Mohon tunggu...
Bagas Hendrawan
Bagas Hendrawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - UPN VETERAN JAWA TIMUR

Pelajar UPN VETERAN JAWA TIMUR, dengan hobi akunting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Support Orang Tua bagi anak Remaja di Era Digitalisasi

20 Desember 2023   16:38 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:46 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Bagas Hendrawan dan Saifuddin Zuhri

Usia remaja merupakan usia yang potensial untuk mengembangkan diri. Seiring dengan bertambahnya usia, juga haruslah berkembang pengetahuan, wawasan, kemampuan, skill dan sebagainya. Namun, kebanyakan remaja belum menyadari hal tersebut. Bahkan mereka banyak disibukkan dengan hal-hal yang sepele, sehingga waktu yang mereka miliki terbuang dengan sia-sia (Diana Amalia, 2023). Dengan kehadiran teknologi yang semakin mendalam dalam kehidupan sehari-hari, remaja saat ini sering kali dihadapkan pada situasi yang memerlukan keterampilan digital, pemikiran kritis, dan ketahanan emosional. Namun, di balik kemudahan akses informasi dan komunikasi, terdapat pula risiko seperti missinformasi, ancaman keamanan siber, dan dampak psikologis dari kecanduan media sosial.

Anak Remaja sangat memerlukan dukungan dalam hidup guna memotivasi agar lebih semangat terutama oleh orangtua. Menurut penelitian (Rozaqo, 2008) ia menjelaskan bahwa keluarga adalah sumber dari semua pendidikan yang utama dan pertama karena segala pengetahuan dan kecerdasan intelektual manusia pertama diperoleh dari keluarga dan anggota keluarga.

Teknologi digital terus merangsek kehidupan keluarga saat ini tanpa terbendung. Baik orang tua maupun anak-anak menjadi pengguna media digital dalam bentuk, seperti komputer, smartphone, laptop maupun internet. Akan tetapi, kenyataaan ini tidak diimbangi dengan kecerdaasan para remaja dan orang tua dalam mengolah informasi (Winerda dan sapanti, 2019). Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan para remaja dalam pembelajaran di era digitalisasi. Orang tua perlu mengenal alat, sumber daya, dan wawasan yang diperlukan demi mendukung efektifitas remaja di era digital. Melalui penelitian, dan kisah nyata yang telah berlalu, kami ingin membangun jembatan komunikasi antara generasi, memastikan bahwa remaja dilengkapi dengan keterampilan, pengetahuan, dan ketahanan yang diperlukan untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

Tim penelitian Kelas Mata kuliah agama G737  yang terdiri dari mahasiswa akuntansi melakukan wawancara yang bertemakan "Pentingnya support orang tua bagi anak remaja di era digitalisasi" pada orang tua di wilayah Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu,12 November 2023 oleh para mahasiswa yang beranggotakan yaitu Bagas Hendrawan, Muhamad Irfani, Muhammad Fakhri Yudanto, dan Muhammad Safin Artakusuma.

Kami melakukan wawancara kepada beberapa orang tua mengenai peran mereka sebagai support remaja, tidak disangka ternyata masih banyak orang tua yang menanggapi hal ini sebagai hal yang sepele. Padahal masa remaja adalah masa dimana anak mengalami berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial.


Kegiatan ini berlangsung menggunakan metode wawancara untuk menggali informasi secara lisan kepada beberapa narasumber yang telah kami temui. Narasumber yang kami temui pun memiliki jawaban yang beragam beberapa ada yang mendukung anak melakukan keinginannya secara mandiri, ada juga yang memilih untuk care dan membatasi kegiatan anaknya.

Dalam kegiatan ini kami menemui narasumber dari beberapa orang tua yang berasal di berbagai daerah di Surabaya. "Orang tua adalah pedoman bagi anak sehingga hal apapun yang dilakukan oleh orang tua akan berpengaruh kepada anak, untuk anak saya sendiripun saya selalu membatasi dari hal-hal buruk tetapi saya selalu mendukung dia dibidang akademik" ucap Nita Wulandari, Karyawan swasta, Rungkut (40).

"Saya sih, tidak peduli apa yang dilakukan anak saya karena dia sudah remaja sudah dewasa juga (18 tahun), jadi menurut saya sebagai orang tua tidak perlu begitu membatasi anak karena mereka punya hak tersendiri untuk hidup biarkan dia hidup mandiri di luar sana" Ucap Supriono, pegawai wiraswasta asal Ketintang (55).

"Menurut saya, orang tua perlu sekali dalam masa-masa remaja untuk mendampingi dan memberikan arah yang terbaik bagi anak kita." Ujar Ruslan, pemilik toko elektronik, Gunung Anyar (45)

Dari data yang kami peroleh melalui wawancara tersebut rata-rata orang tua yang mensupport dan mengawasi anaknya di era digitalisasi saat ini kebanyakan dalam rentang umur 40-45 tahun sedangkan diatas 46 tahun orang tua lebih membiarkan anaknya melakukan aktivitas tanpa pengawasan karena pada dasarnya anak remaja sudah bisa mandiri.

Dokpri
Dokpri

Kami juga memberikan masukan kepada orang tua agar lebih mengawasi anak remaja karena usia remaja merupakan usia rentan terhadap pengaruh atau dampak negatif di era digitalisasi. Kami juga menghimbau kepada orang tua untuk mensupport anak terutama dalam hal mental remaja yang tidak stabil.

Orang tua yang hebat harus terlibat dalam mendidik anak dengan mengimplementasikan pola asuh yang arif, positif, efektif, konstruktif, dan transformatif. Orang tua harus mendidik anak bukan dengan paksaan, tetapi dibujuk, diberi kebebasan tetapi tetap dengan suatu kontrol supaya pertumbuhan dan perkembangan anak tetap terkendali dengan baik.

Orang tua yang peduli terhadap anak berarti orang tua yang terlibat dalam seluruh dimensi pembentukan seorang anak. Artinya, orang tua tidak hanya piawai dan paham segala macam hal dan istilah teknis dari perangkat dan media digital yang akan dibeli atau telah digunakan anak. Akan tetapi, selama anak masih tergantung kepada orang tua, maka orang tua wajib mengetahui bukan membatasi, untuk apa dan bagaimana perangkat dan media digital digunakan anak. Orang tua sebaiknya memahami bahwa perangkat dan media digital adalah teknologi yang bak pisau bermata dua. Dalam arti bahwa apabila media tersebut salah digunakan, maka bisa mencelakai penggunanya. Begitupun sebaliknya, apabila digunakan dengan semestinya maka bisa menjadi keuntungan penggunanya.

Refrensi : 

https://psikologi.unissula.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/c11-arihandayani-dkk.pdf

Hasil wawancara Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun