Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cegah Anak-anak dan Balita Indonesia dari Obesitas dan Malnutrisi

17 September 2016   16:26 Diperbarui: 17 September 2016   16:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heran bercampur kaget melihat Pak Jokowi Presiden RI Joko Widodo mengunjungi Rumah Pemulihan Gizi (RPG) Kabupaten Situbondo hari Rabu, 14 September 2016.  Ada apa gerangan  Pak Jokowi harus memperhatikan dan memberikan bantuan makanan tambahan berupa biskuit dan paket sembako bagi ibu-ibu hamil, anak sekolah dan balita kurang gizi di  Dinkes Situbondo.  Dalam benak yang terdalam, negara yang kaya dengan ragam pangan dan sosial ekonomi yang sekarang jauh lebih baik dari zaman dulu, kenapa anak-anak bisa menderata obesitas dan malnutrisi.

Ternyata keheranan saya terjawab karena anak-anak dan balita indonesia sudah mengalami dua krisis kesehatan yaitu  Obesitas dan Malnutrisi.   Bagaimana dua hal yang berbeda bisa terjadi pada anak-anak Indonesia.   Ini dibuktikan dengan survey dari Unicef  yang mengatakan anak Indonesia itu sudah sampai pada tingkat obesitias 12% dan  malnutrisi pada tingkat yang sama yaitu 12%.

Obesitas  yang diderita oleh anak-anak Indonesia itu bukan karena kelebihan gizi, tapi justru kelebihan lemak dengan kesehatan anak yang membahayakan.  Pola makan, gaya hidup  yang tidak sehat membuat anak-anak menjadi obesitas.  Obesitas anak itu sama bahayanya dengan obesitas orang dewasa.

Kebalikannya dengan malnutrisi, memberi makan tidak memperhatikan gizi dari makanan . Makanan tidak sekedar mengenyangkan tapi tidak ada gizi sama sekali.   Ada cukup perbandingan dari aspek kalori,,karbohindrat, protein,lemak, vitamin A dan vitamin C.  

Apabila perbandingan PMT itu tak seimbang maka  anak-anak akan menderita kurang gizi, hal ini akan berakibatkan cukup fatal bagi tumbuh kembang di masa mendatang.   Pada 2014, tercatat ada 213 kasus gizi buruk di Situbondo. Jumlah itu menurun pada 2015 menjadi 169 kasus. Rupanya hal ini menjadi perhatian besar bagi  Presiden Jokowi.   Pada saat kunjungannya didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memberikan bantuan makanan tambahan berupa biskuit dan paket sembako.  

Biskuit yang diberikan kepada anak-anak balita dan SD itu bukan biskuit biasa, ini dikemas secara khusus disebut  biskuit Fotifikasi  mengandung protein tinggi dan kadar rendah lemak.  Setiap anak SD diharapkan makan 6 keping sehari, balita usia 6 bulan sampai 11 bulan makan 8 keping sehari , usia 12 bulan sampai 5 tahun 12 keping.  

Diingatkan kepada orangtua agar tidak salah persepsi atau pengertian bahwa untuk menambah kebutuhan gizi, dapat dengan mudah memberikan biskuit apa saja. Padahal biskuti biasa itu mengandung  tepung dan hanya karbohidrat dan lemak yang tinggi .

Tujuan Pemberian Makan Tambahan (PMT);

Pemberian suplemen gizi untuk melengkapi kebutuha gizi, agar berat badan ideal sesuai dengan usia.   Tiap gram PMT mengandung 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein, dan 71 gram karbohidrat. Pemberian PMT dihentikan dan dilanjutkan konsumsi makanan keluarga gizi seimbang, jika berat badan telah mencapai sesuai perhitungan sesuai umur.

 Idealnya PMT diberikan kepada anak usia 12-24 bulan, usia balita dan ibu hamil dan menyusui.   Sebaiknya setelah program PMT selesai, para orangtua tidak harus menggantungkan diri dengan crash program dari PMT , menunggu dibagikan biskuit dari Pemerintah.

Acuan yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan dalam PMT yaitu dengan dua metode. Metode yang pertama dengan penyuluhan yang biasanya dilakukan oleh posyandu kepada para ibu dan ibu hamil.  Metode yang kedua adalah dengan continuing  care yaitu dengan langsung memberikan  makanan tambahan untuk gizi yang lebih baik.   Continuing care ini sebenarnya juga ingin memberdayakan kepada ibu-ibu agar tetap menjaga gizi berimbang anaknya dengan memberikan makanan utama yang bergizi kepada anaknya sesuai dengan keragaman pangan di daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun