[caption id="attachment_227819" align="aligncenter" width="300" caption="buku fuad baradja/proumedia.co.id"][/caption] Seorang pelayan restoran yang saya terapi untuk berhenti merokok mengaku merokok 2 bungkus per hari selama 20 tahun. Saya katakan bahwa dia sudah membakar sekitar Rp 140 juta! Setelah ikut menghitung dia tercengang. Saya tanya, “Apa kamu punya rumah?” dia menggeleng. “Mobil?” dia menggeleng lagi. “Motor?” dia menggeleng juga. Saya katakan bahwa yang punya pabrik rokok sekarang sudah menjadi orang terkaya di Indonesia. Dia pun mulai menangis. Pak Saiful, penjual sate ayam madura yang mangkal di jalan Jatiwaringin adalah seorang perokok berat. Suatu hari saya tidak melihatnya di warung. Kata istrinya, beliau sakit jantung dan sempat dirawat di RS dengan biaya Rp 22 juta. Bulan lalu saya mampir lagi. Warungnya sudah tidak ada. Kata tetangganya, mereka pindah ke depan Giant setelah Pak Saiful meninggal. Ya Allah, mengapa banyak orang miskin yang harus dikorbankan? David Goerlitz, bintang iklan rokok produksi RJ Reynolds di Amerika, pernah bertanya kepada seorang eksekutif di perusahaan tersebut, “Mengapa para karyawan di perusahaan tersebut tidak merokok?” Mau tahu jawabannya? Sang eksekutif menjawab, “We don't smoke that shit. We just reserve the right to sell it to the young, the poor, the black, and the stupid; Kami tidak mengonsumsi barang hina itu. Kami hanya mempunyai hak untuk menjualnya kepada para pemuda, orang miskin, orang berkulit hitam, dan orang bodoh.” Ini beberapa tulisan status di facebook milik Fuad Baradja yang dikumpulkan menjadi sebuah buku dengan judul "Siapa Bilang Rokok Nggak Bisa Bikin Kaya..?!" Tentu bagi sebagian besar pembaca dan kompasianer tahu siapa penulis buku ini. Ya beliau mantan bintang sinetron TV tahun '90an yang terkenal lewat cerita komedi Jin dan Jun, berperan sebagai bapaknya si Jun yang diperankan oleh Syahrul Gunawan. [caption id="attachment_227825" align="aligncenter" width="300" caption=""]