Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Orbit Bumi Menyemai Ekonomi Kreatif Nusantara

27 Februari 2017   14:23 Diperbarui: 27 Februari 2017   14:35 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satelit 3S (sumber: goodnewsfromindonesia.id)

Peluncuran satelit 3S baru-baru ini menjadi bukti keseriusan Telkom dalam melayani kebutuhan Telekomunikasi Informasi dan Komunikasi (TIK) di negeri nusantara. Ia diharapkan dapat membuka interaksi digital bagi daerah yang belum terjaman internet serta menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi bangsa.

Tepat pada 15 Februari 2017 lalu Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan menuju orbit bumi dalam rangka memenuhi kebutuhan komunikasi nusantara. Proyeksinya, ia akan berada pada posisi 118 derajat Bujur Timur di ketinggian 35.755 di atas Selat Makassar. Satelit Telkom 3S sendiri akan melengkapi Satelit Telkom sebelumnya, yaitu Telkom-1 danTelkom-2. 

Alex Sinaga, direktur Telkom, saat peluncuran satelit tersebut menyatakan bahwa keberadaannya diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap satelit asing, mengurangi kesenjangan akses informasi di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil), serta meningkatkan peran serta Telkom dalam membangun masyarakat digital Indonesia guna meningkatkan perekonomian bangsa.

Soal ketimpangan akses internet, survey APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) tahun 2016 bisa memberi gambarannya. Berdasarkan survey penetrasi penggunaan internet Indonesia, ternyata daerah yang lokasinya berada semakin ke timur, pengguna internet di negeri ini semakin kecil. Kecilnya pengguna internet salah satunya disebabkan oleh kesulitan mengakses internet. 

Sebaran Pengguna Internet di Indonesia (suber: isparmo.web.id)
Sebaran Pengguna Internet di Indonesia (suber: isparmo.web.id)
Perihal peranannya dalam membangun perekonomian bangsa, saya teringat apa yang dibilang Rhenald Kasali dalam bukunya, Mutasi DNA Powerhouse. Menurut Kasali, Indonesia sangat berkepentingan membangun ekonominya dengan kekuatan powerhouse, sebuah rumah besar berbentuk badan usaha yang mengayomi puluhan hingga ratusan ribu orang, baik sebagai karyawan maupun pemasok. Powerhouse bukan cuma sekedar menciptakan lapangan pekerjaan dan menyumbang pajak yang besar, melainkan juga mengkonversikan nilai tambah. Ia harus memberikan value dan impact positif terhadap bangsa ini. Powerhouse juga berperan menjadi ikon yang mengangkat citra baik Indonesia. Katanya, negara-negara sejahtera selalu bertopang pada Powerhouse mereka sebagai vehicle ekonomi.

Pada titik inilah, melalui peluncuran satelit 3S ini Telkom berusaha menjalankan fitrahnya dalam memberi value dan impact positif terhadap bangsa. Lagi pula, sebagai powerhouse dibidang Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK), peran Telkom ini relevan dengan kajian McKinsey yang menyebut bahwa ada korelasi positif antara kesiapan TIK dan daya saing ekonomi. Riset menunjukkan setiap 10% peningkatan penetrasi broadband berdampak positif pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,21 hingga 1,38%.

Pada saat yang sama, perkembangan teknologi internet dan digital telah memacu pertumbuhan beragam industri kreatif. Internet menyumbang fasilitas bagi pemasaran serta promosi industri kreatif. Tidak main-main, Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) menyebut kontribusi industri ini menyumbang Rp. 642 Triliun atau sekitar 7 persen terhadap total PDB Indonesia pada tahun 2015 lalu. Kontribusi terbesar berasal dari usaha kuliner sebanyak 32,4 persen, fashion 27,9 persen, dan kerajinan 14,88 persen. Bekraf sendiri mengindentifikasi ada 16 subsektor yang termasuk pada jenis industri kreatif ini.

Jenis-Jenis Industri Kreataif (sumber: ekon.go.id)
Jenis-Jenis Industri Kreataif (sumber: ekon.go.id)
Maka, sangat logis jika dalam rangka memacu perekonomian bangsa terutama di daerah 3T, Telkom bisa serius membidik pengembangan industri kreatif digital. Setidaknya ada 3 isu yang menjadi tantangan disini, yaitu menginisiasi lahirnya industri kreatif berbasis digital di daerah 3T, mendorong perkembangan usaha di daeah 3T yang pertumbuhannya masih rendah, serta mendorong produk-produk di daerah 3T untuk dapat dijual secara global melalui e-commerce.  

Tanpa mengecilkan potensi industri kreatif pada subsektor lain, rasanya subsektor yang potensial untuk digarap adalah kuliner, fashion dan kerajinan. Ketiganya merupakan usaha yang jamak ditemui disetiap daerah. Dengan keberagaman budaya berbagai daerah, setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Mendorong ketiga subsektor ini bisa sekaligus memperkenalkan budaya bangsa yang beragam.

Soal prospek pengembangan e-commerce dan digitalisasi industri kreatif, Kominfo menyebut lebih dari 77% pengguna internet di negeri ini menggunakannya untuk mencari informasi produk dan belanja online. Bukankah ini pangsa pasar yang sangat potensial?

Prospek E-Commerce di Indonesia (sumber: kominfo.go.id)
Prospek E-Commerce di Indonesia (sumber: kominfo.go.id)
Kabar baiknya, Telkom sebenarnya sudah punya pengalaman dalam pengembangan industri kreatif ini. Sebut saja, mereka telah menggulirkan program Indigo Creative Nation (ICN), Kampung UKM Digital, dan BAGUS-Indonesia. Jadi saya yakin mereka akan mudah berkiprah mendorong pertumbuhan industri kreatif di daerah 3T ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun