Mohon tunggu...
D Wuala Tanggopu
D Wuala Tanggopu Mohon Tunggu... Administrasi - Murid

Murid kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jangan Menyerah, Menarilah Bersama Badai

12 Mei 2012   00:30 Diperbarui: 18 Juni 2016   18:43 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah hidup tak berhenti Seakan berpusar dalam badai yang abadi Hari ini dapat inspirasi yang indah sekali dari sebuah gambar dengan kutipan di facebook.

[caption id="attachment_187703" align="aligncenter" width="604" caption="(www.facebook.com/TheGratitudeWall)"][/caption]

Ekspresi gadis kecil dalam gambar itu yang menikmati menari bersama hujan tanpa khawatir sedikitpun adalah ekstasi.
Mungkin saja dia sedih, tetapi derai hujan menghiburnya. Mungkin saja dia menangis, tetapi hujan menyamarkannya.

H. Mutahar dengan lagu Syukur dan Ryan D’Masiv dengan lagu Jangan Menyerah bagiku adalah makna terdekat dari kutipan yang tertulis dalam gambar tersebut.

“Dari yakin ku teguh,hati ikhlasku penuh.Akan karuniaMu.……………….
Syukur aku sembahkan,kehadiratMu Tuhan.” (Syukur/ H. Mutahar)

“Tak ada manusia yang terlahir sempurna 
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat 
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa”
(Jangan Menyerah/ Ryan D’Masiv)

Rasanya rugi jika setiap momen dalam hidup yang singkat ini tidak dinikmati. Momen apapun itu. Menikmatinya dalam ikhlas, dalam syukur, tanpa pernah menyerah. Seperti mereka dibawah ini yang ikhlas tanpa pernah menyerah meski hidup diatas batu dan tanah tandus. Kerasnya perjuangan mereka, hidup di lingkungan yang kurang mendukung untuk kebesaran, tetapi karena mereka hidup disitu, mereka menari bersamanya.

[caption id="attachment_187704" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 1 (Wuala Tomaguni)"]

1336782063681636906
1336782063681636906
[/caption] [caption id="attachment_187705" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 2 (Wuala Tomaguni)"]
1336782166388132760
1336782166388132760
[/caption] [caption id="attachment_187707" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 3 (Wuala Tomaguni)"]
13367822431044657034
13367822431044657034
[/caption] [caption id="attachment_187708" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 4 (Wuala Tomaguni)"]
1336782304713459439
1336782304713459439
[/caption] [caption id="attachment_187709" align="aligncenter" width="512" caption="Mozaik 5 (Wuala Tomaguni)"]
13367823452499787
13367823452499787
[/caption]
Jangan menyerah….jangan menyerah......
Kutahu kau mendengarkan disana ditengah perjuanganmu.
Menarilah dan tersenyumlah, meski air mata di pipimu.
Hujan akan menghapuskannya untukmu.

[Wasuponda, 13 Mei 2012 - h@nsdw]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun