Mohon tunggu...
Muhammad YogiM
Muhammad YogiM Mohon Tunggu... Dokter - Penulis

Utamakan Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mahasiswa Universitas lampung Temukan Alat yang Dapat Tingkatkan Produktivitas Pertanian

14 Juli 2018   09:11 Diperbarui: 14 Juli 2018   09:38 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa fakultas pertanian universitas lampung menemukan alat yang dapat meningkatkan produktifitas pertanian dengan mengurangi susut panen padi akibat serangan hama tikus di areal persawahan. 

Berawal dari keluhan warga desa Tulung Agung Kabupaten Pringsewu yang mengalami kerusakan tanaman padi di areal persawahan sampai 80% dari total luas lahan oleh serangan Tikus sawah yang memakan menyerang tanaman padi mulai dari penanaman sampai panen. 

"alat ini mengeluarkan gelombang suara ultrasonik yang dapat mengganggu pendengaran tikus sehingga tikus akan menjauh dari alat yang dipasang di areal persawahan" ujar ferdi mengenai alat yang mereka buat.

Ketiga mahasiswa unila ini berasal dari fakultas pertanian dengan Rita Anggraini dan Ferdi Indra Jurusan Teknik Pertanian, Anggelia Fitri jurusan Agroteknologi dan Risca Faramidtha jurusan Agribisnis. 

"untuk saat ini penanganan tikus pada umumnya masi dilakukan secara konfensional dengan memburu tikus dari lubang tanah yang tentunya kurang efektif dan efisien" kata anggelia yang menekuni ilmu hama penyakit tanaman.

Terdapat Panel Surya dan baterai sebagai penghasil energy listrik sehingga alat ini bekerja secara mendiri tanpa energy listrik dari PLN dan dapat dipempatkan dimana-mana sesuai kebutuhan. Selain terdapat panel surya alat ini juga dilengkapi dengan sistem kendali yang mengendalikan alat untuk bekerja sesuai perintah dan kebutuhan sehingga lebih efektif dan efisien dengan Luas radius gelombang ultrasonic mencapai 1.200 m2 .

Nantinya alat ini kan trus dievaluasi untuk penyempurnaan agar dapat bekerja labih baik lagi.

dokpri
dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun