Ternyata Indonesia memiliki utang di banyak negara, oleh karena itu, Bank Indonesia dan Pemerintah terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Walau terkesan Indonesia memiliki utang yang banyak, utang ini digunakan untuk kesejahteraan masyarakat yaitu dibangunnya banyak infrastruktur yang notabennya Indonesia terlambat dalam pembangunan infrastruktur.Â
Dapat dilihat saat ini, sudah banyak infrastruktur yang dibangun mulai dari jalan tol, pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa.Â
Infrastruktur yang lengkap diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan perekonomian Indonesia sehingga utang-utang tersebut dapat dilunasi dan juga dapat menopang pembangunan pada aspek-aspek lainnya sehingga terwujudnya pembangunan nasional.
Walau sudah banyak pembangunan yang terealisasi, tetap saja utang luar negeri memberikan beberapa dampak negatif bagi negara yang berhutang. Beban pembayaran cicilan dan bunga utang pemerintah berdampak pada beban APBN yang semakin berat, investasi pemerintah yakni belanja pembangunan semakin tertekan karena alokasi dana untuk membayar cicilan utang dan bunganya.Â
Beban cicilan dan bunga utang pemerintah yang semakin besar menggeser alokasi dana-dana untuk pengeluaran kebutuhan lain. Secara tidak langsung, masyarakat terkena dampaknya dengan berkurangnya proporsi pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat (Faisal H.Basri, 2002:254).Â
Pemerintah meminjam dana dari luar negeri juga untuk menutupi defisit anggaran belanjanya pada APBN. Pinjaman pemerintah tersebut bukan hanya untuk membiayai pengeluaran pembangunan, bahkan pernah digunakan untuk menutupi defisit pengeluaran rutinnya.