Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola

50 Poin, Karena Cina Tidak Bisa Membuat Sepakbola (Catatan untuk Menpora RI dan PSSI)

10 November 2015   14:12 Diperbarui: 10 November 2015   15:14 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Master Plan sepakbola Cina)

Cina, siapapun akan tahu tantang negara ini. Sampai-sampai Presiden Joko Widodo pun begitu intensif membangun kerjasama dengan Cina sejak perayaan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Lalu bagaimana dengan sepakbola Cina? Ini sesuatu yang menarik dalam pandangan penulis yang bisa jadi dapat menjadi acuan bagi pemerintah sekarang yang memang dekat dengan pemerintahan Cina (apalagi kan Menpora RI bertekad membangun tata kelola sepakbola Indonesia lebih baik agar berprestasi).

Untuk tahun 2015, Cina boleh berbangga dengan lolosnya klub Guangzhou Evergrande ke babak final Liga Champions Asia 2015 menghadapi wakil UEA, Al-Ahly. Dileg pertama di Dubai pun anak asuh Luiz Felipe Scolari mampu menahan imbang tuan rumah 0-0 sehingga berpeluang besar untuk tampil sebagai juara LCA 2015 dan mewakili Asia di Piala Dunia Antar Klub 2015 yang akan digelar diJepang pertengahan Desember mendatang. Sedangkan untuk Timnas Cina berpeluang lolos ke Piala Asia 2019 UEA dan babak ketiga PPD 2018 Rusia.

 

(suasana ruang makan akademi Cina)

Investasi besar-besaran para taipan Cina dalam menggelontorkan dananya untuk klub Sepakbola di Cina Super League ditambah lagi dengan menjalin kerjasama bersama klub-klub besar Eropa macam Real Madrid dan Chelsea membuat Cina memiliki masa depan yang cerah disepakbola dunia. Memang mereka tidak mampu membuat sepakbola tetapi keinginan kuat melalui program 50-point dan dukungan sang presiden yang juga gila bola, Xi Jinping akan membuat Cina mampu menjalankan master plannya tersebut.

Dan beruntung penulis membaca bagaimana master plan sepakbola Cina dalam The Weekly FIFA edisi Jum’at (6/11). Hampir sembilan halaman majalah mingguan FIFA tersebut membahas tentang master plan sepakbola Cina dengan diantaranya tentang pandangan eks pelatih Timnas Inggris asal Swedia, Sven Goran Erickson yang berpandangan bahwa Sepakbola Cina akan meraih sukses. Sebuah pandangan penuh perhitungan dari pelatih yang menghabiskan tiga tahun kepelatihan diklub Cina Super League.

 

(anak-anak Cina serius mendengarkan taktik pelatih)

“Disepakbola, Cina berkembang dengan cepar, terutama dilevel klub dengan pengembangan pemain usia mudanya. Kontras dengan apa yang diklaim sebagian orang, karena tidak semua sulit bekerja disini. Para pemain memiliki motivasi untuk sukses, mereka menikmati pertandingan, mereka berlatih dengan keras dan sangt disiplin. Mereka konstant untuk melakukan perbaikan. Saya sangat suka Cina dan jelas bahwa sepakbola disini akan menjadi lebih baik. Dalam 10-15 tahun, sepakbola Cina akan berkembang pesat dan sangat kompetitif,” terang Sven Goran Erickson.

Tentang 50-POIN

Pada bulan Maret tahun ini, Dewan Negara Cina menjabarkan program 50 poin yang berisi tentang rencana pengembangan sepak bola oleh pemangku kepentingan di negeri itu. Adapun tujuan program 50 POIN adalah membuat sepak bola menjadi lebih menarik, sehingga bisa meningkatkan minat pemuda menggeluti olahraga sebelas lawan sebelas ini.

Presiden Xi Jinping yang pernah mengunjungi markas latihan Man City (Inggris) bersama PM Inggris, David Cameroon mendukung penuh program tersebut baik sebagai kepala negara maupun sebagai pribadi. Program 50 POIN meliputi berbagai tingkatan dalam sepakbola Cina yakni tim nasional, liga professional  hingga pengembangan hingga klub-klub sepakbola. 

(klub sepakbola macam Guangzhou Evergrande pun mengembangkan akademinya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun