Kisa Gotami Mencari Biji Sesawi
Hitam, coklat, kuning, putih, warna-warnimu wahai biji
Digunakan Tuhan guna menggambarkan perintah ilahi
Betapa kerajaan surga awalnya amat kecil tak terperi,
Tapi setelah tumbuh bercabang jadi sarang, ia sesawi,
Lalu burung bercanda, nikmati indahnya mentari pagi.
Tentang bijimu, sesawi walau ukurannya kecil sekali,
Tapi banyak ajaran merujuk dirimu sebagai referensi.
Simak bagaimana Sang Guru Utama, siap berapi-api
Berusaha menyadarkan orang bernama Kisa Gotami
Yang sedang sedih hati, karena kehilangan anak laki.
Hanya ada satu yang dapat hidupkan anak yang mati,
Biji sesawi, boleh kuning boleh putih asal milik petani
Yang kerabat sahabat tak pernah dikuburkan ke bumi.
Kisa Gotami pergi, dari negeri ke negeri, puri ke puri
Dengan tekun bertanya, pergi mencari serta mencari
Biji kecil sesawi, boleh warna-warni asal milik petani
Seperti yang dikata, jelas sekali oleh sang guru suci,
Tetapi seperti yang sejak dahulu kala telah menjadi
Ketentuan untuk semua mahluk hidup di muka bumi,
Mana ada orang, kaya miskin, hina suci, biasa sakti,
Yang keluarga, kerabat dan sahabat tak pernah mati.
Gagal mencari setelah lama berputar ke sana ke mari,
Kisa Gotami akhirnya kembali, mencapai cerah rohani
Karena ia segera menyadari betapa di dalam hidup ini
Tidak ada yang tak mati, jika bukan sekarang ya nanti.
Penebus yang kudus serta pencerita yang amat jenius,
Gunakan biji sesawi, gambarkan betapa sangat serius
Persoalan khusus tertebus dalam menumbuhkan terus
Iman total percaya kepada Kristus yang juga penebus,
Sampai-sampai dengan halus dinyatakan secara tulus
Bahwa jika iman sebesar biji sesawi saja, pasti bagus
Karena gunung bukit pun dapat dipindah dengan mulus.
Kerajaan surga ibarat berkembang, bercabang-cabang
Bak sesawi tumbuh ke langit dengan layar terkembang.
Yang bertobat lalu jadi murid Penebus jaman sekarang
Juga terus hidup bertumbuh membesar tanpa bimbang
Agar buah merentang panjang di dahan dan di batang.
Benarkah iman telah tumbuh berbuah dan berkembang,
Khawatirnya hanya jalan di tempat serta tak berimbang.
Persis seperti barang-barang yang ada di dalam gudang.
Seribu basa diam membungkam dan tidak berkembang.
Dr. Tri Budhi Sastrio -- tribudhis@yahoo.com
HP. 087853451949 - SDA04092011 -- Essi no. 011