Mohon tunggu...
Shiva Jea Nezia Aora
Shiva Jea Nezia Aora Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca komik atau cerita bergambar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menekan Angka Polusi Plastik dengan Strategi 3R dan Melibatkan Peran Warga

11 Juni 2025   23:51 Diperbarui: 11 Juni 2025   23:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak, karena produksi plastik sekali pakai yang meningkat pesat membanjiri kemampuan dunia untuk mengatasinya. Plastik memang diciptakan untuk membantu kehidupan manusia, tetapi disisi lain memiliki banyak masalah yang bukan hanya merugikan manusia tetapi hewan dan juga alam merasakan imbas dari adanya limbah plastik (Dalilah, 2021). Kemudahan yang ditawarkan plastik telah menyebabkan budaya membuang-buang atau boros ketika menggunakan plastik. Banyak dari produk ini, seperti kantong plastik dan bungkus makanan, digunakan hanya beberapa menit hingga beberapa jam, tetapi dapat bertahan di lingkungan selama ratusan tahun.

Lautan yang dipenuhi sampah plastik 
Lautan yang dipenuhi sampah plastik 

Plastik sekali pakai seperti botol air mineral, sedotan dan kantong belanja plastik menjadi penyumbang utama sampah di lautan dan sungai. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat pencemaran plastik tertinggi di dunia. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik berakhir di laut, membahayakan satwa laut dan mencemari air. Partikel mikroplastik yang dihasilkan dari plastik sekali pakai dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan air. Studi telah menunjukkan bahwa mikroplastik dapat mempengaruhi kesehatan manusia, meski dampak jangka panjangnya masih diteliti lebih lanjut.

Polusi plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak, karena produksi plastik sekali pakai yang meningkat pesat membanjiri kemampuan dunia untuk mengatasinya. Pada dasarnya, plastik dapat didaur ulang kembali, namun kesadaran masyarakat mengenai hal ini masih sangat kurang. Sampah plastik biasanya dibuang langsung ke alam tanpa melalui proses pemilahan, sehingga memerlukan waktu yang sangat lama bila hanya mengandalkan degradasi secara alami, sehingga pemakaian plastik secara bijak sangat diperlukan saat ini (Decy Arwini, 2022).

Reduse, Reuse dan Recycle 
Reduse, Reuse dan Recycle 

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan plastik tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan sehari-hari manusia. Mengingat penggunaan plastik di berbagai bidang membuat manusia lalai bahwa plastik meskipun membantu manusia namun sangat sulit untuk dimusnahkan. 

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, upaya ini memerlukan kesadaran diri dan peran masyarakat untuk menyukseskannya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam upaya meminimalisir penggunaan plastik antara lain, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan memilih kantong belanja ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali, menggunakan botol minum yang dapat digunakan kembali (reusable), gunakan sedotan stainless steel atau bambu. Langkah selanjutnya adalah dengan menerapkan reuse, recycle, dan recovery. 

Reuse adalah cara mengurangi timbulan sampah plastik dengan cara pakai ulang atau penggunaan kembali tanpa perlakuan apa-apa terhadap sampah plastik tersebut. Recycle adalah upaya mendaur ulang limbah plastik untuk dimanfaatkan dengan memproses kembali menjadi produk lain seperti bahan baku sekunder produk plastik lain. Recovery adalah upaya mengambil ulang bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi.

Contoh bank sampah 
Contoh bank sampah 
Memberikan penyuluhan-penyuluhan untuk masyarakat, terutama kepada ibu-ibu rumah tangga sebagai konsumen utama produk plastik agar mampu lebih bijak dalam menggunakan produk plastik dalam kesehariannya dan tidak membuang limbah rumah tangga mereka dengan sembarangan. Lalu dengan dibuatkannya bank sampah, yang mau membeli hasil pemilahan sampah plastik maupun sampah anorganik lain yang telah dipilah di lingkungan rumah tangga oleh masyarakat dengan harga yang layak (Decy Arwini, 2022). Dengan langkah-langkah upaya yang tersebut diharapkan dapat menekan angka limbah plastik dan menyadarkan masyarakat mengenai dampak negatif dari sampah plastik untuk lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun