Mohon tunggu...
Agung Widodo
Agung Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa biasa yang meyakini bahwa belajar bukan hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga melalui setiap momen, tantangan, dan pengalaman hidup yang saya jalani. Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia IT, di mana setiap inovasi dan perkembangan teknologi selalu memicu rasa ingin tahu dan semangat saya untuk terus menggali lebih dalam.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

"Tantangan dan Peluang Koperasi Merah Putih di Kabupaten Lamongan"

25 September 2025   03:26 Diperbarui: 25 September 2025   10:24 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah daerah menyadari persoalan ini, sehingga mulai mendorong digitalisasi tata kelola koperasi. Sejumlah koperasi telah dilatih menggunakan aplikasi pembukuan sederhana. Harapannya, pencatatan keuangan dapat lebih transparan, akuntabel, dan terpercaya. Namun, upaya ini tidak berjalan mulus karena terbentur pada rendahnya literasi digital pengurus, keterbatasan jaringan internet di desa, serta biaya operasional perangkat lunak. Walau demikian, digitalisasi tetap dianggap sebagai jalan panjang yang harus ditempuh untuk memastikan keberlanjutan koperasi.

Jika mendengar langsung suara masyarakat sebagai anggota koperasi, muncul beragam harapan sekaligus kekhawatiran. Banyak warga menaruh harapan besar pada koperasi Merah Putih sebagai akses terhadap pinjaman yang lebih murah, pemasaran hasil tani dan tangkapan yang lebih stabil, serta perlindungan dari praktik tengkulak. Namun, mereka juga khawatir apakah pengurus benar-benar mampu mengelola koperasi secara profesional, apakah dana dapat digunakan dengan transparan, dan apakah koperasi tidak akan berakhir sebagai sekadar simbol program pemerintah.

Dari identifikasi lapangan, setidaknya ada empat tantangan besar yang dihadapi koperasi Merah Putih Lamongan. Pertama, profesionalisme pengurus yang masih lemah sehingga memerlukan pelatihan intensif dan berjenjang. Kedua, partisipasi anggota yang belum optimal karena banyak yang hanya menjadi penonton dalam RAT. Ketiga, keberlanjutan usaha yang terancam jika koperasi hanya mengandalkan bantuan tanpa mengembangkan sumber pendapatan mandiri. Keempat, akuntabilitas keuangan yang belum sepenuhnya kuat karena masih mengandalkan sistem manual.

Untuk menjawab tantangan ini, diperlukan langkah-langkah penguatan. Pelatihan yang berkesinambungan dalam manajemen, akuntansi, dan digitalisasi perlu digencarkan. Standarisasi prosedur operasional (SOP) koperasi, termasuk mekanisme pengeluaran dan pelaporan, harus ditegakkan. Digitalisasi harus diperluas dengan menyediakan aplikasi yang sederhana tetapi efektif bagi koperasi desa. Kemitraan strategis dengan dunia usaha maupun lembaga keuangan perlu dibangun agar koperasi tidak berjalan sendirian. Dan yang tak kalah penting, Rapat Anggota Tahunan harus dikembalikan pada marwahnya sebagai forum demokrasi anggota, bukan sekadar ritual tahunan.

Jika semua langkah ini ditempuh, maka capaian luar biasa Lamongan dalam membentuk 474 koperasi Merah Putih di seluruh desa/kelurahan tidak akan berhenti sebagai prestasi administratif semata. Ia akan benar-benar menjelma menjadi gerakan ekonomi rakyat yang nyata. Keberhasilan sejati bukanlah sekadar pada jumlah koperasi yang berdiri, melainkan pada kemampuan koperasi untuk bertahan, tumbuh, dan memberi manfaat bagi anggotanya.

Dengan demikian, program Koperasi Merah Putih Lamongan memiliki potensi besar untuk menjadi contoh nasional. Ia bisa menunjukkan bahwa koperasi, ketika dikelola dengan baik, dapat kembali ke fitrahnya sebagai wadah kolektif masyarakat desa untuk membangun kemandirian ekonomi. Jika hal ini terwujud, maka koperasi tidak lagi dipandang sebagai jargon atau simbol belaka, melainkan sebagai instrumen nyata menuju kesejahteraan rakyat Lamongan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun