Mohon tunggu...
13_Kadek Indah Pratiwi Sari
13_Kadek Indah Pratiwi Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi membaca dan suka memasak makanan baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Implementasi Ajaran Hindu dalam Perayaan Nyepi , Sloka Suci , dan Tempat Suci Di Bali

26 September 2025   08:44 Diperbarui: 26 September 2025   08:44 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan memahami sloka ini, umat Hindu diingatkan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan hidup, tetapi mengisinya dengan perbuatan yang bermanfaat.

   Dalam agama Hindu juga terdapat tempat-tempat suci. Dalam tradisi Hindu di Bali, pura bukan hanya tempat pemujaan Dewa-Dewi, tetapi juga roh leluhur atau orang suci yang dihormati. Misalnya:

  • Pelinggih Ratu Dukuh → pemujaan leluhur suci.
  • Pura Panti → sebagai tempat memuja roh para leluhur atau rsi yang telah menyucikan diri.
  • Merajan (Sanggah Kemulan) di rumah tangga Hindu → pemujaan roh leluhur keluarga.

Hal ini menunjukkan penghormatan Hindu terhadap leluhur sebagai bagian dari perjalanan spiritual menuju Brahman.

Pura di Bali untuk Pemujaan Dewa-Dewi Hindu dan Awatara

Beberapa contoh pura di Bali dan fungsinya:

  • Pura Besakih (Karangasem) → disebut Pura Agung, pusat pemujaan semua manifestasi Ida Sang Hyang Widhi.
  • Pura Penataran Agung Besakih → memuja Brahma, Wisnu, dan Siwa.
  • Pura Desa → pemujaan Dewa Wisnu sebagai pemelihara.
  • Pura Puseh → pemujaan Dewa Brahma sebagai pencipta.
  • Pura Dalem → pemujaan Dewa Siwa sebagai pelebur.

Awatara Wisnu:

  • Rama (kisah Ramayana) → simbol kebenaran, kesetiaan, dan dharma.
  • Kresna (kisah Mahabharata) → simbol kebijaksanaan, pengayom, dan guru sejati.

Dengan demikian, pura tidak hanya sebagai tempat bersembahyang, tetapi juga pusat spiritual untuk memahami inkarnasi Tuhan di dunia.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa hampir semua pura besar di Bali berada di alam terbuka, misalnya di gunung, pantai, atau hutan. Hal ini memiliki makna, Alam adalah manifestasi Brahman (Tri Hita Karana), sehingga pemujaan dilakukan dekat dengan alam. Tempat yang asri memberikan suasana hening dan khusyuk, mendukung konsentrasi spiritual. Laut, gunung, dan hutan dianggap tempat bersemayamnya para dewa. Misalnya, Gunung Agung sebagai tempat suci pemujaan Siwa. Menunjukkan kewajiban umat Hindu untuk menjaga kelestarian lingkungan, karena alam dan manusia tidak bisa dipisahkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun