Mohon tunggu...
Uttik Puspitasari
Uttik Puspitasari Mohon Tunggu... -

uttik puspitasari lahir di jakarta 16 mei 1987, anak ke 2 dari 3 bersaudara.\r\n\r\nMahasiswi STIKOM INTERSTUDI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Cabe-cabean

18 April 2014   00:55 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

FENOMENA CABE-CABEAN

Fenomena cabe-cabean booming pada akhir 2013 dan awal 2014 ini.

Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan fenomena Anak alay dan segala isitilah-istilahnya, mulai dari cara berpakaian hingga cara berbicara. walaupun sempat surut ditahun 2013 kini muncul lagi istilah baru di tahun 2014 yakni gadis Cabe-cabean.

Kini “spesies baru” gadis cabe-cabean diperkenalkan sebagai tren mutakhir. Tidak jelas siapa yang mulai mempopulerkannya. Istilah ini menyebar secara viral dan dikenal luas karena dianggap mencerminkan sejumlah remaja zaman sekarang.

Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Usia mereka umumnya sama, kisaran SMP dan SMA.

Psikolog Klinik Anak dan Dewasa, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPEd menjelaskan, anak-anak usia 14 tahun hingga 18 tahun memang harus hati-hati dalam mendidiknya. Apalagi masa remaja adalah masa pencarian jati diri.

"Kan dari dulu juga sudah banyak groupies gini. Kalau menurut saya sih, di mana-mana anak yang `menyimpang` pasti ada," kata wanita yang akrab disapa Diana

Menurutnya, saat remaja mencari jati dirinya, ada yang memiliki cara yang baik dengan berprestasi dan ada yang memilih cara instan dengan bersenang-senang seperti cabe-cabean.

Cabe-cabean sebenarnya hanya merujuk pada gadis belia usia SMP dan SMA yang senang keluyuran malam dan nongkrong di dunia balap liar. Sementara terong-terongan terjadi pada remaja pria disebut dengan fenomena terong-terongan. Umumnya fenomena ini melanda remaja pria usia 13 hingga 18 tahun. Biasanya remaja pria ini senang dengan kehidupan malam, suka tawuran, dan menghisap ganja.

Berikut cara mengenal atau mengidentifikasi Gadis Cabe-cabean.

3B: Behel, Blackberry dan Berponi

Ciri untuk mengenaliGadis Cabe-cabean dan Terong-terongan adalah3B, Behel, Blackberry dan Berponi. Behel yang asalnya digunakan untukmerapikan gigibagi mereka behel hanya sekedar gaya. Nekatnya lagi mereka memakai behel ala kadaranya saja tidak melalui konsultasi dokter gigi, maklum konsultasi ke dokter gigi cukup mahal.B yang kedua adalah Blackberry bagi mereka Blackberry dipakai untuk gaya dan sekedar update status BBM tanpa memahami apa kegunaan asli Blackberry.

Make up salah waktu, kadang muka lebih putih dari leherModel make up gadis cabe-cabean terkesan dipaksakan. Saking ngebetnya pengen makeup berlebih dan tidak jarang kulit muka berbeda dengan warna kutil leher dan badan.

Boncengan bertiga, sambil main HP, ngebut buat cari perhatian
Diantara sekian ciri yang disebutkan diatas, ciri yang satu ini terbilang cukup berbahaya, mereka suka berkendara sepeda motor dengan membonceng lebih dari dua orang, misalnya tiga orang, bisa juga sampai empat orang, jangan ditiru!. Alih-alih membawa motor dengan hati-hati, mereka justru doyan ngebut dengan harapan dianggap keren oleh orang yang melihatnya. Lucunya lagi, gadis cabe-cabean kerap kali melewati segerombolan pria nongkrong dengan memacu kencang motornya demi menarik perhatian.

Enggak pernah mengaku cabe

Gadis cabe-cabean tidak pernah mengakui dirinya sendiri.

Kegiatan wajib hari ini: update status

Kegiatan wajib yang tidak boleh terlewat dari gadis cabe-cabean adalah update status di media sosial dan instant messaging. Bahkan biasanya memberi kabar yang penting seakan banyak orang yang peduli. Belum lagi pemakaian kata-kata yang berlebihan dengan susunan huruf angka dicampur.

Pacaran di sembarang tempat

Mereka akan banyak “bertebaran” di keramaian, kadang bersembunyi di tempat-tempat gelap. Mereka dengan santai memarkir motor di pinggiran jembatan layang dan duduk berdempet dengan sang kekasih sambil menikmati lampu malam kota.

Pasang foto editan

Di foto profil Facebook atau Avatar Twitter akan terlihat cantik, saat ditemui akan jauh berbeda. Mereka seringkali mengedit foto diri menjadi lebih putih, lebih mulus dan lebih imut demi menarik perhatian lawan jenis dan agar bisa bertemu.

Berbaju Minim di Banyak Tempat

Seperti ditulis kapanlagi.com, Jumat (27/12/2013), baju ketat dan celana pendek adalah ciri khas gadis cabe-cabean terutama jika naik sepeda motor. Memamerkan paha mereka adalah hal yang biasa. Kerap kali gadis cabe-cabean begitu percaya diri memakai baju serba minim dan ketat meskipun tidak cocok.

Komentar Kak Seto (psikolog anak)
Kak Seto menegaskan cabe cabean adalah fenomena yang umum terjadi. “Usia muda sekitar SMP SMA itu karena hasrat seksual libidonya itu tinggi. Karena banyak ditahan perasaannya sehingga mereka menyalurkannya ke perilaku berisiko seperti cabe-cabean,” kata Kak Seto

Untuk menghindari hal tersebut Kak Seto menyarankan orangtua perlu menyalurkan perasaan terpendam lewat hal-hal positif. “Seharusnya orang tua cabe-cabean itu menyalurkan emosi anaknya dengan melibatkan anak ke hal-hal positif misalnya ikut les. Libatkan mereka ke dalam kegiatan positif selain itu kasih sayang dan perhatian jangan sampai berkurang. Sesibuk-sibuknya orangtua harus tetap memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang,” ujarnya.

Penyebab adanya Gadis Cabe-cabean dan Terong-terongan

Banyak faktor yang menyebabkan fenomena ini muncul. Setidaknya ada tiga faktor utama yang memiliki andil khusus.

Pertama, faktor media.Tak dapat dipungkiri, tayangan di televisi tidak banyak memberikan tuntunan yang mendidik dan membangun. Khususnya pada segmen remaja. Gaya hidup yang diperlihatkan dalam sinetron-sinetron atau drama-drama impor sedikit banyak mempengaruhi remaja kita untuk menirunya. Lihat saja bagaimana cara berpakaian dan gaya hidup mereka dijiplak habis oleh remaja putri dalam komunitas cabe-cabean ini.

Kedua adalah faktor keluarga,dalam hal ini adalah orang tua. Pengawasan orang tua terhadap aktivitas anak tidak boleh lepas begitu saja. Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih sayang dan perhatian. Salah satu mengapa fenomena ini muncul adalah banyaknya remaja-remaja broken home yang mencari pelampiasan dengan cara-cara negatif.

Ketiga, faktor lingkungan.Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.

Kita semua sepakat bahwa fenomena ini perlu mendapatkan perhatian. Tak ada yang menginginkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang hidupnya sia-sia. Di sisi lain masa remaja menyimpan potensi yang sangat besar untuk pembentukkan karakter di usia dewasa. Banyak peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa mulai bergerak dari sekarang.

Pertama, peran keluarga.Dari keluargalah penanaman nilai-nilai agama dimulai. Anak-anak disadarkan bahwa dia diciptakan di dunia ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Kedua, lingkungan.Masyarakat perlu ikut andil dalam menjaga lingkungan sekitarnya dari hal-hal semacam ini. Sikap individualis dan apatis harus dibuang jauh. Tindakkan amar ma’ruf nahyi mungkar tak boleh disepelekan. Ketiga, peran negara. Perlu ada regulasi atau kebijakan yang menjaga remaja kita. Dari mulai siaran media, lingkungan, pendidikan, dsb. Jangan sampai kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut.

Kita pun harus menyadari bahwa masalah ini adalah efek domino dari sistem kapitalisme yang diterapkan. Persoalan ekonomi, politik, hukum, pendidikan, sosial, semuanya adalah mata rantai yang saling berkaitan. Karena itu upaya jangka panjang yang tak boleh terlupakan adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun