Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasidi no. 110: Nasib Para Pecundang

16 Agustus 2017   09:35 Diperbarui: 16 Agustus 2017   09:38 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan berlalunya bulan Agustus, pekik Merdeka mulai sayup-sayup sebelum pada akhirnya untuk sementara senyap. Merdeka dari penjajahan bangsa lain sudah lama dicapai tetapi merdeka dari hasrat dan niat jahat yang tidak berkenan pada Tuhan masih harus terus diperjuangkan. Kadang kalah kadang menang dapat dirasakan dengan mudah dan jelas, tetapi yang lebih hebat, khususnya bagi yang cermat sebagai pengamat, ternyata perjuangan untuk merdeka dari hasrat yang tidak berkenan bagi Tuhan bukan perjuangan yang mudah. Ini perjuangan yang berat, harus dilakukan hampir sepanjang hidup, dan statistik hasil sementaranya menunjukkan betapa manusia lebih sering kalah daripada menang. Jika ada yang merasa sebaliknya, maka sarannya silahkan dilihat kembali dengan lebih cermat statistik pribadinya. 

Untuk yang mengakui bahwa memang lebih banyak kalah daripada menang dalam 'pertarungan abadi' ini, ternyata pintu harapan selalu terbuka karena Sang Maharahim dan Mahapengampun berkenan melakukanNya. Kalau tidak seperti ini, dapat dibayangkan betapa celaka nasib para pecundang ini. Lebih jauh setelah menghardik salah seorang muridNya yang dianggap sebagai batu sandungan, Tuhan menyampaikan sebuah pesan yang sangat terkenal karena kedahsyatannya yang berisi resep memenangkan pertarungan abadi melawan semua hasrat dan keinginan yang tidak berkenan bagi Tuhan. 

Ini penggalan sabda tersebut: 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.' Mereka yang gagal menyangkal apalagi memang tidak mau melakukannya jelas tidak layak bagi Tuhan. Hampir semua perintah Tuhan hanya dapat dilaksanakan jika penghalang dihilangkan, dan penghalang paling kuat sekaligus paling dekat adalah diri sendiri. Selamat menjalankan perintah Tuhan setelah berhasil mengalahkan diri sendiri. Kasidi 110 - tbs-01092016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun