Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

"Breakaway alias Pembangkangan"

25 April 2012   17:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:07 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335375353136980611

bicarabola.com

.

Sebenarnya ada kesalahan hanya etimologis, awalnya hanya sekedar memperhalus kata demi kesopanan dan tak melukai pihak pihak yang berkompeten/bersangkutan. Tetapi ternyata justru semakin terbelokkan dan kecenderungannya menjadi manipulatif, sehingga akhirnya salah kaprah. Apalagi di bumbui dengan emosi dan fanatisme buta, yang hanya mengedepankan kedirian dan menafikan kebenaran obyektip.

Yang kemudian terlontar komunikasi yang satu arah tanpa dialogue, adanya hanya statemen searah dan kebanyakan menjadi stigmatik, jargon dan penggeneralisasi, segala urusan dan masalah. terlalu memudahkan tanpa memikirkan bahwa hal itu telah menerjang norma norma dan kesopanan. Etika berkomunikasi, Etika pergaulan, yang mesti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, dengan sekaligus membuka ruang dialogue.

Sejak dari awalnya sudah di beritahu dan sudah dinyatakan dari awal, bahwa PSSI telah mengalami teguran keras dari AFC/FIFA, tentang adanya breakaway league, tak pernah ada kata lain dan dengan maksud dan pengartian yang berbeda. Breakaway League adalah istilah baku yang tak bisa di artikan dengan semaunya, dan hanya single interpretasi yang merupakan Fokus utama permasalahan PSSI. Baik di jaman Pak Djohar A. atau juga di jaman sebelumnya.

Entah atas pertimbangan apa, breakaway league di artikan, hanya sekedar liga yang berjalan di luar PSSI,  ternyata peringatan keras dan ancaman dari FIFA kepada PSSI, dan mesti di selesaikan secepatnya dengan tenggat waktu tertentu. Hal ini kemudian di tangkap sebagai signal, seolah olah ketidak mampuan PSSI mengendalikan dan menghilangkan Breakaway league,  merupakan titik lemah yang bisa menjatuhkan kredibilitas Djohar Arifin di hadapan FIFA. Dengan asumsi inilah kemudian ada celah untuk memberi gambaran yang nyata bahwa memang PSSI Djohar tak bisa dan tak mampu menguasai club club. dan  sekaligus menunjukkan bahwa PSSI sudah tak di percaya oleh ISL atau Club Club.

Dengan bergulirnya waktu, semakin angin terasa berhembus kencang, maka semakin keras mereka mendesak PSSI yang tak mampu dan sudah tak di percaya oleh anggota2nya. Itulah yang kemudian mendasari terbentuknya KPSI , KLB ancol dan PSSI tandingan dengan segala cara dan bentuk yang pokoknya menghasilkan kesimpulan adanya PSSI tandingan.

Padahal sesungguhnya yang terjadi, bahwa  mereka tak pernah merasa apa yang mereka kerjakan dengan menjadikan ISL sebagai Breakaway league,  adalah perbuatan yang sangat tidak etis dan tidak bisa di tolerir di dalam pemahaman FIFA. Bahwa Breakaway league, yang artinya adalah, kegiatan pemisahan dari PSSI sebagai Federasi resmi yang di akui FIFA. Atau lebih mendekati di sebut pembangkangan dan pemberontakan terhadap PSSI, yang tentu saja adalah federasi yang legal formal menurut FIFA, dan Pemerintah Indonesia.

Apapun motivasinya pembangkangan terhadap Induk Organisasi adalah kesalahan fatal dan merupakan kejahatan dalam organisasi. Terutama FIFA.

Sementara orang, di Indonesia, bahkan pihak2 yang merupakan tokoh persepakbolaan nasional, sampai tidak tahu arti sebenarnya dari breakaway league. Mereka menganggap hanya sekedar pernyataan sebagai kompetisi Sempalan yang sekaligus sebagai legitimasi ke pengurusan PSSI. Padahal sesungguhnya breakaway  dianggap telah melakukan perbuatan yang nista dalam Organisasi Manajemen FIFA,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun