Mohon tunggu...
Ahmad Burhan Hakim
Ahmad Burhan Hakim Mohon Tunggu... -

-Penggiat diskusi Malang School (center of international relations studies) dan Madzhab Djaeng (multicultural n social sciene)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Analisa Konflik Perbatasan (Khasmir) India- Pakistan

18 Mei 2015   20:28 Diperbarui: 4 April 2017   16:56 11940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Latar Belakang

India dan Pakistan adalah dua Negara yang selalu bertempur dan tidak pernah sepakat mengenai wilayah teritori negara mereka khusunya wilayah yang diperebutkan yakni Khasmir. Wilayah ini menjadi sengketa perbatasan yang tak kunjung selesai.Memang batas dan tertorial negara adalah suatu yang mutlak untuk dipenuhi sebagai syarat dibentuknya sebuah negara selain factor-faktor pendukung lainya. Dengan demikian isu-isu batas wilayah Negara dan kekuasaannya menjadi suatu hal yang sensitive. Yang menjadi sensitive yakni persoalan kekuasaan negara atas wilayah tersebut dan tentunya wilayah territorial sebagai bagian dari kedaulatan akan diperjuangkan secara mati-matian oleh negara yang bersengketa. Entah apakah sengketa wilayah tersebut didasari atas nama historis, agama, ideology maupun geopolitik atau hanya sekedar klaim semata, kasus sengketa perebutan wilayah ini sering terjadi antar dua negara atau bahkan lebih.

Tentunya dipihak India maupun Pakistan punya dasar dan argumentasi tersendiri untuk terus berjuang memperebutkan wilayah khasmir. Namun seiring berkembanganya zaman dan waktu, kasus sengketa perbatasan ini malah semakin meluas. Mulai terjadi perang terbuka antara India dan Pakistan, persoalan perang inilah yang menjadi momok dalam setiap konflik perbatasan yang ada. Bagi saya tidak ada satupun negara dunia yang menginginkan peperangan terjadi, namun terkadang atas nama national prestige, national interest dan mungkin juga national security hal demikian bisa terjadi. Saya melihat kasus konflik perbatasan india-pakistan ini mengandung banyak motif, politik, agama,ideology maupu secara ekonomis.

Kashmir yang terletak di kaki Gunung Himalaya memang patut mendapat julukan surga. Tanahnya subur, pemandangannya indah, dengan sungai-sungainya yang mengalir. A garden of eternal spring dan an iron fort to a palace of kings menjadi julukan Kashmir atas keindahan alamnya yang luar biasa. Namun nasib rakyat Kashmir tak seindah dengan julukannya, mereka hidup dalam kegetiran dan ketakutan. Wilayah Kashmir memiliki keuntungan yang sangat menggiurkan dari segi ekonomi. Kashmir merupakan obyek wisata yang terkenal dengan keindahan alamnya dan juga merupakan pusat industri wol, karpet, serta dengan tanahnya yang subur. Selain itu Kashmir merupakan tempat mengalirnya sungai-sungai besar Indus, Jhelum yang penting bagi sektor pertanian.

Dibidang militer, lembah Kashmir adalah tempat yang sangat strategis bagi pertahanan negara dengan wilayahnya yang memiliki topografi pegunungan, serta merupakan wilayah dengan perbatasan dengan banyak negara seperti Afganistan, China, Tibet.Secara politik, istilah Kashmir dijelaskan sebagai wilayah yang lebih besar termasuk didalamnya wilayah Jammu, Kashmir, dan Ladakh. Kashmir juga dikenal sebagai suatu tempat paling indah dan spektakuler di dunia.“ Vale of Kashmir”  utama relatif rendah dan sangat subur, dikelilingi gunung yang luar biasa(pegunungan Himalaya) dan dialiri oleh banyak aliran dari lembah-lembah. Ibukota dari Kashmir adalah Srinagar. Srinagar terletak di dekat danau Dal, dan lebih popular disebabkan terdapatKanal dan Rumah Perahunya. Srinagar (ketinggian 1600 meter atau 5200 kaki DPAL) dijadikansebagai ibukota musim panas bagi banyak penakluk asing yang mendapatkan panas di utaraIndia. Tepat di luar kota Srinagar, terdapat taman yang terkenal yakni taman Shalimar yang indah dibuat oleh Jehangir, Kaisar Mughal pada tahun 1619.

Posisi Kashmir yang berada di tengah-tengah, menyebabkan mereka memiliki keuntungan geopolitik tertentu, posisi inilah yang kemudian semakin menyebabkan Kashmir semakin diperebutkan. Partai Kongres menyadari potensi Kashmir ini, mereka menginginkan Kashmir menjadi bagian dari India karena posisi Kashmir. Kashmir berbatasan langsung dengan Afghanistan, Tajikistan, Tibet dan China. Mereka menganggap bahwa dengan bergabungnya Kashmir ke India, mereka memiliki peluang untuk mempengaruhi negara-negara lain dengan pertimbangan bahwa Kashmir dianggap sebagai ‘pintu masuk’ untuk mempengaruhi negara-negara tersebut, disamping itu Kashmir juga bisa dijadikan benteng pertahanan yang cukup strategis bagi militer India.

Khasmir yang disebut sebagai surga Dunia di Asia Selatan tentunya apabila dikelola dengan baik untuk ekonomi wisata maka akan menghasilkan devisa yang tinggi bagi negara yang memilikinya. Maka tidak heran apabila india dan Pakistan selalu berseteru untuk memeperbutkan wilayah tersebut. Namu ada berbagai latar belakang lain yang menjadi penyebab konflik india-pakistan atas wilayah khasmir. Masa sebelum kemerdekaan kedua negara juag berperan penting dalam isu sengketa wilyah khasmir. Terbentuknya india dan Pakistan tentu tidak lepas dari campur tangan Mahatma Gandhi, J. Nehru , B.G. Tilak , Banerjee, Moh. Ali Jinnah, Iskandar Mirzadan Liquat Ali Khan. Namun ada tiga tokoh yang paling terkenal dalam sejarah berdirinya India Pakistan yakni Mahatma Gandhi, Jawaharul Nehru dan Mohammad Ali Jinnah. Ketiga tokoh inilah yang paling berperan besar dalam dinamika kemerdekaan kedua negara.

India pada masa imperialism (sebelum kemerdekaam) punya dua partai besar yakni KongresNasional yang diwakili oleh umat Hindu dan Liga Muslim yang diwakili oleh Umat Islam. Kongres Nasional menuntut kemerdekaan India dengan adanya umat muslim didalamnya. Namun hal tersebut ditolak oleh liga muslim yang berkeiginan untuk membentuk Negara Muslim yang terpisah dari hindu. Mereka berasalan bahwa hindu sebagai mayoritas di India akan sangat menekan keberadaan kaum muslim sehingga hal tersebut yang melatar belakangi Liga Muslim untuk mendirikan negara Pakistan.

Perbedaan pandangan tersebut tentunya sangat rawan untuk menimbulkan konflik. Maka bisa dikatakan konflik India-Pakistan sudah terjadi sejak negara tersebut belum lahir dengan adanya perwakilan partai besar Islam dan Hindu.Dengan demikian selain factor ekonomi yang telah disebutkan diatas ternyata da factor politik dan agama yang melatarbelakangi sengketa khasmir antara India dan Pakistan. Factor agama ini menjadi suatu hal yang rawan untuk dipersoalkan untuk wilayah sengketa dan konflik, mengingat agama adalah suatu wilayah individu yang yang bersifat kepercayaan dan ideologis. Sebenarnya yang menjadi pusat perhatian yakni sikap dari Ali Jinnah yang memang cenderung skriptualis dalam membaca kondisi konflik tersebut. Mengingat Ali Jinnah mempunyai pendapat bahwa urusan agama tidak boleh terpisah dari urusan negara, hal inilah yang menjadi salah satu factor utama bedirinya negara Pakistan.

Khasmir : Bergabung ke India atau Pakistan

Selain beberapa hal yang telah dibahas diatas ada beberapa factor yang menyebabkan konflik khasmir ini tidak menemui titik kesepakatan antara india dan Pakistan. Sikap plin-plan dari pemimpin Khasmir pada waktu itu Harry Singh yang terkadang membuat geram india dan Pakistan, disalah satu sisi Harry Singh ingin bergabun dengan Pakistan dengan dasar mayoritas penduduk Khasmir adalah muslim. Jammu Kashmir berada dalam kekuasaan pemimpin yang beragama Hindu, dalam tindakannya Maharaja Harry Singh bertindak ragu untuk tidak memilih India ataupun Pakistan dan ini menimbulkan keresahan rakyat Jammu Kashmir yang mayoritas ingin bergabung dengan Pakistan karena dari segi historis, emosional dan kultural Kashmir memiliki kedekatan dengan Pakistan karena faktor agama yang sama yaitu Islam, karena dari sekitar 12.000.000 jiwa penduduk Jammu-Kashmir 77 % persen adalah Muslim. Kemudian yang terjadi adalah terbaginya Jammu Kashmir menjadi dua friksi besar antara Muslim (Kashmir) dan Hindu (Jammu). Sikap Harry Singh ini menimbulkan kemarahan rakyat Kashmir dengan melakukan protes yang dibantu oleh Pakistan yang berdampak pada semakin terdesaknya posisi Harry Singh. Dalam posisi yang demikian, ia meminta bantuan kepada India, PM Jawaharal Nehru bersedia membantu dengan syarat ada jaminan bahwa Kashmir akan bergabung dengan India. Penandatanganan penggabungan wilayah Kashmir dengan India terjadi pada tanggal 26 Oktober 1947 berdasarkan perjanjian asesi.

Hal ini yang menyebabkan terjadinya perang antara Pakistan dan india, tentara masing-masing negara dikirim diwilayah khasmir. Pakistan mempertanyakn keabsahan perjanjian tersebut, apakah perjanjian tersebut perjanjian tersebut hanya atas dasar perwakilan elit antara india dan khasmir atau benar-benar itu adalah kehendak rakyat khasmir. Mengingat yang menjadi dasar keteguhan Pakistan yakni mayoritas penduduk khasmir adalah muslim, dan tentunya mereka akan senang ketika bergabung dengan Pakistan. Perang terbuka antara Pakistan dan india akhirnya berakhir dengan gencatan senjata 1 Januari 1949 dengan membuat garis demarkasi di Jammu & Kashmir, yang memisahkan daerah sebelah Timur (lembah Kashmir, Jammu dan Ladakh) dijaga oleh pasukan India, sebelah Barat (dikenal sebagai Azad Kashmir), diawasi oleh Pakistan.

Disisi lain adanya kedekatan pemimpin khasmir terhadap Perdana menteri India Jawaharul Nehru membuat seolah khasmir akan bergabung dengan india, namun secara perjalan sejarah dan kedekatan emosial dan ideologis pemimpin khasmir lebih suka ingin bergabung dengan India mengingat Sheikh Abdullah (pemimpin partai di Khasmir) punya ideology yang sama dengan Jawaharul Nehru tentang pemisahan agama dan negara atau lebih dikenal dengan faham sekuler.Sheikh Abdullah dan Jawaharul Nehru tidak sepakat dengan pemikiran Mohammad Ali Jinnah tentang konsepsi Two Nations, Jinah menganggap bahwa Hindu dan Islam adalah dua peradaban besar yang berbeda satu sama lain, akan timbul permasalahan di kemudian hari jika kedua peradaban ini disatukan dibawah sebuah pemerintahan, karena akan banyak muncul benturan tentang konsep dan ide. Dengan demikian posisi Pakistan cenderung melemah, mengingat elit politik khasmir lebih cenderung untuk masuk sebagai bagian dari Negara India.

Diplomasi Kriket (Menuju Perundingan Damai)

Perang 1965 membawa dampak yang begitu buruk kepada Pakistan, selain kekalahan mereka dalam perang tersebut, posisi Kashmir menjadi semakin dekat ke India. Kekalahan ternyata tidak mengajarkan banyak hal kepada Pakistan, mereka tetap bersikeras menjadikan Kashmir bagian dari mereka. Pada 1971, pecahlah perang berikutnya antara Pakistan dan India-Kashmir, perang ini bukan hanya menjadi ajang kekalahan Pakistan untuk kesekian kalinya, tetapi pada perang 1971 ini Pakistan mengalami disintegrasi, Pakistan Timur menyatakan dirinya merdeka dan mengubah namanya menjadi Bangladesh. Dengan kondisi yang semacam ini tentunya konflik antara Pakistan dan india semakin memanas. Dalam kasus perlu treatment khusus untuk bisa menyelesaikan persoalan ini. Pakistan walaupun kalah perang dengan india namun kalah perang tersebut malah membuat Pakistan semakin bernafsu untuk menguasai wilayah khasmir. Tentunya Pakistan malu dengan kekalahan perang tersebut, sikap malu ini hanya bisa ditebus dengan kemenangan perang atas india dan berkuasanya Pakistan atas khasmir bagi saya ini adalah persoalan gengsi (prestige) antar negara tersebut.

Pada tahun 1972, dibentuklah sebuah perjanjian di kota Simla, yang kemudian dikenal dengan nama  Simla Agreement, dalam perjanjian tersebut dijelaskan bahwa kedua negara, India dan Pakistan, berjanji untuk mencari penyelesaian masalah Kashmir secara bilateral, tanpa adanya campur tangan dari pihak ketiga seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perjanjian Simla ini juga merubah beberapa hal, antara lain adalah perubahan nama garis batas. Pada awalnya garis batas antara Kashmir, India dan Pakistan dibentuk akibat gencatan senjata pasca perang 1947, sehingga garis tersebut dikenal dengan nama Cease-fire Line. Pasca perang 1971, garis batas antara tiga wilayah itu dikenal dengan nama Line of Control.

Kriket adalah sebuah jenis olahraga yang diperkenalkan inggris pada masa penjajahnya di india, yang pada akhrinya penduduk india dan Pakistan sangat gemar memainkan kriket. Akhirnya olahraga ini semacam menjadi olah raga nasional yang dilakukan dan disukai hampir mayoritas penduduk India dan Pakistan.Diplomasi kriket ini pertama kali dimulai pada tahun 1987, ketika itu pemimpin Pakistan Zia-ul Haq diundang ke Jaipur untuk menonton pertandingan kriket India dan Pakistan oleh Perdana Menteri India Rajiv Gandhi, seusai pertandingan kedua pemimpin tersebut melakukan pertemuan bilateral terkait dengan penyelesaian kasus Kashmir. Perang Kargil pada tahun 1999, kembali membuat kedua negara ini berada pada posisi yang panas. Baru padatahun 2005, dibawah kepemimpinan Jenderal Pervez Musharaff diplomasi kriket kembali bergulir. Pada tahun 2005, kedua negara telah berada pada tingkatan baru, kedua negara tersebut telah mengembangkan fasilitas nuklir, sehingga akan sangat berbahaya jika muncul konflik baru dan menimbulkan perang. Diplomasi kriket pada 2005 diawali dengan kunjungan Pervez Musharaff ke India untuk menyaksikan pertandingan kriket, berbeda dengan diplomasi sebelumnya, pada kesempatan ini Musharaff bersama Manmohan Singh berunding satu meja, di tengah-tengah pertandingan kriket.

Pada tahun 2008, hubungan India dan Pakistan kembali memanas, hal ini terkait dengan serangan bom di Mumbai yang ditengarai dilakukan oleh kelompok ekstrimis Islam Pakistan, memang sejak  dekade 1980-an, kelompok radikal Islam tumbuh subur di Pakistan. Pertemuan antara pemimpin kedua negara kembali berlangsung pada tahun 2011, momennya masih sama yaitu pertandingan kriket. Pada waktu itu, kedua negara bertanding di semifinal Piala Dunia Kriket yang berlangsung di Mohali, India. Yousaf Riza Gilani adalah pemimpin Pakistan yang lahir setelah berpisahnya Pakistan dari India, pertandingan kriket tersebut adalah pertama kalinya Yousaf menginjakan kaki di India. Untuk masalah satu ini, memang India dan Pakistan terkesan unik, kedua negara ini bisa bertemu duduk bareng membahas isu konflik khasmir melalui media yakni permainan olah raga kriket. Jadi terkadang olahraga bisa menjadi media pemersatu bangsa ditunjukkan oleh india-pakistan melalu diplomasi kriket yang dilator belakangi olahraga kriket itu sendiri, walaupun hasil-hasil perundingan tersebut tidak begitu secara serius mendamaikan konflik antara Pakistan-India namun setidaknya mereka bisa bertemu dan duduk bareng melaui media kriket tersebut.

Pendekatan Realism dalam konflik India-Pakistan

Paradigma/ pendekatan realism bisa kita gunakan dalam membedah suatu konflik,khususnya dalam konflik perbatasan (khasmir) antara India dan Pakistan.Realism menekankan pada suatu pola kecurigaan dan ketidak percayaanantar negar untuk bisa berdamai kecuali kedua negara tersebut punya kekuatan militer yang masing-masing bisa dianggap kuat untuk tidak terjadi sebuah peperangan, dalam artian bahwa kedua negara tersebut saling memahami posisi dan kekuatan masing-masing negara sehingga negara tersebut akan berfikir ulang untuk berperang. Dalam kondisi ini kedua negara masuk dalam kategori anarki karena mereka tidak percaya pada lembaga internsional untuk meyelesaikan konflik yang sedang mereka hadapi atau menganggap bahwa dikedua belah pihak masing-masing adalah negara yang punya kebencian dan tak mau di ajak damai. Dengan demikian apabila kita kaitkan dengan konflik yang terjadi antara india dan Pakistan dalam perebutan wilayah khasmir, jelas terlihat bahwa baik pihak india dan Pakistan sama-samapenaruh curiga yang kuat. Mereka sama-sama beranggapan bahwa kedua negara tidak akan bisa diajak untuk berdamai soal khasmir. Dalam pedekatan realism militer adalah salah satu alat yang sering dan paling mujarab dalam menyelesaikan konflik. MemangIndia dan Pakistan sering melibatkan militer mereka dalam menyelesaika konflik di khasmir, kemudian mereka percaya bahwa dengan militer (sebut keuatan militer) maka perdaimaian akan tercipta dengan kondisi bahwa salah satu pihak akan menyerah atas kekalahan dalam perang. Dalam study konfik pada pendekatan realism, perang adalah suatu kondisi dan piliah logis untuk bisa menyelesaikan konflik.

Mengapa perbatasan menjadi suatu hal yang krusial bahkan sensitive untuk bisa menimbulkan konflik. Ingat bahwa perbatasan adalah suatu bentuk dari keuasaan dan kemerdakaan suatu bangsa dan negara. Karenanya perbatasan punya nilai yang cukup tinggi untuk dipertahankan mengingat perbatsan tersebut juga mengandung banyak motif salah satunya yakni Kedaulatan Negara. Pakistan sebagai Negara Islam ingin menyatuka khasmir sebagai wilayah Negaranya, dengan asumsi bahwa mayoritas penduduk khasmir adalah muslim. Sedangkan Indiaselain motif yang hampir sama dengan Pakistan namun dengan persektif hindunya, mereka juga merasa layak untuk memperbutkan khasmir karena khasmir juga masuk wilayah india. Dengn demikian akan sangat sulit tercipta perdaimain antara kedua belah pihak. National Interest adalah suatu konsep dasar dalam pardigma realism, dimana masing-masing negara akan melakukan segala cara (termasuk perang) demi terwujudnya kepentingan mereka. India dan Pakistan tentu punya perspekif sendiri dalam menentukan kepentingan nasionalnya, namun yang jelas kedua negara ini sama-sama punya kepentingan untuk menguasai wilayah khasmir dengan berbagai motif. Entah apakah unsur ekonomi, budaya ataukah untuk agama dan ideology yang sudah dijelaskan diatas. Mereka juga tidak ragu untuk melakukan perang terbuka untuk menggapai kepentingan nasional mereka.

Balance of power (perimbangan kekuatan) adalah suatu konsep yang menyatakan adanya perimbangan kekautan antar Negara baik itu berupa militer, politik dan ekonomi yang ditujukan meningkatkan bargaining positions di masing-masing pihak, namun perimbangan kekuatan ini malah akan menciptakan suatu dinamika yang dinamakan balance of terror. dalam kondisi ini baik India maupun Pakistan akan secara terbuka melakukan penguatan militernya untuk menunjukkan negara mana yang paling kuat dan siap untuk berperang. Dana yang besar akan digelontorkan masing-masig negara untuk memperkuat basis militernya. Hal ini akan menyebabkan suatu perimbangan kekuatan, yang mana pihak India maupun Pakistan akan berpikir ulang untuk melakukan perang, walupun dalam sengketa tersebut mereka pernah mengalami hampir tiga kali perang terbuka.

Dalam pendekatan keamanan secara tradisional National Security adalah suatu bentuk sistem pertahanan nasional yang mana kekuatan militer menjadi basis utama dalam menciptakan keamanan Nasional. Dalam perspektif klasik pendekatan militeristik masih sangat berpengaruh dalam menciptakan suatu keamanan nasional.maka india dan Pakistan merasa apabila wilayah khasmir tidak mereka kuasai atau jatuh dikuasai oleh salah satu pihak maka National Security mereka akan terganggau dan mereka akan merasa kedaulatan negara mereka akan terusik. Dengan demikian mereka (india-pakistan) akan sekuat tenaga untuk bisa menguasai wilayah khasmir. Motivasiyang seperti inilah yang terkadang sulit untuk bisa di fahami, pertahan nasional sebagai suatu jaminan kemerdekaan negara menjadi patokan yang khas dalam sengeketa antara india dan Pakistan.

Korban Sengketa India dan Pakistan (Khasmir)

Sengketa antara india dan Pakistan tentunya menimbulkan banyak korban, karena dalam setiap perang yang terjadi tentunya akan banyak menyisakan duka dengan munculnya banyak korban jiwa atas peperangan tersebut. Namun bukan warga india atau Pakistan yang menjadi korban dalam sengketa tersebut namun warga Khasmir sendrilah yang menjadi korban atas sengketa tersebut. selama lebih dari 5 dekade konflik rakyat Kashmir menanggung resiko penderitaan. Pada perang India-Pakistan yang pertama terdapat kurang lebih 1.500.000 jiwa pengungsi yang memasuki wilayah Pakistan. Jumlah ini ditambah lagi dengan pengungsi baru sebagai akibat dari perang India-pakistan kedua dan ketiga pada tahun 1965 dan 1971. Data dari Amnesty Internasional (London) dan Asia Watch (New York-Washington) menyebutkan, sejak 1990 sampai 1999 saja, sekitar 71.204 rakyat Kashmir telah tewas dibunuh aparat India. Dan belum termasuk yang terluka mencapai 29.561, serta berbagai kerusakan harta benda. Hal yang tak kalah tragisnya terdapat 7.613 wanita telah menjadi korban pemerkosaan.

Banyaknya korban yang timbul atas sengekta tersebut tentunya membuat konflik ini semakin meresahkan, denga asumsi kedua negara tersebut melakukan pelanggaran HAM berat. Dalam sengeta atau konflik tentunya keamanan (manusia ) individu atau yang disebut sebagai Human Security akan sangat sulit untuk diciptakan.Human Security adalah perspektif baru salam study keamanan yang mana bentuk kemanan bukan melulu soal batas wilayah, kekuatan militer dan sebagainya. Namun persoalan hak untuk hidup, keamana untuk bisa berinteraksi, keamana untuk melakukan aktfitas ekonomi, keamanan mendapata layanan public dan sebagainya menjadi suatu isu mutakhir yang hari-hari ini membutuhkanperhatina khusus, terlebih pada kasus-kasus konfliktual. Maka dalam kasus India-pakistan ini Human Security menjadi barang yang mahal dan sulit untuk di penuhi. Dalam kondisi peperangan (Chaos)yang dipikirkan hanya kemenangan dan kemenagan semata, sehingga wilayah keamanan manusia itu sendiri menjadi hilang.

Maka human security apabila dikaitkan dengan kondisi perang ataupun konflik akan sulit untuk diwujudkan. Barang kali apabila india-pakistan siap untuk berdamai maka rakyat dikawasan Khasmir akan secara pelan-pelan merasa aman. Yang menjadi permasalahan yakni rakyat khasmir lah yang harus menanggung semua konsekuensi atas konflik tersebut. Padahal khasmir adalah wilayah yang diperebutkan, harsunya memang rakyat khasmir, india maupun Pakistan harus mendukung adanya referendum untuk kemerdekaan khasmir. Atau paling tidak mereka diberika pilihan ingin merdeka sendiri, bergabung dengan india atau Pakistan. Selain itu harus ada niatan yang baik oleh kedua negara (India-Pakistan) untuk segera mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini, karena konflik yang terus berjalan dan tanpa solusi ini menyebabkan ketidaktenangan warga khasmir tentunya hal ini sangat menggangu dan bisa dinggap pelanggaran HAM. Selama solusi ini belum final maka khasmir akan selamanya menjadi bulan-bulanan invasi India dan Pakistan.

Latar Belakang Konflik Khasmir http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110800&val=4131

Diakses pada 23 november 2014

Sejarah Terbentuknya Negara India. http://www.scribd.com/doc/78921724/Sejarah-Terbentuknya-Negara-India-Revisi-2.Diakses pada 23 november 2014

Alice Thorner, “The Kashmir Conflict” The Middle East Journal Vol. 3 No.1, 1949 hlm. 18

Ajib Thohir dan dan Ading Kusniadi, Islam Asia Selatan : Melacak Perkembangan Social Islam Di India, Pakistan dan Banglasdesh. Bandung. Humaniora. 2006. Hal 225

Kisah dibalik Kisah Kashmir ,www.didyouknow.cd/indonesia/kisah/story, diakses pada 20 November 2014

Ibid

Priyanka Bakaya dan Sumeet Bhatti, Kashmir Conflict : A Study of What Led to Insurgency in Kashmir Valley & Proposed Future Solution,(American Institute of International Studies, 2003) hlm.7

Op. cit. Latar Belakang Konflik Khasmir http://download.portalgaruda.org/article.php?article=110800&val=4131 Diakses pada 23 november 2014

Ibid

Stuart Croft, “South Asia’s Arms Control Process : Cricket Diplomacy and the Composite Dialogue” International Affairs Journal, Vol.81 No.5, Oktober 2005 hlm. 104

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun