Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sinyal Bahaya Si Merah

29 November 2018   06:23 Diperbarui: 29 November 2018   07:56 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul di atas adalah pendapat saya, setelah melihat performa Liverpool, saat takluk 1-2 di kandang PSG, pada matchday kelima fase grup Liga Champions, Kamis, (29/11, dinihari WIB). Kekalahan ini didapat, setelah gol-gol Juan Bernat dan Neymar hanya mampu dibalas oleh gol penalti James Milner. Semua gol ini tercipta di babak pertama.

Jika melihat jalannya pertandingan, PSG benar-benar sukses membuat Liverpool mati kutu. Trio Firmino-Mane-Salah yang biasanya agresif terlihat tumpul di depan. Kedisiplinan lini belakang PSG terlihat nyaris sempurna, berkat koordinasi yang baik antara Gianluigi Buffon di bawah mistar, dan lini belakang yang dikomandoi kapten tim Thiago Silva.

Satu-satunya cela PSG di laga ini hanyalah pelanggaran yang dilakukan oleh Angel Di Maria terhadap Sadio Mane di kotak penalti. Akibatnya, mereka harus kebobolan, setelah eksekusi penalti James Milner sukses mengecoh Gianluigi Buffon. Inilah satu-satunya shot on target yang dibuat Liverpool ke gawang PSG.

Sementara itu, lini belakang Liverpool yang dikomandoi oleh Virgil Van Dijk sukses dibuat kocar-kacir oleh kecepatan Kylian Mbappe dan kecerdikan Neymar. Andai Alisson tak membuat beberapa penyelamatan krusial, Liverpool bisa kebobolan lebih banyak gol di Parc Des Princes.

Akibat kekalahan ini, Liverpool harus berusaha habis-habisan di matchday terakhir, saat menjamu Napoli di Anfield, bulan Desember mendatang. Karena, mereka kini terdampar di posisi tiga (nilai 6), tertinggal dua angka dari PSG (posisi 2, nilai 8), dan Napoli (posisi 1, nilai 9).

Napoli sendiri sukses menjadi pemuncak klasemen sementara, setelah di saat bersamaan sukses mengalahkan tamunya Red Star Belgrade dengan skor 3-1. Kemenangan Napoli didapat, setelah dwigol Dries Mertens dan satu gol Marek Hamsik hanya mampu dibalas oleh gol El Fardou Mohamed.

Hasil ini membuat Napoli hanya butuh hasil imbang di matchday terakhir, untuk lolos ke babak selanjutnya. Sementara itu, kekalahan ini membuat langkah Red Star terhenti di fase grup.

Bagi Liverpool, peluang mereka lolos dari fase grup memang masih cukup terbuka. Tapi, mereka harus menang dengan margin lebih dari satu gol atas Napoli, agar unggul head to head. Maklum, pada pertemuan pertama di Naples, Liverpool kalah 0-1. Andai hanya menang tipis, peluang mereka masih terbuka. Dengan catatan, PSG tumbang di kandang Red Star Belgrade.

Tapi, performa Liverpool di ajang Liga Champions musim ini memang sangat mengkhawatirkan. Mereka memang bisa tampil baik di Anfield. Tapi, mereka selalu kalah di kandang lawan. Mirisnya, mereka hanya mampu membuat satu gol dari tiga laga tandang mereka di Liga Champions musim ini.

Disadari atau tidak, pada musim ini, Liverpool seperti menanggung beban psikologis cukup berat di Liga Champions, menyusul kesuksesan mereka lolos ke final di musim lalu. Beban inilah yang membuat mereka kesulitan tampil lepas, terutama di kandang lawan.

Situasi ini sangat berbeda dengan musim lalu, dimana mereka mengawali "comeback" di Liga Champions sebagai tim non-unggulan, setelah sebelumnya cukup lama absen di ajang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun