Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Elektabilitas Versi Litbang Kompas Turun, Pendukung Jokowi-Ma'ruf Tidak Perlu Panik

21 Maret 2019   19:45 Diperbarui: 21 Maret 2019   20:09 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 01, Joko Widodo - Ma'ruf Amin (Gambar: kompas.com)

Hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menempatkan posisi elektabilitas pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf pada angka 49,2 persen seharusnya tidak membuat para pendukung mereka cemas atau pun takut. 

Betul bahwa angka ini mengalami penurunan dibanding pada Oktober tahun lalu, di mana posisinya berada pada angka 52,6 persen. Namun sekali lagi, tidak perlu ditanggapi pesimis. Mengapa?

Pihak Litbang Kompas sendiri mengaku bahwa selisih persentase elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandiaga berkisar 11,8 persen. Artinya, meski kelihatannya kalah, Jokowi-Ma'ruf tetap unggul.

Kemudian, dari hasil survei, ada sebanyak 13,4 persen responden lagi yang suaranya masih abu-abu, belum terungkap jelas akan berpihak ke pasangan mana. Seandainya pun dibelah rata atau tidak ke masing-masing pasangan, Jokowi-Ma'ruf lagi-lagi akan tetap unggul.

Infografis: kompas.com
Infografis: kompas.com
Ingat, mengacu pada penghitungan suara sah saat Pilpres usai dilaksanakan, pemenangnya adalah pasangan yang berhasil memperoleh jumlah surat suara 50 persen plus 1 suara (50%+1).

Alasan lain mengapa para pendukung Jokowi-Ma'ruf wajib optimis yakni, sebaran responden Litbang Kompas tidak menyasar mayoritas atau seluruh wilayah di Indonesia, hanya di 500 kelurahan yang melibatkan 2.000 responden. Sedangkan saat ini total kelurahan di Indonesia mencapai 8.490.

Untuk menjangkau banyak responden atau seluruh lokasi memang sesuatu hal yang mustahil dilakukan Litbang Kompas, sama seperti keterbatasan yang dialami oleh beberapa lembaga survei lain sehingga menggunakan metode sampling, akan tetapi sebagian kecil sasaran survei tersebut belum tentu mengisyaratkan hasil akhir pada pemungutan suara nanti.

Belum lagi perang opini dan dilema psikologi yang masih terus terjadi di tengah masyarakat selama beberapa minggu ke depan menjelang Pilpres, di mana cukup potensial mempengaruhi angka elektabilitas dari masing-masing pasangan capres-cawapres menjadi fluktuatif.

Lalu apakah maksudnya para pendukung Jokowi-Ma'ruf diam dan tidak perlu berbuat apa-apa lagi? 

Jelas tidak. Mereka harus menjadikan hasil survei update Litbang Kompas sebagai cambuk untuk semakin giat melakukan terobosan. Mereka juga tidak boleh terlena memuja hasil survei dari lembaga-lembaga survei serupa, yang mana tentu dianggap lebih membahagiakan dibanding hasil survei Litbang Kompas.

Langkah-langkah yang perlu diambil ke depan oleh para pendukung Jokowi-Ma'ruf, baik relawan dan simpatisan maupun tim sukses adalah memperluas jangkauan kampanye positif, terutama di wilayah-wilayah yang menurut beberapa lembaga survei perolehan angka elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf tergolong rendah dibanding pasangan Prabowo-Sandiaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun