Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Meet Me After Sunset (2018)

19 Februari 2019   19:31 Diperbarui: 19 Februari 2019   19:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.postinganbiasa.blogspot.com

Segelap-gelapnya malam kita bisa melihat sesuatu yang indah dan sesuatu yang cantik.

Vino (Maxime Boutier) yang mengikuti orang tuanya pindah ke Ciwidey berusaha beradaptasi dengan hal-hal baru yang ia temui, disekolahnya yang baru ia bisa langsung mencuri perhatian para murid terutama murid perempuan. 

Suatu malam ia secara tak sengaja melihat sesosok perempuan berjubah merah berjalan melewati rumahnya, dipenuhi rasa penasaran Vino kemudian mengikuti perempuan tersebut dan saat melihat langsung wajah sang perempuan Vino takjub pada kecantikan wajahnya. Meskipun sang perempuan langsung meninggalkan Vino namun rasa penasaran membuat Vino kemudian menunggu kehadiran perempuan itu tersebut pada malam berikutnya. Vino kemudian mengetahui perempuan itu adalah Gadis (Agatha Chelsea), Gadis dianggap aneh oleh sebagian besar warga karena ia tak pernah keluar rumah saat siang hari dan sering keluar sendirian di malam hari, Gadis hanya ditemani sang ayah (Iszur Muchtar) yang merupakan guru Vino dan Bagas (Billy Davidson) teman Gadis sejak kecil yang punya penangkaran rusa.

Vino mengetahui impian-impian Gadis saat secara tak sengaja menemukan buku harian Gadis yang ditinggalkan Gadis disebuah bukit karena menghindari Vino. Dari buku harian tersebut Vino mulai menyusun berbagai rencana untuk mewujudkan mimpi Gadis yang terbilang biasa bagi Vino, seperti menangkap kunang-kunang, pergi ke Bandung, lari pagi, hingga bersekolah secara normal. Meskipun Gadis masih menganggap Vino hanya seorang cowok pengganggu yang juga membuat Bagas cemburu atas kehadiran Vino, namun usaha gigih Vino untuk mewujudkan satu persatu impian Gadis mampu membuat Gadis mulai terpesona pada pesona Vino. Hingga suatu saat Vino terlambat mengantarkan Gadis pulang karena keasyikan berkeliling di kota Bandung ia mengetahui fakta mengejutkan tentang kondisi Gadis.

Vino kemudian berupaya untuk mewujudkan mimpi besar Gadis sekaligus memotivasi Gadis untuk tetap menulis, namun Vino tidak menyadari jika usahanya membuat bahagia Gadis justru membuat resiko yang lebih besar terhadap dirinya.

Maxime Boutier sebagai Vino (sumber: Dok. Pribadi)
Maxime Boutier sebagai Vino (sumber: Dok. Pribadi)
Saya harus mengakui film arahan Danial Rifki ini cukup memukau sajian CGI-nya, ia berhasil membuat pesona alam Ciwidey begitu indah dalam balutan magis keindahan suasana malam. Kekuatan pada bagian CGI berhasil membuat film cukup menawan dan menutupi kelemahan pada bagian cerita, jika saja cerita yang skrip-nya ditulis Haqi Achmad ini bisa dieksekusi dengan penggalian logika serta konflik menguras emosi yang kuat saya pikir film ini akan semakin istimewa.

Maxime Boutier sebagai bad boy dengan kegigihan luar biasa mampu bermain baik meskipun belum bisa dibilang cemerlang, Agatha Chelsea juga tampil cukup bagus sebagai perempuan misterius dengan kecantikannya yang menawan. Chemistry antara Maxime Boutier dan Agatha Chelsea mengalir dengan baik dan saling menopang, sayangnya Billy Davidson terlalu terbawa sebagai lelaki yang kaku sehingga ia hanya tampak sekedar melengkapi tanpa punya ruang luas untuk mengembangkan karakter yang ia perankan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun