Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sajojo, Tarian Dinamis Papua Bernuansa Kesukariaan Sebuah Kebersamaan

14 Desember 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:56 6369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1999, kali pertama saya membawakan tarian Sajojo, yang merupakan tarian khas daerah berasal dari tanah Papua. Hal ini hanyalah secuil cerita pengalaman saya saat menarikan tarian tradisional Indonesia, yaitu tari Sajojo yang berasal dari tanah Papua. Kala itu saya dan rekan lainnya duduk di kelas 5, kami merupakan murid Sekolah Dasar di salah satu sekolah negeri di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.  Setelah latihan secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, kami pun siap mementaskan tarian yang akan kami bawakan dalam suatu perlombaan. Berpakaian ala-ala Masyarakat Papua, lengkap dengan rumbai-rumbai di pergelangan tangan dan kaki, kami membawakan tarian Sajojo dengan lincahnya (Bahkan kalau tidak salah ingat, kami berhasil menyabet Juara 2 pada saat itu). Tarian ini tentunya butuh kerjasama yang baik dan energi positif serta semangat yang seiring dengan kedinamisan musik dan lagu yang dibawakan. Sebenarnya, ada satu kisah yang cukup menggelitik dan terbilang lucu yaitu pada saat saya membawakan tarian. Alkisah, sebagai tahap persiapan kami membentuk formasi tarian berbentuk lingkaran sehingga kami saling bertatap-tatapan. Setelah saling berpegang tangan, kami lalu merentangkan tangan demi mengatur jarak aman untuk membawakan tarian. Tari Sajojo ini pada dasarnya memang sering dibawakan untuk mengiringi senam, hal ini mungkin dikarenakan kedinamisan yang terkandung didalamnya. Tarian pun dimulai, dengan sangat grogi. Setelahnya badan mulai terasa lentur dan tidak kaku sehingga menjadi lebih bersemangat dan bisa menyesuaikan dengan alunan iringan musik. Tetapi, mungkin karena saking semangatnya, satu persatu rumbai yang terikat di pergelangan tangan dan kaki mulai terlepas, tanpa menghiraukan keadaan yang terjadi pada saat itu, saya terus saja menari, seraya bertatap-tatapan dengan teman-teman sambil tersenyum-senyum sendiri menahan tawa. Tentunya kami membawakan tarian tersebut dengan bahagia dan seolah sudah menjadi penari profesional, dance like a boss! :)) Bila menilik filosofinya maka Tari Sajojo merupakan sejenis tari pergaulan rakyat yang berasal dari tanah Papua. Seperti yang kita tahu bersama, Papua merupakan pulau terluas yang terletak di ujung timur Indonesia. Papua pun memiliki keindahan alam yang tak tertandingi dan tentunya kesenian serta budaya tradisional yang merupakan kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh masyarakatnya. Papua merupakan provinsi yang kaya dengan seni budaya dan suku adat, salah satunya melalui pengembangan seni tari tersendiri yang diciptakan secara turun temurun sebagai bentuk ekspresi diri salah satunya melalui tari sajojo. Indonesia Travel pun kerap kali membahas mengenai keindahan alam Papua, salah satu Pulau yang menyimpan kekayaan alam terbesar di Bumi Pertiwi Indonesia.

Sumber: satuharapan.com

Tari sajojo ini merupakan tari pergaulan yang mulai populer seja era 1990-an. Ciri khas tarian ini salah satunya ialah merupakan tarian grup yang tidak dibatasi jumlah penarinya. Siapa pun boleh turut serta dalam kesukariaan sebuah kebersamaan. Diiringi musik yang dinamis, menghentak dan menggembirakan. Kepopuleran tarian ini didukung oleh karakter tarian itu sendiri. Nuansa kebersamaan dan pergaulan sangat kental terasa. Cerminan lirik lagunya menceritakan tentang seorang gadis cantik yang diidolakan pemuda di kampung. Merupakan pula gadis cantik yang sangat dicintai keluarganya terutama ayah dan ibunya. Sehingga menjadi dambaan tiap pemuda untuk ingin jalan bersamanya. Hal ini kemudian dengan jelasnya diekspresikan dalam lirik lagu Sajojo berikut ini: Sajojo, sajojo Yumanampo misa papa Samuna muna muna keke Samuna muna muna keke Sajojo, sajojo Yumanampo misa papa Samuna muna muna keke Samuna muna muna keke Kuserai, kusaserai rai rai rai rai Kuserai, kusaserai rai rai rai rai Inamgo mikim ye pia sore, piasa sore ye ye Inamgo mikim ye pia sore, piasa sore ye ye (Lihat disini) Akhir kata, perlunya menjaga dan melestarikan tarian Indonesia yang merupakan cerminan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Sudah sepantasnyalah kita berbangga dan berbesar hati selaku warga Indonesia karena tumbuh kembang di bumi Pertiwi Indonesia Raya ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun