Mohon tunggu...
Ahmad Budi Febriansyah
Ahmad Budi Febriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Jika Sejarah tidak diruwat ya dirawat.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

BBM Langka Lagi! Ternyata Ini Penyebab Sebenarnya Warga Jember Panik Borong Bensin

3 Agustus 2025   13:42 Diperbarui: 3 Agustus 2025   13:42 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali berita tentang BBM langka di Jember mencuat, kita seperti sudah tahu yang akan terjadi SPBU dipadati kendaraan, antrean panjang mengular, dan masyarakat berlomba mengisi penuh tangki kendaraan mereka. Fenomena ini dikenal sebagai panic buying BBM, dan sayangnya, ini bukan peristiwa baru bagi warga Jember.

Namun benarkah ini sekadar soal keterlambatan pasokan? Atau ada sesuatu yang lebih dalam dari antrean di SPBU?

Panic Buying dan Mentalitas Kawanan
Masyarakat yang melihat antrean langsung panik. Padahal, belum tentu mereka benar-benar butuh BBM saat itu. Reaksi semacam ini dijelaskan dalam sosiologi sebagai penularan sosial dan mentalitas kawanan. Satu orang panik orang lain meniru SPBU jadi penuh pasokan BBM makin sulit panik makin meluas.

Apalagi saat ini, informasi tentang kelangkaan bisa menyebar secepat kilat lewat media sosial. Foto antrean di SPBU Baratan atau info stok habis di grup WhatsApp bisa memicu kepanikan kolektif hanya dalam hitungan menit.

Pola Panic Buying BBM di Jember yang Berulang
Di Jember, krisis BBM dan panic buying terjadi berkali-kali:

- 2018: Premium langka bahkan sebelum harga naik resmi diumumkan.
- 2021: Pertalite sulit didapat karena kapal pengangkut tidak bisa bersandar.
- 2022: Nelayan di Puger kesulitan solar bersubsidi.
- 2025: Penutupan Jalur Gumitir memutus rantai distribusi BBM dari Banyuwangi.

Polanya berulang: gangguan distribusi kabar simpang siur antrean SPBU panic buying BBM langka makin nyata.

Antrean BBM dan Dampak Sosial yang Luput dari Sorotan
Saat kita bicara soal BBM langka Jawa Timur, biasanya yang muncul di berita adalah antrean SPBU. Tapi di balik itu, dampaknya jauh lebih besar dan kompleks.

Misalnya, nelayan Jember tidak bisa melaut karena solar langka. UMKM terpaksa mengurangi operasional karena kendaraan tidak bisa jalan. Dan di sektor pendidikan, guru dan siswa mengalami gangguan mobilitas siswa absen, guru kelelahan setelah antre bensin subuh-subuh.

Dalam jangka panjang, ini berdampak pada penurunan kualitas pembelajaran, beban psikologis guru-siswa, dan bahkan menurunnya kepercayaan terhadap sistem pendidikan.

Penimbunan BBM dan Erosi Kepercayaan Publik
Panic buying juga membuka celah bagi perilaku oportunistik. Salah satu kasus di Jember mengungkap warga yang memodifikasi tangki mobil untuk menimbun Pertalite dan menjualnya kembali. Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga memicu ketidakadilan sosial yang lebih dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun