Mohon tunggu...
Tri Wahyudi
Tri Wahyudi Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Budaya Tradisi di Era Globalisasi

17 Desember 2012   00:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:32 5360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sebuah Renungan Pentingnya Melestarikan Budaya Tradisi Asli Indonesia di Era Globalisasi"

Masalah budaya tradisional Indonesia yang dianggap telah dicuri oleh negara lain merupakan wacana yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. Pengakuan budaya tradisional asli Indonesia oleh negara lain tersebut menimbulkan amarah rakyat Indonesia yang tidak rela budaya mereka diakui sebagai milik negara lain. Namun permasalahan itu seharusnya menjadi renungan bagi setiap individu, sejauh mana usaha menjaga dan melestarikan budaya tersebut agar tetap kokoh berdiri di tanah air ini? Atau memang sengaja mengabaikan budaya tradisi sendiri sehingga kecolongan oleh bangsa lain dan berceloteh ketika musuh datang?
Perkembangan di era globalisasi merupakan barometer semakin kompleks kehidupan manusia saat ini. Pengaruh globalisasi tersebut memang membawa banyak keuntungan; tejalin komunikasi antarbangsa dan terbentuknya peluang kegiatan antarnegara dalam cakupan luas. Akan tetapi dibalik profit itu semua ada ancaman yang menjadi tantangan besar bagi setiap bangsa sebagai pelakunya. Seharusnya kemajuan tersebut harus disertai dengan sikap bijaksana agar memberikan dampak positif terhadap eksistensi jati diri bangsa supaya tetap lestari.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke memiliki kemajemukan suku dan budaya tradisi sebagai ciri khas daerah masing-masing. Keanekaragaman budaya tradisi tersebut menjadi kebanggaan masyarakat dan menjadi nilai jual bagi pelancong yang berkunjung ke Indonesia. Seiring kemajuan peradaban manusia saat ini, ancaman globalisasi terhadap eksisitensi jati diri bangsa dibidang budaya tersebut tercermin dari semakin terkikisnya budaya lokal. Budaya lokal atau budaya tradisi seolah-olah tergantikan oleh budaya global, khususnya budaya luar disegala aspek kehidupan masyarakat Indonesia; generasi muda saat ini lebih gandrung pada konser-konser lagu pop dibandingkan dengan minikmati pertunjukkan tarian atau pementasan wayang.
Realita kehidupan generasi muda saat ini sebagai produk modernisme semakin kurang tertarik terhadap hal-hal yang berbau tradisi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan budaya tradisi dianggap kuno, ketinggalan zaman dan hanya milik generasi sebelumnya saja. Pada hakikatnya budaya tradisi sebagai produk asli para leluhur terkandung banyak nilai-nilai luhur pembentuk jati diri bangsa. Contonhya nilai luhur yang terdapat dalam pementasan wayang; dalam pertunjukkan seni budaya pewayangan baik wayang kulit ataupun wayang golek didalamnya terdapat makna dan pesan spiritual yang dijelaskan melalui simbol-simbol pewayangan baik yang ada dibentuk wayang tersebut secara khusus maupun yang ada pada panggung pementasan umumnya. Jika nilai-nilai filosofis luhur yang terkandung dalam sebuah hasil budaya tradisi hilang dan tidak lagi dimengerti oleh generasi muda, maka mereka hanya akan memiliki nilai-nilai universal yang belum tentu bermanfaat dan tentunya akan mengikis nilai luhur jati diri bangsa Indonesia secara perlahan-lahan. Namun, Problematik yang sedang dihadapi saat ini adalah usaha pemeliharaan dan pelestarian budaya tradisional sampai sekarang belum mampu mencapai hasil maksimal seiring merabahnya budaya modern dari luar.
Pentingnya menjaga kelestarian budaya tradisi merupakan pekerjaan rumah yang harus dibenahi kembali. Pengakuan negara lain atas budaya asli Indonesia sebelumnya merupakan renungan bagi masyarakat untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan dalam negeri sendiri. Sikap tersebut bukan semata-mata menutup kemungkinan atau membatasi generasi muda saat ini untuk mengetahui dan mempelajari budaya luar, tetapi lebih menekankan mencintai budaya asli dan ikut serta melestarikannya.

Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan upaya-upaya pelestarian budaya tradisi di era globalisasi saat ini memang menemukan banyak kendala. Kendala tersebut dapat dianalisis dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menjadi penghambat adalah sikap nasionalisme individu untuk lebih mencintai budaya asli Indonesia yang masih rendah, terkadang pola hidup individualisme menjadi faktor penyebab minimnya kesadaran untuk memiliki sesuatu secara bersama-sama dan komperhensif. Faktor eksternal yang menjadi penghambat dalam upaya pelestarian budaya tradisi tersebut adalah kurangnya sosialisasi dan mediasi baik itu dari pihak yang bertanggung jawab menangani masalah tersebut maupun media sebagai sarana public relations yang menjembatani informasi kepada masyarakat. Selain itu, peran masyaralat juga cukup penting untuk mengajarkan pada generasi muda agar memiliki keahlian untuk melestarikan budaya yang dimilikinya. Namun, realisasi di lapangan hal tersebut tidak terlaksana sehingga generasi muda tidak peduli dengan eksistensi budayanya sendiri. Sebagai contoh Generasi muda mungkin tidak mengetahui lagu-lagu dan tarian dari daerah mereka sendiri tetapi mereka bisa dengan mudahnya menarikan tarian modern atau balet dan menyanyikan lagu-lagu anak sekarang.
Usaha untuk menjaga kelestarian budaya tradisi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Secara sfesifik dapat dilakukan dengan cara:
1) Upaya untuk mempelajari kebudayaan tradisi oleh setiap individu.
2) Mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tradisi.
3) Menambah wawasan dengan cara mempelajari budaya dari daerah lain.
4) Menanamkan nilai kepada generasi muda agar bangga dengan budaya tradisi nusantara.
5) Membuat wadah atau lembaga untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas generasi muda dalam hal kebudayaan.

Upaya pelestarian itu akan berkesinambungan apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan adanya sosialisasi dari berbagai media massa baik regional maupun nasional. Implikasinya baik secara cepat atau lambat budaya tradisional kembali populer dan menjadi identitas bangsa Indonesia di dunia Internasional. Wacana pentingnya menjaga dan melestarikan budaya tradisi akan terwujud jika telah muncul kesadaran setiap individu untuk berkomitmen ikut serta sebagai aktor yang memainkan peran sebagai pecinta dan pemerhati budaya lokal atau budaya tradisi itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun