Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasidi no. 106: Dalih Dapat Menjadi Sumber Petaka

11 Agustus 2017   13:43 Diperbarui: 11 Agustus 2017   13:50 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemikiran yang tepat, jitu dan cerdas, sudah sejak lama ada. Analogi yang mencengangkan juga sudah sejak lama ada dalam bentuk kiasan dan peribahasa. Simak saja contoh berikut. 'Panas setahun dihapus hujan sehari.' 'Karena nila setitik rusak susu sebelanga.' 'Sekali lancung ke ujian seumur hidup orang tidak percaya.' Masih banyak lagi yang sejenis yang kurang lebih artinya 'serangkaian perbuatan baik selama bertahun-tahun dapat sirna karena satu perbuatan jahat' atau dapat juga diartikan 'serangkaian perbuatan jahat selama bertahun dapat hapus karena satu perbuatan baik.' Manusia lebih fokus pada makna yang pertama sedangkan Tuhan lebih menyukai yang kedua. Manusia lebih sering memperhatikan orang-orang yang melakukan satu kesalahan dan kemudian menganggap semua kebaikan sebelumnya sama sekali tidak ada, sedangkan Tuhan suka memperhatikan satu perbuatan baik lalu melupakan serta menghapus semua kesalahan. 

Tentu tidak mudah meneladan Tuhan karena manusia memang bukan Tuhan tetapi perintah Tuhan jelas dan tegas hampir dalam banyak hal termasuk murah hati. Yang harus ditiru dan diteladani adalah bukan manusia yang cenderung tidak murah hati tetapi Bapa, tetapi Tuhan, yang selalu dan senantiasa murah hati pada semua orang termasuk yang paling berdosa, yang paling hina, yang paling begini yang paling begitu. Jadi, memang tidak mudah meneladan Tuhan untuk selalu bermurah hati meskipun itu tuntutan utama yang diberikan pada mereka yang percaya. Dalam murah hati tidak ada tempat untuk 'dalih' karena dalih dapat menjadi sumber petaka seperti  dicatat 'Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. (Yang lain menyampaikan alasan dan dalih yang lain.) Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.' S

edangkan pada bagian yang lain Tuhan mengatakan tanggapan dan sikap dua anak ketika diminta melakukan sesuatu. Yang pertama mengatakan ya tapi tidak melakukan, yang kedua mengatakan tidak tetapi melakukan. "Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Tuhan kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah." Peringatan ini memang keras tetapi juga amatlah lembut bagi yang percaya. Merdeka. Kasidi 106 -  - tbs-27082016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun