Mohon tunggu...
Nurvita Wahyu Febriani
Nurvita Wahyu Febriani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just do that I can do, because it's me and that's you.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Jeremy Teti Menangis Di Hadapan Kami

11 November 2012   09:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 25456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jeremy Teti, siapa yang tak kenal News Anchor Liputan 6 Malam SCTV ini?. Dengan salam khas yang senantiasa ia ucapkan disetiap akhir segmennya yang berbunyi, “Salam Es..Ce..Te..Ve..,” Jeremy Teti telah memikat hati para penonton setia acara SCTV khususnya Liputan 6 Malam yang tayang lewat tengah malam setiap hari Senin sampai Jum’at . Bahkan menurut sebuah riset, closing khas Jeremy Teti ini selalu dilihat oleh tiga puluh persen (30%) dari jumlah penonton setia SCTV yang mencapai jutaan orang .

Dan hari ini, tepatnya 11 November 2012, Jeremy Tetipun hadir auditorium Hardjono Danoesastro, yang merupakan auditorium milik Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Ya, Jeremy Teti dengan mengenakan baju putih lengan panjang bermotif batik, Jeremy pun hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara “Public Speaking 2012” yang diselenggarakan oleh program studi ilmu perikanan, fakultas pertanian UGM. Bersama dua orang pembicara lainnya, yaitu Mayda Maya selaku salah satu penyiar Swaragama Fm dan Ridwan Saptoto, S.Psi, P.Si, M.A. , Jeremy Teti pun berbagi hal seputar dunia public speaking. Hhususnya tentang dunia pertelevisian yang menjadi spesialisasi baginya, kepada peserta seminar yang berjumlah kurang lebih tiga ratus lima puluh orang tersebut.

[caption id="attachment_222598" align="aligncenter" width="300" caption="seminar "][/caption]

Pria asal Atambua, kelahiran 31 Maret 1968 ini memang telah delapan belas tahun lamanya berkecimpung dalam dunia media pertelevisian. Pria pemilik nama lengkap Yeremias Teti ini mengawali kariernya dengan bekerja di sebuah perusahaan ekspor di Yogyakarta. Lalu pada tahun 1996, Jeremy Tetipun memberanikan untuk mengejar cita-citanya. “Memang tidak nyambung, saya yang lulusan Isipol Sekolah Tinggi Kartika Bangsa Yogyakarta, bekerja di sebuah perusahaan ekspor. Tapi,saya tidak putus asa untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi presenter televisi,” ujar Jeremy mengawali pembicaraannya.

Banyak hal yang dituturkannya, terutama terkait dengan dunia pertelevisian. “Sekarang ini, saya pun menjada recruitor atau perekrut presenter SCTV khususnya Liputan 6 yang memang saya produseri. Dan menurut saya, dalam dunia televisi penampilan fisik adalah elemen terpenting bagi siapapun yang ingin terjun dalam dunia pertelevisian, termasuk juga untuk menjadi presenter televisi,” tuturnya.

[caption id="attachment_222600" align="aligncenter" width="300" caption="Jeremy Teti tengah mengulas tentang public speaking dalam dunia pertelevisian-dokumentasi pribadi"]

1352625016621782332
1352625016621782332
[/caption]

Pria berlogat khas yang juga merupakan finalis Dimas-Diajeng Yogyakarta tahun 1991 ini, memang senantiasa menjaga penampilan yang menjadi elemen terpenting bagi profesinya. Pun dalam setiap rekruitmen yang ia lakukan untuk pemilihan presenter Liputan 6, penampilanlah yang akan paling ia nilai. “Penampilan itu nomor satu, wawasan bisa diisi,” tegasnya. Ya, lagi-lagi karena kita berbicara tentang dunia pertelevisian, dimana penonton akan menilai kita dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tak ada seorang penonton pun yang mau tahu tentang keadaan orang yang tampil di media, baik itu artis maupun awak media seperti halnya seorang news anchor atau pembaca berita layaknya Jeremy Teti sekalipun.

Disela-sela pembicaraannya, Jeremy pun meminta enam orang peserta untuk berbicara di hadapan seluruh hadirin. Para pesertapun berebut untuk memperoleh kesempatan itu. Dan dua diantara enam peserta itupun, ternyata merupakan mahasiswa dan mahasiswi UGM yang juga berasal dari Atambua. Jeremy pun terkejut seraya tersenyum setelah mengetahuinya. Kedua mahasiswa itupun merasa bangga salah seorang putra daerah mereka telah mengharumkan kota mereka yaitu Atambua dan mereka menitip pesan pada Jeremy Teti. “Saya harap agar media yang salah satunya adalah SCTV dapat menjadi agen perubahan yang sekaligus membantu pemberantasan kasus korupsi,” tutur seorang mahasiswa majister komunikasi UGM yang kerap disapa Mau oleh rekannya ini.

Selain Mau, Margaretta mahasiswa prodi ilmu perikanan UGM yang juga berasal dari Atambua pun ingin turut berdiskusi dengan Jeremy Teti. Iapun menanyakan tentang perjalanan karier Jeremy. Disinilah, seluruh hadirin dibuat larut dalam keheningan menyaksikan seorang Jeremy Teti berurai air mata.

[caption id="attachment_222602" align="aligncenter" width="300" caption="moderator berusaha menenangkan Jeremy Teti yang tengah berurai air mata-dokumentasi pribadi"]

1352625164275197351
1352625164275197351
[/caption]

Dengan terbata-bata, Jeremy pun mengungkapkan kisah hidupnya yang begitu pahit. Bahkan iapun berulang kali menutupi wajahnya karena tak mampu menahan air mata di hadapan hadirin. Ya, ia menuturkan bahwa segala yang ia raih kini memang telah melalui perjuangan yang luar biasa.

Jeremy yang memang berasal dari keluarga yang tidak berlebih harta, dulu memang sempat kuliah di sebuah universitas di Timor-Timur sampai semester V. Ya, ia yang sejak kecil bercita-cita menjadi seorang presenter TV, akhirnya nekat untuk mengantar adiknya yang ingin kuliah di Jogja. Dengan bekal uang yang seadanya, akhirnya iapun membulatkan tekad untuk keluar dari tanah Timor-Timor meski tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Akhirnya, Jeremypun diterima di Sekolah Tinggi Kartika Bangsa Yogyakarta dan sempat melanjutkan pendidikan disebuah lembaga pendidikan mengambil pendidikan broadcast. Setelah lulus, iapun bekerja di sebuah perusahaan ekspor di Yogyakarta dan pada tahun 1994 Jeremy diterima di SCTV Surabaya, hingga kemudian pindah ke Jakarta untuk mendaftar ke program berita Liputan 6 Pagi. Lagi-lagi dengan modal nekat iapun menuju Surabaya dengan naik bus malam,hingga iapun harus tidur di terminal.

“Saya tidur di terminal beberapa kali karena memang bolak-balik Yogya-Surabaya. Dan suatu ketika saya bertemu seorang bapak di terminal yang entah siapa dan mendo’akan saya semoga bisa meraih cita-cita saya,” tuturnya seraya mengusap air mata. Hingga pada tanggal 24 Agustus 1996 iapun menjadi presenter untuk kali pertamanya on air di Liputan 6 Pagi yang bertepatan dengan ulang tahun SCTV bersama Ira Koesno .

Ya, para hadirin pun haru melihat air mata Jeremy Teti yang berurai. Ia menuturkan bahwa hidup merupakan perjuangan, karenanya kita harus berusaha meraih cita-cita kita. Dan diakhir diskusi dalam penyerahan kenang-kenangan bagi para peserta yang bertanya dan maju berbicara dihadapan hadirin tadi, Jeremypun memeluk dan mencium pipi Margaretta seraya berpesan untuk terus berjuang mewujudkan cita-cita

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun