikir setelah mendapatkan informasi (pengetahuan) namun masih berupa perilaku yang tertutup. Perilaku merokok khususnya pada remaja menengah merupakan hasil interaksi yang bersifat timbal balik dari proses kognitif,emosi serta pengalaman perilaku terhadap lingkungan individu.
Pengendalian Diri yang Lemah
Meski dari pihak keluarga telah memberikan arahan dan didikan yang tepat. Terkadang, seorang remaja memiliki kelemahan dalam pengendalian diri. Mereka belum bisa mengontrol emosi serta rasa penasaran dengan tepat, sehingga mudah terjerumus melakukan kenakalan remaja.
Beberapa faktor di atas sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan pada remaja. Perkembangan tentu memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Berdasarkan KBBI perkembangan memiliki arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah berrtambah, memekar atau membentang. (Muhibbin, Bandung, 2004:41) Pertumbuhan identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan sendiri identik dengan perubahan secara kualitatif.
Dalam ilmu psikologi, perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik. Yang dimaksud perubahan fisik pada manusia mengacu pada fungsi-fungsi organ jasmaniah manusia, bukan pada pertumbuhan jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini dapat kita ketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah sesuatu yang berbeda akan tetapi saling berhubungan. (Muhibbin, Bandung, 2004:42)
Karakteristik dari perkembangan meliputi perubahan fungsi organ fisik, fungsi kepribadian, penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar, perkembangan bahasa, dan perkembangan pemikiran. Perkembangan memiliki 2 faktor yang mempengaruhi, yakni fator internal yang terdiri dari usia dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor eksternal yang terdiri dari proses pematangan (pematangan kognitif), proses belajar seseorang dalam kehidupan (pengalaman), serta lingkungan sekitar. (Muhibbin, Bandung, 2004:43)
Proses belajar seseorang dalam kehidupan lingkungan merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan, karena dengan belajar seseorang pasti akan menemukan sebuah masalah, sehingga dari situ akan muncul pengalaman baru, maka dari pengalaman tersebut kita dapat jadikan sebagai pembelajaran. Di dalam pengalam sendiri terdapat pengetahuan, kemamampuan mengatasi masalah atau keterampilan serta sikap. (Wasty, Jakarta, 1900:56)
Perkembangan dalam diri seseorang berlangsung sejak anak  lahir ke dunia, karena dari situ lah ia akan mulai belajar mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuhnya, meskipun dengan bantuan orang disekitarnya. Akan tetapi, tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda. Usia perkembangan seseorang dapat lebih cepat atau lebih lambat dari usia biologisnya, hal ini terjadi karena berbedanya faktor-faktor perkembangan yang memhampiri seseorang. (Wasty, Jakarta, 1900:57)
Perkembangan memiliki sifat multidimensi, yakni fikiran, sosioemosi, kognitif, fungsi biologis serta intelegensi sosial. Apabila beberapa hal tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka perkembangan secara psikologis akan terganggu, sehingga ada beberapa orang yang stress dikarenakan tekanan fikiran atau terganggunya sosioemosi. Selain itu, perkembangan juga bersifat plastis atau berubah-ubah. Perubahan dapat ke arah yang lebih baik atau bahkan ke arah yang lebih buruk tergantung faktor yang mendasari dan penyikapan seseorang terhadap masalah yang ia hadapi.
Perkembangan manusia bersifat konsektual maksudnya semua perkembangan berlangsung dalam sebuah konteks setting atau latar tempat. Misalnya di lingkungan sekolah, universitas, lingkungan kerja, keluarga, masyarakat, teman sebaya, tempat ibadah, sebuah perkumpulan atau komunitas, dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang sedang mengalami perubahan di dalam dunia atau tempat yang mengalami perubahan. Dari sini akan berpengaruh normatif berdasarkan usia, sejarah dan non-normatif atau sangat individual. Dalam pengaruh normatif usia ialah adanya masa pubertas dan manepous yang berakibat pada psikologis seseorang (pubertas remaja anak lebih cenderung ke teman sebaya dan masa manepous orang tua memiliki sifat sedikit kekanak-kanakan). Sedangkan pengaruh normatif berdasarkan sejarah, misalnya pada tahun sebelum 1945 mengalami masa penjajahan, dari peristiwa tersebut kita bisa mengambil pelajaran bagi generasi pada masa itu, bahkan bisa juga menjadi pelajaran bagi generasi selanjutnya. Kemudian pengaruh individual, misalnya ada tragedi yang sangat pribadi (kematian orang tercinta, kematian orang tua ketika anak masih kecil, dan kebakaran rumah). Dari peristiwa individual ini tergantung setiap individu dalam mengatasi atau menyikapinya. Serta tidak semua individu mengalami hal tersebut. (John W, Jakarta, 2012:9)
Setelah itu, ada masa remaja yang berlangsung dari rentang usia 12-20 tahun. Di masa ini terjadi yang namanya perubahan fisik (pertumbuhan) yang signifikan atau bisa dikenal pula dengan masa transisi atau masa pubertas yang didalmnya terdapat gejolak atau beberapa masalah yang befungsi untuk menguatkan dia di masa depan. (Muhibbin, Bandung, 2004:52) Kemudian disusul masa dewasa awal yang berlangsung dari usia 20-39 tahun. Pada masa ini kita mulai belajar untuk mencari jati diri sendiri, perkembangan karier, berfikir lebih logis, dan mulai memilih pasangan. Selanjutnya ada masa dewasa menengah yang berlangsung dari usia 40-60 tahun. Dimana pada masa ini kedewasaan sangat penting untuk menunujukkan  rasa tanggung jawab pribadi, sosial, dan keluarga. Kemudian mulai belajar membimbing istri dan anak-anaknya supaya di jauhkan dari perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama, dan tidak terjerumus kedalam aliran sesat. Masa terakhir dikenal dengan masa dewasa akhir dengan rentang usia 60 tahun sampai meninggal dunia. Usia ini orang tua di ibaratkan seperti kembali menjadi anak kecil, baik terkait sifatnya yang akan menjadi lebih egosentris maupun kondisi fisik atau jasmani yang semakin menurun fungsinya. (John W, Jakarta, 2012:18-19)

Kesimpulan
Dalam KBBI  Pertumbuhan berasal dari kata "tumbuh", yang memiliki arti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sedangkan  secara istilah, pertumbuhan memiliki arti perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal). Karakteristik pertumbuhan adalah adanya perubahan secara kuantitas yang meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas, tinggi serta berat pada fisik seseorang anak. Perubahan pada pertumbuhan dapat diamati dengan menggunakan alat ukur (timbangan untuk berat badan, alat ukur tinggi badan untuk mengetahui perubahan tinggi badan) serta dapat dinyatakan dalam bentuk huruf atau satuan.
Berdasarkan KBBI, perkembangan memiliki arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang sendiri berdasarkan KBBI ialah pertambah, memekar atau membentang. Sedangkan dalam ilmu psikologi, perkembangan memiliki arti perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna. Karakteristik dari perkembangan meliputi perubahan fungsi-fungsi organ fisik, kepribadian, dan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar.
Jika ditarik kesimpulan, contoh pertumbuhan adalah perubahan fisik dari dalam kandungan sampai seseorang berusia 20-22 tahun yang pasti akan selalu mengalami perubahan. Kemudian contoh perkembangan adalah ketika anak masih berada dalam kandungan sampai ke liang lahat. Maka dari itu pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang sangat berpengaruh dan sampai kapan pun tidak akan dapat dipisahkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fahyuni. Eni Fariyatul. Efektivitas Media Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa. Skripsi: dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Surabaya. 2011.

Fariyatul Eni Fariyatul & Istikomah. 2016. Psikologi Belajar & Mengajar Kunci Sukses Guru dan Peserta Didik dalam Interaksi Edukatif. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
L, Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Soemanto,W.1990.PsikologiPendidikan(LandasanKerjaPemimpin
Pendidikan). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Syah, M. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya..

W. Santrock, J. 2012 Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup. terj. Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga, 2012.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun