Mohon tunggu...
036_Anisa Safithri Romadhani
036_Anisa Safithri Romadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Bimbingan dan Konseling UNESA

UNESA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menumbuhkan Pendidikan Karakter pada Anak dalam Keluarga

6 Desember 2021   07:49 Diperbarui: 6 Desember 2021   07:57 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pendekatan terhadap anak (Pixabay)

Orang tua merupakan jembatan utama dalam pengembangan individu anak. Dalam konteks ini anak diibaratkan sebagai kertas putih kosong dan orang tua sebagai pena pengisi kertas tersebut. Segala perilaku orang tua dapat saja ditirukan oleh anak. Oleh sebab itu, orang tua harus menanamkan nilai-nilai positif sehingga anak memiliki karakter yang mulia. Dalam perngertiannya, karakter sendiri merupakan pola tingkah laku individu yang didapat dari genetik maupun lingkungan sekitar. Seorang anak dapat dikatakan berkarakter mulia apabila berperilaku sesuai dengan moral yang ada.

Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda. Orang tua diharapkan dapat memahami karakter dasar anak terlebih dahulu sehingga dapat menerapkan pola asuh yang sesuai dan dapat diterima dengan baik oleh anak. Penanaman pendidikan karakter ini dapat dilakukan orang tua sejak anak masih kecil, sehingga anak dapat menerapkapnya hingga ia dewasa. Penanaman nilai-nilai kebaikan dalam diri anak dapat mulai diterapkan melalui hal-hal kecil. seperti menghormati yang lebih tua, meminta izin ketika meminjam milik orang lain, dan berkata-kata sopan.

Namun, pada kenyataannya masih ada orang tua yang kurang memaksimalkan pendidikan karakter pada anak saat masih kecil. Hal ini dapat ditinjau dari orang tua yang menganggap candaan pada saat anak berperilaku tidak sopan terhadap orang yang lebih tua. Mereka cenderung menganggap apa yang dilakukan anak tersebut wajar dan dapat berubah sesuai dengan usia mereka.

Tentu saja keacuhan orang tua terhadap perilaku negatif anak saat masih kecil dapat mengakibatkan boomerang baik terhadap anak maupun orang tua, karena ketika anak beranjak dewasa anak akan cenderung mengganggap yang dia lakukan telah benar sehingga tidak menutup kemungkinan ia akan melakukan hal serupa. Jika hal tersebut terjadi, akan berdampak terhadap lingkungan anak maupun orang tua. Anak akan mendapat stigma buruk oleh masyarakat dan orang tua akan mendapatkan hal serupa pula.

Peran orang tua tidak hanya mendidik tetapi juga memberikan pengawasan serta pemahaman terhadap anak. Semakin anak dewasa anak akan lebih mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Anak yang tidak dapat menyaring pertemanan yang sehat akan cenderung mengikuti arus sehingga terjadi perubahan pola tingkah laku menjadi kearah negatif. Pada saat inilah pendekatan orang tua menjadi aspek utama dalam memerangi pengaruh buruk terhadap anak. Metode yang dapat orang tua terapkan kepada anak dapat berupa nasehat, hukuman atau penghargaan, berbagi cerita, dan pembiasaan kebaikan.

Dengan pendekatan terhadap anak menjadikan penanaman pendidikan karakter dapat berjalan maksimal. Pendidikan karakter ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika orang tua melepaskan tanggung jawab mendidik sepenuhnya hanya kepada sekolah. Peran keluarga tentu memegang peranan besar dan berpengaruh dalam pendidikan pribadi anak. Dari keluarga inilah dapat menciptakan  anak yang bermartabat dan berguna baik bagi masyarakat maupun negara. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun