Mohon tunggu...
Tjitjih Mulianingsih Ws
Tjitjih Mulianingsih Ws Mohon Tunggu... Guru - Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Guru yang menyukai menulis dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat buat Bu Nita

20 Juli 2017   20:42 Diperbarui: 20 Juli 2017   21:15 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi Pribadi)

Pagi ini setelah subuh, tiba tiba aku teringat. Ternyata kita tidak bersama lagi. Dalam pembagian tugas wali kelas. Kamu tau aku tidak keberatan ditempatkan di kelas manapun.  Tetapi menyadari bahwa kita tidak menjadi wali kelas bersamaan levelnya ternyata sedih juga , karena itu berarti ada saat saat kita akan berjalan masing masing dan ini mau tak mau membuatku meneteskan air mata.

Ternyata setelah kutelaah cukup lama juga kita menjalani tugas bersama, dan sudah pasti itu seperti pahatan pada kayu Tectona grandis. Akan tersimpan lama selama ratusan tahun dan itu artinya perjalanan kenangan kita bersama membimbing murid murid kls 6 akan selalu terukir di hati abadi selamanya.

Bu Nita, susah, senang, bahagia, sedih, gemetar ataupun kecewa atau kekhawatiran ketika menemani mereka memasuki gerbang selanjutnya adalah kumpulan titik titik perjalanan dalam hidupku yang akan menjadi porsi besar dalam kenangan indah. Kamu tau dan pasti ingat bagaimana kita menangis bersama ketika tak bisa melegalisir sertifikat kejuaraan anak di Disdikpora. Padahal itu sudah tk wilayah 4 dan bagaimana sorot mata kepedihan anak tersebut yang tak bisa masuk ke smp yang diinginkan dan kita bersama sepakat, sorot mata anak itu akan tersimpan dan terbawa hingga ajal menjemput. Satu lagi pengalaman adalah bagaimana kita mengerti dan memahami kekecewaan orang tua yang anak anaknya tak bisa diterima di smp favorit di kota Karawang dalam rapat orang tua murid.

Orang orang di sekitar kita mungkin pasti sepakat bahwa kita memiliki sifat karakter dan kesukaan seperti bumi dan langit, bling dan tak bling, tetapi sebenarnya kita saling memperkaya.

Bu Nita dulu kini dan sekarang , aku ternyata tidak menganggapmu sebagai partner, aku menganggapmu sebagai adik dan saudara perempuanku.  Maafkan ya kalau ini dianggap tidak profesional. Bu Nita tahukah, dalam setiap doaku, aku selalu menyebut namamu pada deretan  pertama teman temanku dalam sujud dan doaku, Alfatikha selalu untukmu tetap tegar kuat dan sehat ya.

Besok mungkin tidak sama lagi,

Tapi ketahuilah dalam abai dan lalaiku kepadamu,

Aku menyayangimu

Karawang, 9 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun