sumber foto;mkaskus.co.id
tepat pada hari rabu yg lalu (8/mei/2013), pasukan khusus Densus 88 melakukan penangkapan terduga teroris namun dijawa tengah total yg ditangkap 20 orang, 13 ditangkap hidup, 7 ditembak mati, namun yg jadi masalah anggota densus 88 menembak membabi buta akibatnya ratusan amunisi terbuang cuma cuma, dan kerjanya sangat tidak efesien dan targetnya juga tidak jelas dan mendasar bahwa yg mereka tangkap adalah teroris karena sebagian yg mereka tembak mati adalah perampok. coba bandingakan cara kerja FBI di amerika pada saat pemboman boston pelaku pemboman yg cuma ditembak satu kali tepat ditenggorokan dan tidak membabi buta kayak densus 88.karena itu densus 88 harusnya menggunakan sniper (penembak jitu) dan berusaha melumpuhkan target operasi jangan dibunuh karena polisi sebagai penegak hukum wajib menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, dan harusnya yg menyatakan orang bersalah atau tidak ,teroris atau bukan adalah Pengadilan. karena itu densus 88 harus diaudit kinerjanya. karena meresahkan ummat islam
Secara umum memang tidak ada yang membedakan antara kemampuan sniper polisi dan militer.masing-masing memiliki ilmu teknik dan pelatihan yang kurang lebih sama. Hal utama membedakan keduanya adalah batasan yang mesti dilakukan sehubungan dengan tugas mereka yang sedikit banyak memiliki perbedaan.
Kalau militer harus memberentikan (membunuh) gerak maju musuh maka polisi bila tidak terpaksa cukup melumpuhkan .keduanya diikat oleh aturan hukum. Kesalahan sniper polisi adalah manakalah ia menganggap dirinya sama dengan spiner militer di medan perang.bila demikian,polisi tidak terperangkap dalam tindakan yang gegabah. Begitu pula sebaliknya,sniper meliter akan memiliki banyak kerugian bilah bertindak seolah dirinya sebagai law officer seperti ini akan merugiakan diri sniper militer.
Di lapangan sniper kepolisian dihadapkan pada permasalahan yang lebih rumit.tidak jarang sniper polisi harusberhadapan dengan pilihan dimana teroris berada sangat dekat dengan sandera. Tindakan teroris terhadap sandera juga tidak bisa diprediksi. Dia bisa membuat sangat brtal dengan tiba-tiba. Disinilah,sniper polisi harus menembak tepat sasaran tampa melebar ke sandera ,risiko yang dihadapi memang lebih besar.
Sniper polisi relatif mendapat medan tempur lebih dekat ketimbang sniper militer. Ini disebabkan karena polisi banyak beraksi di antara gedung-gedung perkotaan ketimbang hutan,sniper polisi sering kali dihadapkan pada keadaan dimana harus menyelamatkan sandera anak-anak atau wanita hamil diantara sekian tugas yang harus dijalankan.
Dalam buku police Rifles,Richard Faiburn menulis tiga hal besar yang harus dilakukan sniper polisi dari sekian yurisdiksi yang dikeluarkan pemerintah.
pertama,polisi harus bisa menggunakan kekuatan mematikannya dalam aturan yang tepat saat bertahan dari seragam yang membahayakan jiwanya.
kedua,polisi harus bisa menggunakan kekuatan mematikannya secara tepat atas tindakannya yang mengancam jiwa orang lain.dan yang
ketiga,polisi harus bisa menggunakan kekuatan mematikannya dalam upaya mencegah pelarian buronan berbahaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI