Mohon tunggu...
Agung Widodo
Agung Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa biasa yang meyakini bahwa belajar bukan hanya terbatas di dalam kelas, tetapi juga melalui setiap momen, tantangan, dan pengalaman hidup yang saya jalani. Saya memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia IT, di mana setiap inovasi dan perkembangan teknologi selalu memicu rasa ingin tahu dan semangat saya untuk terus menggali lebih dalam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Produktivitas Naik, Tengkulak Pun Tersingkir : Startup JALA Ubah Nasib Petani Udang dengan Ekonomi Kreatif Berbasis Teknologi

28 April 2025   05:14 Diperbarui: 28 April 2025   05:14 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyerapan Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat

Tidak hanya membantu petani udang JALA juga memberikan lapangan pekerjaan bagi Masyarakat sekitar, JALA telah melibatkan lebih dari 200 tenaga kerja lokal. Yang menarik, 30% di antaranya adalah pemuda dari daerah sekitar Yogyakarta yang dilatih menjadi teknisi IoT (Internet of Things) khusus untuk tambak. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tambak melalui teknologi, tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi generasi muda. Dengan keterampilan IoT yang mereka miliki, para pemuda ini turut mendorong modernisasi sektor perikanan sekaligus memperkuat ekonomi lokal.

Kontribusi JALA bagi Perekonomian Nasional

Mendorong Ekspor Udang Indonesia

Menurut data FAO (Food and Agriculture Organization of the United Nations) pada tahun 2023, Indonesia menempati posisi ke-4 sebagai produsen udang terbesar di dunia, dengan nilai ekspor mencapai $2,4 miliar pada tahun 2022 (Kementerian Kelautan dan Perikanan). Pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak, termasuk JALA, yang berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan daya saing udang Indonesia di pasar internasional. Udang dari petani udang yang bekerja sama dengan JALA telah berhasil menembus pasar ekspor premium seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa negara-negara dengan standar kualitas dan keamanan pangan yang sangat ketat. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa udang hasil budidaya Indonesia tidak hanya memenuhi persyaratan global, tetapi juga mampu bersaing dengan produk udang dari negara lain.

Mengurangi Ketergantungan pada Tengkulak

Sebelum adanya JALA, sebagian besar petani udang di Indonesia terjebak dalam sistem perdagangan yang tidak menguntungkan. Sekitar 70% petani udang bergantung pada tengkulak sebagai perantara penjualan, dengan margin keuntungan yang sangat tipis, hanya sekitar 10-15%. Kondisi ini membuat pendapatan petambak tidak stabil, sulit berkembang, dan rentan terhadap tekanan harga dari pihak tengkulak. Namun, kehadiran platform JALA telah mengubah pola distribusi ini secara signifikan. Kini, petani udang bisa menjual langsung ke pembeli besar, eksportir, atau pasar modern tanpa melalui banyak perantara. Dengan begitu, margin keuntungan petambak meningkat pesat menjadi 25-30%, bahkan lebih tergantung kualitas dan permintaan pasar.

Kesimpulan

Sejak didirikan pada tahun 2016, JALA telah memberikan transformasi yang luar biasa di sektor perikanan Indonesia, khususnya dalam dunia budidaya udang. Berawal dari keprihatinan mendalam terhadap ketergantungan petani udang pada metode tradisional yang penuh ketidakpastian dan inefisiensi, JALA hadir membawa harapan baru bahwa teknologi dan inovasi bisa menjadi kunci perubahan nyata. Dengan pendekatan yang berani dan berbasis data, JALA memperkenalkan solusi digital yang mampu mengatasi berbagai tantangan lama di lapangan mulai dari pengelolaan tambak, pemantauan kualitas air, hingga prediksi hasil panen.

Dalam waktu kurang dari satu dekade, JALA bukan hanya menjadi pionir, tetapi juga motor penggerak modernisasi budidaya udang di tanah air. Platform ini kini telah memberdayakan lebih dari 50.000 petani udang di Indonesia, membangun sebuah ekosistem baru yang mengedepankan efisiensi, keberlanjutan, dan ketahanan pangan. Melalui pemantauan real-time terhadap lebih dari 1.200 tambak, JALA menciptakan keterbukaan informasi yang sebelumnya sulit dicapai, sehingga petambak dapat mengambil keputusan berbasis data yang akurat dan cepat.

Keberhasilan JALA membuktikan bahwa perubahan di sektor tradisional seperti perikanan bukan hanya mungkin, tetapi juga esensial untuk masa depan industri yang lebih cerah. Dengan menggabungkan teknologi, inovasi, dan semangat memberdayakan komunitas, JALA telah menjadi contoh nyata bagaimana sebuah visi sederhana bisa tumbuh menjadi gerakan besar yang menginspirasi dan membawa dampak luas, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun