Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Jadikanlah Peristiwa Pahit dalam Hidup Kita Pelajaran Berharga

8 April 2015   09:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23 2657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14284597241188493078

Peristiwa Pahit Dalam Hidup Adalah Pelajaran Paling Berharga Bagi Kita

Setiap orang yang normal, pasti memiliki sejuta impian dan harapan dalam hidupnya.Namun ada hal yang perlu kita pahami,bahwa setiap orang memiliki impiannya masing masing, Apa yang bagi kita sebuah impian, mungkin bagi orang lain, hanya bagaikan membeli kacang goreng. Begitu juga bisa terjadi sebaliknya. Sesuatu hal yang mungkin menjadi kerinduan bagi kita untuk meraihnya,mungkin saja bagi orang lain, sudah menjadi sesuatu yang membosankan. Bahkan mungkin dibuang begitu saja.

Sepotong Kisah Kecil Yang Tak Pernah Usang

Sebuah contoh hidup yang pernah saya alami.

Saya terlahir dalam keluarga besar. Sebelas orang bersaudara dan saya nomer 8. Ayah saya hanya seorang sopir truk. Bisa dibayangkan bagaimana hidup kami.

Sejak dari kecil ,saya mendambakan untuk makan roti dengan keju. Bahkan berkali kali saya bermimpi tentang hal itu. Karena terlahir dari keluarga miskin,maka yang dapat saya nikmati adalah makan roti sumbu alias ubi rebus dengan sedikit garam dan membayangkannya seolah olah makan roti keju.

Suatu waktu saya pulang sekolah. Seperti biasa berjalan kaki . Saya melintas di depan sebuah rumah mewah ,yang selalu saya kagumi . Saya melihat pemilik rumah memegang sepotong roti berlapis entah keju atau ham. Saya hanya bisa menelan ludah. Tapi roti tersebut hanya digigit sepotong dan kemudian diberikan kepada anjingnya.

Saya tersentak dan dalam hati,alangkah enaknya bila roti tersebut diberikan pada saya.Seorang anak yang merindukan sepotong roti keju sejak bertahun tahun. Namun tentu hanya tangisan dalam hati.Tangisan seorang anak miskin, yang pada saat itu baru berusia 9 tahun.

Lama saya terpana menyaksikan adegan ini, Bahkan sangat heran,ketika anjing pemilik rumah ini,ternyata hanya makan separuhnya dan sisanya ditinggalkan berserakan dilantai..Tampak lapisan roti berisi keju berhamburan. Rupanya bukan hanya tuannya yang bosan, tapi anjingnya pun sudah bosan makan roti keju.......

Akhirnya Roti Keju Itu Saya Dapatkan Juga

Baru setahun sesudah itu ,saya dapatkan sepotong roti keju dari seorang Om di restoran Central di kota Padang.Sampai malamnya saya tidak minum air, karena tidak ingin rasa keju itu sirna . Malamnya saya bermimpi indah, sudah mendapatkan  apa yang saya impikan bertahun tahun,

Kisah ini sudah berlalu 62 tahun lalu,namun saya tidak pernah melupakannya. Bahkan saya jadikan pelajaran paling berharga dalam hidup, untuk selalu peduli pada orang lain Belajar dari setiap kejadian dalam hidup kita, betapapun pahitnya, akan membentuk sikap mental kita.

Agar selalu mawas diri, untuk selalu ingat :

Jangan mengeluh karena bosan akan makanan yang ada dihadapan kita,karena diluar sana ada orang yang merindukan untuk mendapatkannya.

Apa yang bagi kita tak berharga, mungkin bagi orang lain adalah sesuatu yang diimpikannya

Sesuatu yang dapat kita peroleh dengan mudah,mungkin bagi orang lain butuh waktu bertahun untuk menabung.

Belajar dari setiap peristiwa hidup ,akan menghadirkan butir butir pencerahan dalam diri kita

Untuk selalu menyukuri hidup ,bukan hanya dengan ucapan ,melainkan dengan menerapkan hidup berbagi.

Untuk bisa berbagi,tidak harus menunggu kita kaya,tapi bisa dengan berbagi sepotong roti

Atau berbagi lewat tulisan kita,yang mungkin ada manfaatnya bagi orang lain

Tulisan ini adalah cuplikan dari biografi saya. Bila ada manfaat yang dapat dipetik dari tulisan sederhana ini, tentu akan menjadi sebuah berkah bagi saya ,Dan tidak sia sialah saya menulis dan mempublishnya disini.

Iluka, 8 April, 2015

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun