Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

WFH Dapat Gaji Masih Menggerutu?

28 Maret 2020   10:51 Diperbarui: 28 Maret 2020   18:38 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://health.clevelandclinic.org/how-to-work-from-home-still-be-productive/

Jutaan Orang Pingin Dapat Kesempatan Semacam Itu, Tapi  Belum Beruntung !

Sejak terjadi serangan fajar oleh Virus Corona yang menguncang dunia, maka ada banyak hal yang dapat kita perhatikan. Salah satunya adalah perilaku manusia dalam menghadapi Pademi yang sudah merambah dunia dan tidak terkecuali negeri kita, Indonesia. Ketika WFH atau Work From Home  diterapkan di berbagai perusahaan, maka seperti biasa, komentar Pro dan Kontra berhamburan dan menjadi viral. Bagi yang berpikiran positif, sangat bersykur, karena dengan cara ini, di samping ikut mengurangi penyebaran Virus Corona, mengurangi kemacetan di jalan raya, gajipun diterima secara utuh.

Kemudahan lainnya adalah bisa berpakaian bebas dan mengatur waktu kerja secara bebas. Tidak perlu lagi setiap pagi setor wajah pada Bos yang wajahnya tidak sedap dipandang mata dan seterusnya. Tapi ini kan komentar dari karyawan yang bermental positif. 

Komentar Karyaan yang Bermental Krupuk

Aduh, pemerintah bikin susah orang saja. Dengan seenaknya  mengatur ada yang LFH - Learn From Home dan ada pula yang diwajibkan WFH  atau Work From Home. Sungguh bikin repot orang saja. Bayangkan:

Biasanya setiap hari duduk di ruang ber-AC dan disediakan secangkir kopi oleh si mbak yang cantik. Tapi sejak WFH diterapkan, harus kerja di ruang penggap. Mana kopi harus bikin sendiri pula karena istri sibuk dengan urusan dapur dan anak-anak.

Terus, baru saja mulai kerja online, eee internet putus, entah tuyul mana pula yang usil. Maka harus buang waktu utak-atik dan harus mulai lagi dari awal karena pekerjaan tadi belum di-save sudah lenyap. Baru mulai bekerja, istri di dapur sudah berteriak, " Pa, tolong tuh, panggilkan si mas Tukang sayur, ntar keburu jauh. Nih, masakan tidak bisa ditinggalkan." Aduh mak.

Sudah boleh kerja dengan tenang? Ntar dulu. Anak yang duduk di SMA yang juga "dihukum harus belajar di rumah" tiba-tiba datang mendekat. "Pa, bosan ah belajar di rumah, nggak asyik banget, baru mau belajar, sudah disuruh mama bantuin adik bikin PR. "

Episode  Menggerutu Jalan Terus

Pada intinya, bagi karyawan yang diikutsertakan dalam program kerja WFH sungguh-sungguh merasa tersiksa dan rasanya. Kalau masih terus WFH bakalan masuk ke RSJ

Padahal ada  jutaan orang yang bermimpi untuk mendapatkan peluang emas semacam ini, yakni kerja di rumah dan gaji jalan terus.Tapi cobalah sediakan waktu beberapa detik saja. Betapa banyak golongan karyawan yang tidak akan pernah dapatkan kesempatan untuk WFH, antara lain: 

  1. Office boy atau Office Girl 
  2. petugas sekuriti kantor
  3. pekerja bagian produksi
  4. custumer service
  5. karyawan bagian listrik dan perawatan gedung
  6. kasir  
  7. dan seterusnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun