[caption id="attachment_274431" align="aligncenter" width="535" caption="ilustrasi: www.dikti.go.id"][/caption]
Ada sejumlah program beasiswa yang diberikan Pemerintah untuk orang Papua. Salah satunya adalah Program ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) untuk siswa/i lulusan SMPyang mau melanjutkan sekolah ke luar Papua dan program ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) bagiyang hendak kuliah. Dibandingkan dengan program beasiswa sebelumnya, ADEM dan ADIK yang baru berjalan dua tahun terakhir ini dibilang cukup sukses mewujudkan amanat Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
Jumlah putra-putri asli Papua yang dibiayai melalui program ADIK 2012 dan ADIK 2013 mencapai seribuan orang lebih. Mereka sedang dan akan menempuh pendidikan di 39 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia pada jurusan-jurusan aplikatif, seperti Kedokteran, Kedokteran Hewan, Kesehatan Masyarakat, Teknik Sipil, Arsitektur Lanskap, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Sipil dan Lingkungan, Akutansi, Agrobisnis, Agroteknologi, Statistika, Peternakan, Perikanan Kelautan dll. http://www.up4b.go.id/index.php/berita/media-massa/item/508-39-ptn-untuk-adik-papua
Sedangkan untuk Program ADEM yang baru dimulai tahun ini, Pemerintah telah mendapatkan hasil seleksi sebanyak 500 orang (350 orang dari Prov Papua dan 150 dari Papua Barat) untuk menempuh pendidikan menengah (SMA dan SMK) di sejumlah sekolah di pulau Jawa dan Bali. http://www.up4b.go.id/index.php/prioritas-p4b/3-affirmative-action/item/403-pengumuman-program-adem-2013
Kedua program afirmasi pendidikan ini adalah bukti kesungguhan pemerintah memberikan perhatian dalam Percepatan Pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat (P4B) dimana kedua provinsi ini telah diberikan kewenangan yang lebih besar (melalui kebijakan Otsus) dalam mengurus dan membangun wlayahnya terlebih lagi dalam hal mengembangkan kualitas sumberdaya manusia agar dapat sejejar dengan daerah lainnya di Indonesia.
Program 1000 Doktor
Sebelumnya, Pemerintah Pusat bersama Pemprov Papua telah mengembangkan program 1000 doktor yang dikelola BPSDM (Badan Pengelola Sumber Daya Manusia) Provinsi Papua. Program yang dimulai tahun 2009 di masa kepemimpinan Gubernur Barnabas Suebu ini sudah mengirimkan lebih dari 200 orang Papua untuk mengecap pendidikan di beberapa universitas ternama di luar negeri. Targetnya, hingga tahun 2025 sudah ada 1000 putra-putri Papua bergelar Ph.D yang dihasilkan melalui program ini.
Salah satu produknya adalah Vonie Blessia yang mengikuti program beasiswa Papua luar negeri, angkatan pertama yang kuliah di Corban University Amerika Serikat (USA) pada 2009 lalu. Dalam waktu 3,5 tahun Vonie berhasil menyelesaikan program S1 di bidang ilmu kesehatan.
[caption id="attachment_274433" align="aligncenter" width="519" caption="Voni Blesia saat diwisuda di di Corban USA. (Foto :zonadama@wordpress.com)"]
“Seperti yang baru saja diukir oleh Vonie Blessia dan Willem Wanane. Ini membuktikan bahwa anak-anak papua cerdas dan mampu bersaing dengan anak-anak cerdas dari luar negeri lainnya,” ungkap Lukas Enembe penuh bangga.
Vony tidak sendirian, tetapi juga ada Willem Wanane, Fredi Kenelak yang memilih Studienkolleg di Jerman dan masih banyak lagi. http://www.bpsdmpapua.org/di-negeri-orang-sesama-mahasiswa-papua-saling-mendukung/
BPSDM Papua juga bekerjasama dengan Yayasan Papua Mandiri Institut untuk mengirimkan siswa sekolah menengah yang berprestasi ke luar negeri. Bulan lalu, Gubernur Papua melepaskan 42 siswa unggulan dari Yayasan Papua Mandiri Institut untuk mengikuti pendidikan di sekolah lanjutan di luar negeri.
Itu baru dari Pemerintah, belum lagi dari kepedulian lembaga swasta seperti gereja, perusahaan swasta yang beroperasi di Papua (PT Freeport misalnya), dari Surya Institute di Jakarta, serta dari perguruan tinggi swasta di Indonesia. Salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Solo yang tahun ini memberikan beasiswa kepada calon mahasiswa dari Papua yang akan menempuh Program Studi Kedokteran Umum dan Kedokteran Gigi. Bentuk bantuan adalah bebas uang masuk sampai biaya selama 12 semester (sampai lulus), serta biaya hidup selama masa studi.
Menitip Harapan
Dengan adanya ribuan putra-putri Papua yang lulus perguruan tinggi nanti, SDM Papua jelas akan berkembang luar biasa. Paling tidak mereka harus kembali untuk membangun Papua atau lebih baik jika mereka mampu membuka lapangan kerja bagi yang lain. Harapan ini diungkapkan seorang Wakil Rakyat dari Papua, Drs Marcus Mirino SH, MM. [caption id="attachment_274434" align="aligncenter" width="550" caption="Pelajar Papua di Surya Institue Jakarta (Foto: www.yohanessurya.com)"]
Harapan yang sama juga disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe ketika melepaskan 42 siswa unggulan dari Yayasan Papua Mandiri Institut ke luar negeri bulan lalu. Luka berpesan: “Orang Papua harus bisa berkiprah dimana-mana. Tidak harus pada pendidikannya, akan tetapi harus memiliki tekhnologi diseluruh dunia, karena ini merupakan harga diri dan martabat orang Papua.” http://www.bpsdmpapua.org/42-siswa-unggulan-siap-diberangkatkan-ke-luar-negeri/
Tidak menutup kemungkinan, para lulusan program beasiswa tersebut bisa menyumbangkan pengetahuan mereka untuk Pemerintah Pusat untuk membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara yang telah membiayai kuliah mereka dengan uang rakyat Indonesia. ***