Mohon tunggu...
Vicca Wardahtul Ishlah
Vicca Wardahtul Ishlah Mohon Tunggu... Mahasiswi -

الكتابة للمعرفة | اللغة العربية

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mencari Jati Diri dengan "Solo Travelling"

3 November 2018   09:55 Diperbarui: 3 November 2018   19:49 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Ijen Banyuwangi/Dokumentasi pribadi

Mencari jati diri merupakan hal yang dilakukan oleh mayoritas manusia. Yang mana ia harus menempatkan dirinya di mana, siapakah sejatinya dirinya itu, dan apa yang pantas untuk dirinya. Ilmu juga mrupakan asupan yang sangat penting bagi manusia.

Memiliki wawasan yang luas menjadikan ia lebih mudah untuk menjalani kehidupan. Bisa dengan sekolah agar kita mendapatkan ilmu dan wawasan pengetahuan yang lebih.

Namun, ada banyak pelajaran dan pengetahuan yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah. Salah satunya adalah pengalaman serta perjalanan. Kedua ini merupakan amunisi-amunisi dalam kehidupan yang sangat penting. Ada yang mengatakan bahwa "pengalaman adalah guru yang nyata".

Sejatinya kehidupan kita itu dibilang monoton jika kita tidak punya skill yang menonjol. Aktivitas yang monoton itu pasti akan membuat kita bosan, jenuh, dan sulit berkembang. Dengan memiliki kebosanan dalam kehidupan kita, pastinya pola pikir kita akan menjadi lambat. Mudah murung, mudah mengeluh, dan mudah marah.

Namun jika kita terlalu memaksakan menambah aktivitas monoton kita akan menjadikan tubuh kita capek. Tak hanya tubuh saja yang merasakan capek. Pikiran kita terutama otak juga akan merasakan capek karena teralu memaksakan tubuh dan otak kita untuk terus bekerja. Dengan itu, keduanya membutuhkan istirahat. 

Istirahat juga tak selalu dengan tidur. Karena sejatinya tidur itu juga akan capek bisa pegel-pegel karena terlalu lama. Nah solusi istirahat sendiri itu dengan jalan-jalan mencari pengalaman contohnya "Travelling". Jika istirahat kita ditujukan untuk membuat diri menjadi tenang. Maka cobalah dengan "Solo Travelling".

Solo travelling itu ya jalan-jalan sendiri. Memang travelling jika dilakukan rame-rame itu seru dan asyik. Seperti bersama teman, keluarga, dll. Tapi mengambil alih jalan-jalan dengan sendiri (solo travelling) akan memberikan manfaat yang jauh beda. Bisa menjadikan diri kita lebih mandiri dan pastinya pengetahuan kita akan luas selama dalam perjalanan.

Jika dilihat, selama kita hidup pasti kita sering bertanya pada diri kita sediri. Siapa sih kita sebenarnya? Mau nya kemana jalan hidup ini? Untuk apa kita hidup? Apa aja yang harus kita lakukan selama kita hidup? Apa saja hal bermanfaat yang seharusnya kita berikan kepada orang lain?

Selain itu kita juga sering membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, kurang ini lah kurang itu lah, kita juga mudah memiliki sifat iri. Tanpa mengetahui dan mengenali sebenarnya masing-masing dari kita juga memiliki kelebihan.

Maka dari itu cobalah Solo Travelling. Kita akan banyak menemui hal-hal yang belum kita jumpai sebelumnya. Selama peralanan kita mungkin akan bertemu dengan pengemis, orang buta, kakek nenek, pengamen, dll. Dengan itu kita akan merasakan lebih bersyukur kala melihat sesamanya yang lebih susah dan berjuang hanya demi sesuap nasi dan sebilang rupiah.

Solo travelling bisa dengan jalan-jalan ke gunung atau bisa disebut "mendaki". Dengan mendaki kita akan lebih dekat dengan alam dan pencipta-Nya. Merasakan kenikmatan dan keindahan  alam dari fajar matahari hingga tenggelam nya. Atau dari sunset hingga sunrise. Jalan-jalan tak harus sekedar me-refresh pikiran tapi kita juga akan mendapatkan pengalaman serta perjalanan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun