Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

hobi Menulis dan Berkebun Profesi Pustakawan dan wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kampung Pintar sebagai Literasi Sosial Perpustakaan

19 Februari 2024   07:43 Diperbarui: 19 Februari 2024   15:54 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (KOMPAS.com/AGUS FAUZUL HAKIM)

Inisiasi lahirnya kampung pintar atau desa pintar terkadang tidak berkolerasi dengan pengembangan perpustakaan. Tidak bisa dipungkiri perpustakaan merupakaan asset strategis dalam mendorong budaya literasi di kalangan masyarakat. 

Selama ini telah dikenal perpustakaan berbasis inklusi sosial, namun model kampung pintar disini adalah kampung pencerahan yang terkonsep dalam bentuk pengayaan berliterasi sosial. 

Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando menjelaskan pada media, bahwa manifesto International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA)-UNESCO 2022 menyatakan, perpustakaan umum adalah kekuatan untuk pendidikan, kebudayaan, inklusi dan informasi. 

Perpustakaan umum juga menjadi agen untuk pembangunan berkelanjutan, dan pemenuhan kebutuhan individu akan perdamaian dan kesejahteraan spiritual semua individu. 

Pernyataan tersebut disampaikan pertepatan saat menjadi tuan rumah pertemuan CDNLAO ke-28 yang mengangkat tema "Library Service Impacts on Community: Sustainability, Inclusion, and Innovation".

Sebagai Agen pembangunan yang berkelanjutan, perpustakaan senantiasa pengembangkan peran strategisnya di tengah-tengah masyarakat, terutama dalam meningkatkan kemampuan berliterasi masyarakat. 

Kampung pintar bisa dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan literasi sosial. Pengembangan literasi sosial ini dalam wujud fisiknya adalah kampung pintar, pintar lingkungan, pintar menyejahterakan diri yang terkonsep dalam pintar sumber daya manusia yang melek literasi. 

Sebagai langkah awal adalah bagaimana perpustakaan sebagai pelopor kehadirannya benar-benar dirasakan di kampung tersebut. Dibutuhkan proses yang panjang untuk menjadikan kampung tersebut benar-benar ideal sebagai sebuah kampung pintar. 

Ekosistem kampung pintar ini merujuk tema pertemuan CDNLAO ke-28 yakni dampak pelayanan perpustakaan pada masyarakat yang berkelanjutan, inklusi dan inovasi. 

Pustakawan Perpustakaan sebagai sutradara dalam merancang skenario pelayanan masyarakat yang terkonsep dalam kampung pintar. Terkait dengan ekosistem literasi sosial juga bagian dari upaya membentuk ekosistem digital yang bertujuan menjadikan kampung pintar tersebut sebagai bahan pustaka dan karya warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun