Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 011 - Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi

11 Agustus 2017   12:39 Diperbarui: 31 Agustus 2017   09:57 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi

Hitam, coklat, kuning, putih, warna-warnimu wahai biji
Digunakan Tuhan guna menggambarkan perintah ilahi
Betapa kerajaan surga awalnya amat kecil tak terperi,
Tapi setelah tumbuh bercabang jadi sarang, ia sesawi,
Lalu burung bercanda, nikmati indahnya mentari pagi.

Tentang bijimu, sesawi walau ukurannya kecil sekali,
Tapi banyak ajaran merujuk dirimu sebagai referensi.
Simak bagaimana Sang Guru Utama, siap berapi-api
Berusaha menyadarkan orang bernama Kisa Gotami
Yang sedang sedih hati, karena kehilangan anak laki.
Hanya ada satu yang dapat hidupkan anak yang mati,
Biji sesawi, boleh kuning boleh putih asal milik petani
Yang kerabat sahabat tak pernah dikuburkan ke bumi.

Kisa Gotami pergi, dari negeri ke negeri, puri ke puri
Dengan tekun bertanya, pergi mencari serta mencari
Biji kecil sesawi, boleh warna-warni asal milik petani
Seperti yang dikata, jelas sekali oleh sang guru suci,
Tetapi seperti yang sejak dahulu kala telah menjadi
Ketentuan untuk semua mahluk hidup di muka bumi,
Mana ada orang, kaya miskin, hina suci, biasa sakti,
Yang keluarga, kerabat dan sahabat tak pernah mati.
Gagal mencari setelah lama berputar ke sana ke mari,
Kisa Gotami akhirnya kembali, mencapai cerah rohani
Karena ia segera menyadari betapa di dalam hidup ini
Tidak ada yang tak mati, jika bukan sekarang ya nanti.

Penebus yang kudus serta pencerita yang amat jenius,
Gunakan biji sesawi, gambarkan betapa sangat serius
Persoalan khusus tertebus dalam menumbuhkan terus
Iman total percaya kepada Kristus yang juga penebus,
Sampai-sampai dengan halus dinyatakan secara tulus
Bahwa jika iman sebesar biji sesawi saja, pasti bagus
Karena gunung bukit pun dapat dipindah dengan mulus.

Kerajaan surga ibarat berkembang, bercabang-cabang
Bak sesawi tumbuh ke langit dengan layar terkembang.
Yang bertobat lalu jadi murid Penebus jaman sekarang
Juga terus hidup bertumbuh membesar tanpa bimbang
Agar buah merentang panjang di dahan dan di batang.
Benarkah iman telah tumbuh berbuah dan berkembang,
Khawatirnya hanya jalan di tempat serta tak berimbang.
Persis seperti barang-barang yang ada di dalam gudang.
Seribu basa diam membungkam dan tidak berkembang.

Dr. Tri Budhi Sastrio -- tribudhis@yahoo.com
HP. 087853451949 - SDA04092011 -- Essi no. 011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun