Mohon tunggu...
Muhammad Asep Zaelani
Muhammad Asep Zaelani Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial Perusahaan, NU dan Gusdurian

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Program Csr Bidang Pendidikan Sebagai Investasi Sosial

10 Desember 2013   12:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:06 4232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Di tengah kondisi bangsa seperti sekarang ini, kita sangat merindukan akan lahirnya generasi baru yang mampu memperbaharui cara kita dalam hidup bermasyarakat. Kita sudah muak dengan korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah mengakar kuat dan seolah sudah menjadi budaya hidup bangsa ini. Tentang pelanggaran hukum, tentang pelanggaran norma dan tentang pelanggaran peraturan-peraturan yang dilakukan oleh banyak pihak, termasuk oleh mereka yang seharusnya menegakkan hukum. Kita juga merasa prihatin dengan akhlak bangsa yang semakin merosot tajam yang mengakibatkan martabat kita sebagai bangsa semakin terpuruk ditengah-tengah percaturan global yang semakin kompetitif.

Oleh karena itu sektor pendidikan merupakan sebuah investasi sosial yang strategis dan sangat menentukan bagi masa depan sebuah bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul. Namun tentu saja bukan persoalan yang mudah untuk mempersiapkan sebuah sistem pendidikan yang murah dan berkualitas sehingga bisa diakses oleh semua strata sosial masyarakat kita. Dengan pengalokasian budget sampai 20% dari total APBN ternyata masih belum bisa memberikan jaminan peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. Faktanya sampai saat ini kualitas pendidikan diberbagai daerah masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan kualitas pendidikan diperkotaan. Keterbatasan jumlah dan kualitas tenaga pengajar, keterbatasan sarana prasarana belajar dan keterbatasan untuk mengakses informasi dunia luar menjadi kontributor utama terhadap berbagai ketertinggalan tadi.

Dan untuk menanggulangi hal ini, tentunya kita tidak hanya berdiam diri dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Sangat diperlukan peran serta dan partisipasi aktif dari semua elemen bangsa ini tanpa terkecuali dari dunia usaha.

CSR untuk Pendidikan
Banyaknya perusahaan pertambangan bisa menjadi salah satu potensi yang bisa dijadikan sebagai alternatif untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah - daerah terpencil yang berada di sekitar lokasi pertambangan. Khusus untuk pertambangan batubara saja dari data yang dirilis oleh Kementrian ESDM ada sekitar 85 perusahaan batubara yang sudah berproduksi, dengan rincian 50 perusahaan dengan ijin PKB2B, 1 perusahaan BUMN dan 34 perusahaan dengan ijin IUP. Jumlah ini akan bertambah signifikan apabila ditambah dengan perusahaan tambang batubara yang baru memulai proses eksplorasi dan konstruksi. Dengan dana CSR yang wajib perusahaan alokasikan untuk masyarakat sekitar bisa menjadi kekuatan luar biasa, dengan catatan setiap perusahaan tadi memiliki komitmen yang kuat untuk memberdayakan masyarakat dan didukung juga oleh kualitas para pekerja sosial yang mengelolanya.

Kecenderungan dari banyak perusahaan masih memaknai program corporate social responsibility hanya sebatas kegiatan donasi kepada masyarakat, masih belum dimaknai sebagai sebuah upaya serius dari perusahaan yang ditujukan untuk lebih memberdayakan masyarakat lokal. Seperti halnya program CSR untuk bidang pendidikan, selama ini hanya dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan beasiswa untuk siswa/siswi berprestasi yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, bantuan perbaikan sarana belajar sekolah dan pemberian insentif untuk para guru. Dan anehnya hal ini justru banyak dibanggakan oleh para pekerja sosial perusahaan dan dianggap telah banyak membantu.

Program beasiswa ‘konvensional' walaupun hanya sebatas memberikan bantuan biaya sekolah, memang sudah cukup membantu. Akan tetapi, jika melihat problematika pendidikan secara nasional maka program beasiswa seperti itu, umumnya belum bisa dikatakan sebagai sebuah solusi inovatif.
Salah satu sebabnya adalah karena perusahaan pemberi beasiswa umumnya tidak berurusan dengan upaya memberikan pengalaman nilai-nilai baru, padahal disisi lain, nilai-nilai yang penting dan dibutuhkan tersebut dalam waktu yang bersamaan gagal dilakukan lembaga keluarga dan persekolahan .
Salah satu buktinya adalah fenomena yang kita rasakan saat ini, ratusan ribu lulusan sekolah menengah setiap tahun dinyatakan lulus, tapi mereka tak memiliki kecakapan dan kemandirian menjemput kesuksesan di tengah-tengah masyarakat. Sementara untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tidak mampu mereka tempuh. Data terbaru yang dimiliki oleh Sampoerna Foundation menyebutkan bahwa hanya sekitar 18 % saja dari jumlah pelajar di Indonesia yang bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi setiap tahunnya.


Dari Program Beasiswa Konvensional ke Program Beasiswa Tematik
Tidak semua perusahaan hanya sekedarnya saja dalam melaksanakan program beasiswa , ada juga beberapa perusahaan yang serius dan justru menjadikan program beasiswa sebagai program unggulan yang tidak hanya memberdayakan namun juga bisa mendorong citra positif bagi perusahaannya. Sebut saja Program Beasiswa Djarum, Program Beasiswa Sampoerna atau Program Beasiswa Daarut Tauhid Bandung. Lantas apa saja yang menjadi keistimewaan dari program beasiswa yang mereka jalankan bila dibandingkan dengan program beasiswa konvensional yang dilaksanakan pada umumnya?

Program beasiswa konvensional :
1. Program yang dijalankan masih menitik beratkan kepada prestasi akademik dari siswa yang mendapatkan beasiswa baik untuk input maupun outputnya
2. Tidak ada intervensi program untuk peningkatan prestasi akademik penerima besiswa, semua diserahkan sepenuhnya kepada sekolah dan sipenerima beasiswa sendiri
3. Bantuan yang diberikan masih berupa bantuan sarana belajar, uang iuran sekolah dan uang saku

Program beasiswa tematik :
1. Program yang dilaksanakan didasarkan pada hasil analisa terhadap kebutuhan dan tantangan dari dunia usaha
2. Program beasiswa bersifat tematik dan mempunyai ciri khas seperti beasiswa entrepreneur, beasiswa leadership atau beasiswa mandiri
3. Prestasi akademis hanya menjadi salah satu indikator dari sekian banyak bentuk kecerdasan lain yang ingin dicapai program. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang menunjukkan bahwa nilai akademis di sekolah ternyata tidak berbanding lurus dengan kesuksesan seseorang. Banyak mereka yang semasa di sekolahnya memiliki nilai akademis biasa saja, tapi justru mencapai sukses. Salah satunya, - kembali perlu diberikan penekanan - adalah karena kedewasaan, pengalaman entrepreneurship, leadership dan kemandirian yang dialaminya sejak muda.
4. Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa pemberian bantuan biaya sekolah, namun sekaligus juga pemberian akses dan kesempatan meningkatan pengalaman sikap mental membangun kedewasaan, kemandirian, ledership, entrepreneurship, serta refleksi penerapan nilai-nilai keyakinan dan spiritual.
5. Selama program berjalan para penerima beasiswa akan mendapatkan berbagai intervensi program berupa serial pelatihan, study banding dan pendampingan reguler.

Kalau saja program beasiswa perusahaan-perusahaan tambang batubara diarahkan kedalam bentuk program beasiswa tematik yang memberdayakan seperti diatas, tentu saja hal tersebut bisa membantu daerah-daerah lingkar tambang di dalam mengejar berbagai ketertinggalan kualitas SDM dari daerah lainnya. Dan bagi perusahaan sendiri selain bisa membangun reputasi/citra positif melalui pendidikan, juga membantu untuk mempersiapkan SDM lokal yang unggul yang bisa mengisi berbagai posisi yang dibutuhkan oleh perusahaan dimasa yang akan datang, serta menjadi media penghubung paling efektif antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun