Mohon tunggu...
Ayah Quina
Ayah Quina Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar tiap hari

my quina :) :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mungkinkah Aku Anxiety Disorders?

23 Maret 2017   13:37 Diperbarui: 23 Maret 2017   13:57 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kisah ini dimulai 10 hari setelah ulang tahun pada bulan September tahun lalu. Awalnya saya menjalani kehidupan normal seperti kebanyakan orang, kebahagiaan sangat terasa setelah kehadiran si buah hati sehingga hari-hari yang di jalani tanpa terasa dan begitu cepat seiring dengan pertumbuhan puteriku. Disaat menjalani hari-hari tersebut terbesit dalam pikiran bahwa saya menjalani hidup seperti tantangan dengan aktivitas kerja dan bertemu keluarga seminggu sekali, rutinitas ini dijalani terus hingga melewati 2 (dua) tahun dan sejujurnya saya sangat bahagia.

Pemicu terjadinya "corrupt " otak ini diawali dengan membaca sebuah artikel "Tanda-tanda Menjelang Kematian" saya lupa dari website mana yang menayangkannnya. Salah satu kebiasaan sehari-hari adalah membaca berita atau artikel online, entah kenapa saat itu tertarik membaca artikel tersebut, walaupun sebelumnya tidak pernah tertarik untuk membaca hal seperti itu. Setelah membaca artikel tersebut otak ini bekerja secara cepat, tanda pertama yang disebutkan saya merasakan sudah terjadi seminggu sebelumnya, saya menunggu tanda kedua yang akan terjadi 4 (empat) hari lagi. Menjelang 4hari otakku menjadi kacau, saya sudah membayangkan kematian yang di depan mata, membayangkan anakku besar tanpa Ayahnya, membayangkan Istri yang akan tertatih membesarkan anak kami, dan disaat kecemasan itu semakin tinggi, otak ini semakin dalam menganalisanya , kadang untuk menenangkan hati aku membayangkan anakku dibesarkan oleh Iparku yang juga sangat menyayanginya.

Setelah 4 hari setelah itu, tanda-tanda dalam artikel tersebut menghampiriku, pikiranku semakin kacau lagi, terpikir olehku untuk membuat status di facebook untuk terakhir kalinya dan membuat status tunda yang akan diterbitkan pada hari kematianku, semuanya terencana dalam program otakku. Disela-sela pikiran itu kadang muncul juga harapan bahwa ini mungkin tidak terjadi, namun yang dominan adalah kecemasan dan ketakutan.

Selain kejadian diatas, sebelumnya saya juga pernah mengalami kecemasan lain. Saat mendapat kabar teman satu Posko Kuliah Kerja Nyata meninggal, info dari teman dia meninggal karena batu empedu dan Maag, saya membaca status facebook terakhirnya yang mengatakan keluhan tentang kondisinya. Setelah itu saya merasakan seolah-olah sakit seperti dia dan ketakutan meninggal juga. Disaat aku mengalami sakit dibawah perut kanan, lalu searching dan hasilnya mengatakan sakit batu empedu, setelah itu saya merasa cemas akan kematian karena batu empedu.

Setelah kejadian tersebut aku selalu dihinggapi kecemasan berlebihan, walaupun sebelumnya mengalami juga namun setelah kejadian yang terakhir ini aku merasa hidupku dalam ketakutan. Pada saat anakku panas, aku seraching di internet dan membaca kejadian anak kecil yang meninggal karena suhu demam, saat kakiku kesemutan aku seolah-olah aku kena gejala DM, saat dada kiri sakit aku seolah-olah sakit jantung, pikiran itu terus muncul tidak berujung, ibarat kita mengalami jatuh tapi tubuh kita tidak pernah sampai ke bawah; terus jatuh.

Muara dari kejadian tersebut, akhirnya aku mengalami Insomnia. Ini adalah jawaban dari pikiranku yang tersebut sebelumnya, aku kurang mengalami tantangan hidup lagi setelah menikah. Insomnia ini mulai menghinggapi lebih kurang 3 bulan yang lalu, diawali kesulitan tidur selama 3 (tiga) malam lebih, selama itu aku hanya tidur 1-3 jam per malam, pada malam keempat aku izin untuk pulang dan saat tidur sama keluarga aku bisa tidur nyenyak. Siklus ini berlanjut, Insomnia muncul saat aku jauh dari keluarga.

Saat mengalami tidak bisa tidur pada malam hari adalah cobaan terberat hidupku, 2 jam pertama bolak-balik ditempat tidur adalah bagian yang biasa, bila lebih 2 jam muncullah ketakutan luar biasa, perasaan yang bercampur aduk, kadang menangis dan saya sempat berpikir lebih baik tidak ada lagi di dunia ini, inilah tantangan terberat bagiku, khusus pikiran untuk mengakhiri hidup, aku selalu menguatkan hatiku bahwa Tuhan masih menyayangiku dan aku sudah berjanji bahwa tidak akan melakukannya, aku takut abadi dalam neraka.

Ketakutan-ketakuhan ini saya lagi di internet, katanya kecemasan berlebihan adalah suatu penyakit jiwa yang namanya "anxiety disorders". apakah saya menderita penyakit teman Shcizoprenia, Panic Disorder,Depresi ataupun Gangguan Bipolar ini ?

Tulisan ini saya buat sebagai sugesti saya tadi malam bahwa saya akan menulis yang positif bila saya bisa tidur dengan nyenyak, Alhamdulilah Allah SWT mengabulkannya. Mohon dukungan dan doanya agar saya bisa melewati semua ini. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun