Awan lekuk menggoda bidikan lensa seru
merekam untaian bumi dan kau disisinya
begitu lembut begitu cerah
segalanya tak muram meski terancam gersang
aku tahu tanah itu mulai terjajah
Katakan padaku kapan kau kembali
menikmati godaan senja dan dahanan patah
dimana telunjuk menjadi pelakon utama
dan tanpa kedip mata mencari titik tenang
untuk kau dan aku bidik dalam bingkai cahayaÂ
Lembaran ini menjadi fakta perjalanan
penat adalah kepuasaan melebihi birahi normal
kau melangkah setelah membingkai waktu
aku tahu tanyaku takkan terjawab
karena kau pun sedang kembali
pada tempatmu yang kelak jua akan kutuju
Bukan aku yang menunggu
tapi kau.