Mohon tunggu...
Safri Sebastian Sihombing
Safri Sebastian Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Sales-marketing dan Finance Specialist | Writer dan Debater | Social-Economics Researcher

Fonder Forum Debat dan Ilmiah Mahasiswa (FODIM) Unimed, Inisiator Ruang Berbagi 7, Iniator dan Penasehat Himpunan Mahasiswa Paranginan || Penerima Penghargaan Lomba Artikel Blog Kementerian PUPR dan Blog Competition Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI 2020 || Penerima Penghargaan Lomba Karya Tulis Ilmiah PT Inalum Persero 2019 || Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2019 || Peraih Juara Debat Mahasiswa Tingkat Nasional || Juara 1 Call for Paper UTM Madura dan Finalis Terbaik KBMK Bidang Kasus Pemasaran Kemenristekdikti 2019 || Tidak ada yang dapat mengalahkan ketekunan sekalipun kekuatan dan kejeniusan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Penggunaan Uber sebagai Sarana Mengurangi Macet Jakarta

5 November 2017   00:25 Diperbarui: 7 November 2017   16:43 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi Salah Satu Jalan di Kota Jakareta

Jakarta merupakan kota besar yang terletak di pulau jawa Indonesia. Ada begitu banyak problema yang dihadapi di kota Jakarta salah satunya adalah masalah macet. Jakarta dapat dikatakan sebagai salah satu kota metropolitan yang situasinya teraneh di dunia. Ya, mengapa demikian ? coba amati situasi lalu lintas di jalan raya yang ada di ibu kota Jakarta. Sejauh mata memandang, jalan-jalan di Jakarta didominasi oleh kotak-kotak besar yang berjalan (sebutan untuk kendaraan roda empat). Anehnya lagi di dalam kotak-kotak besar tersebut umumnya hanya dihuni oleh satu orang saja, yaitu supirnya sendiri. 

Salah satu penyebab hal tersebut bisa terjadi karena adanya kepemilikan atau penggunaan mobil oleh orang-orang kaya yang ada di Jakarta. Kabarnya bagi beberapa orang kaya, setiap satu orang anggota keluarga diberikan satu buah mobil atau roda empat sebagai alat transportasi dan kalau punya anak yang masih di bawah umur, maka setiap anak selain dibekali mobil juga disiapkan seorang supir untuk pergi kemana-mana. Bila penggunaan satu mobil untuk satu orang, maka dapat dipastikan Jakarta tidak akan bisa lepas dari belenggu macet dan bahkan kemacetan tersebut akan terus bertambah.

Penyebab  Kemacetan Kota Jakarta

Ada beberapa penyebab yang secara nyata mempengaruhi kondisi kemacetan kota Jakarta, yaitu : 

1.Ledakan jumlah kendaraan di Jakarta.

 Ledakan jumlah mobil di Jakarta meningkat sebesar 12 persen tiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta dan sekitarnya bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit kendaraan per hari. Ia mengatakan, jumlah tersebut didominasi oleh pertambahan sepeda motor yang mencapai 4.000 hingga 4.500 per hari. Sedangkan kendaraan roda empat mengalami pertumbuhan sebanyak 1.600 unit per hari.

 

2.Kurangnya kesadaran pengemudi dan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas.

Ada begitu banyak kasus pelanggaran peraturan lalu lintas yang terjadi di kota Jakarta. Beberapa diantaranya adalah kasus parkir liar, kasus kurang mematuhi rambu-rambu lalu lintas, kasus menerobos trotoar dan masih banyak lagi. Hal ini menyebabkan macet mengalami kenaikan di kota Jakarta.

 3.Kurangnya lokasi parkir.

Jumlah kendaraan yang ada di kota Jakarta tidak sebanding dengan jumlah area parkir di daerah tersebut. Bayangkan bila semua orang di Jakarta memiliki satu kendaraan untuk digunakan, maka hal tersebut akan mempersempit area parkir sehingga banyak para pengemudi yang memarkirkan mobilnya sembarangan dan mengakibatkan kemacetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun